Investasi
Akhirat dengan Amal Jariyah
Dalam kehidupan modern, istilah
“investasi” sering dikaitkan dengan upaya menanam modal untuk memperoleh
keuntungan di masa depan. Namun, dalam perspektif Islam, ada bentuk investasi
yang nilainya jauh lebih besar, bertahan lebih lama, dan tidak tergerus oleh
inflasi dunia: investasi akhirat melalui amal jariyah. Ini adalah bentuk
amal yang terus mengalir pahalanya bahkan setelah pelakunya meninggal dunia.
Dalil
dari Al-Qur’an dan Hadis
Islam sangat menekankan pentingnya meninggalkan
amal yang bermanfaat dan berkelanjutan. Allah SWT berfirman:
قُلْ إِنَّ رَبِّى يَبْسُطُ ٱلرِّزْقَ لِمَن
يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ وَيَقْدِرُ لَهُۥ ۚ وَمَآ أَنفَقْتُم مِّن شَىْءٍۢ
فَهُوَ يُخْلِفُهُۥ ۖ وَهُوَ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ
"Katakanlah
(Muhammad), “Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki
di antara hamba-hamba-Nya dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki). Dan
apa saja yang kamu infakkan, maka Allah akan menggantinya; dan Dialah Pemberi
rezeki yang terbaik.”
(QS. Saba’: 39)
Sedangkan dalam hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ
عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ
بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
"Apabila
anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali
tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang
mendoakannya."
(HR. Muslim, no. 1631)
Apa
Itu Amal Jariyah?
Amal jariyah berasal dari kata jariyah yang berarti
"mengalir". Maksudnya adalah amal kebaikan yang pahalanya terus
mengalir bahkan setelah seseorang meninggal dunia.
Contoh-contoh amal jariyah:
- Membangun masjid atau fasilitas ibadah
- Menyumbang wakaf untuk sekolah, rumah sakit, sumur air
bersih
- Menyebarkan atau mencetak mushaf Al-Qur'an
- Mengajarkan ilmu yang bermanfaat
- Membiayai pendidikan anak yatim atau santri
- Menanam pohon yang menghasilkan manfaat
Mengapa
Amal Jariyah Disebut Investasi Akhirat?
- Pahalanya terus mengalir tanpa putus
- Seperti bunga dari investasi dunia, amal jariyah
memberi "dividen pahala" secara terus-menerus.
- Tidak tergerus oleh waktu dan usia
- Meskipun pelakunya wafat, amalnya tetap hidup dan
memberikan manfaat.
- Dilipatgandakan oleh Allah SWT
- Dalam QS. Al-Baqarah: 261, Allah menjanjikan pahala
sedekah hingga 700 kali lipat.
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ
فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ
سُنبُلَةٍۢ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَـٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ
وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
"Perumpamaan
orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai terdapat seratus biji. Allah
melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya)
lagi Maha Mengetahui."
(QS. Al-Baqarah: 261)
Strategi
Praktis Investasi Amal Jariyah
Bidang |
Contoh
Aksi Nyata |
Pendidikan |
Menyumbang buku, beasiswa,
mengajar |
Dakwah |
Mendanai media dakwah, radio Islam |
Infrastruktur |
Wakaf masjid, sumur, jalan ke
pesantren |
Teknologi |
Menciptakan aplikasi atau konten
Islami |
Lingkungan |
Menanam pohon, menjaga sumber air |
Renungan:
Dunia Sementara, Akhirat Kekal
Manusia seringkali sibuk mengejar
investasi dunia berupa properti, emas, saham, dan lainnya. Namun Rasulullah ﷺ
mengingatkan:
الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ، وَعَمِلَ
لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا،
وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ الْأَمَانِيَّ
"Orang
yang cerdas adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya dan beramal untuk
kehidupan setelah mati. Dan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa
nafsunya lalu hanya berangan-angan kepada Allah."
(HR. Tirmidzi, no. 2459 – hasan)
Amal jariyah adalah warisan abadi,
jejak amal yang tidak hanya bermanfaat di dunia tapi juga menyelamatkan di
akhirat. Ia menjadi bukti cinta sejati kita kepada Allah dan manusia.
Amal jariyah adalah bentuk investasi
akhirat yang paling menguntungkan dan abadi. Dengan amal ini, seorang Muslim
dapat menabung pahala setelah kematian, sekaligus memberi manfaat nyata
bagi masyarakat. Mari berlomba dalam kebaikan dan menjadikan hidup ini penuh
makna, bukan hanya untuk hari ini, tapi juga untuk kehidupan yang kekal di
akhirat kelak.
Referensi
- Al-Qur'an al-Karim
- Shahih Muslim, no. 1631
- Sunan Tirmidzi, no. 2459
- Tafsir Ibnu Katsir – QS. Al-Baqarah: 261
- Wahbah Az-Zuhaili. Fiqh Islami wa Adillatuhu
- Quraish Shihab. Tafsir al-Misbah
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan titip komentar anda..