![]() |
Toleransi dan Saling Menghargai dalam Islam |
Islam adalah agama rahmat yang membawa kedamaian, keadilan, dan penghormatan terhadap sesama manusia. Salah satu nilai luhur yang dijunjung tinggi dalam Islam adalah toleransi (tasāmuḥ) dan saling menghargai perbedaan. Toleransi dalam Islam bukan berarti menyamakan semua ajaran, melainkan menghormati hak orang lain dalam menjalankan keyakinannya, tanpa harus menyetujui kebenaran semua agama.
1. Makna Toleransi dan
Menghargai dalam Islam
Toleransi berasal
dari kata tasāmuḥ (التَّسَامُحُ) yang berarti memberi kemudahan, kelembutan, dan tidak
memaksakan kehendak. Dalam Islam, toleransi ditunjukkan dalam bentuk:
·
Menghormati pemeluk agama lain tanpa mencampuri
akidah mereka.
·
Tidak mencela kepercayaan orang lain.
·
Menjaga hubungan sosial yang baik dengan semua
orang.
·
Menghindari kekerasan, paksaan, dan penghinaan.
2. Dalil Al-Qur’an tentang
Toleransi
a. Tidak
ada paksaan dalam beragama
لَا إِكْرَاهَ فِي
الدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ
“Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama;
sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat.”
(QS. Al-Baqarah: 256)¹
Ayat ini
menjelaskan bahwa Islam tidak membenarkan pemaksaan agama kepada siapa pun.
b. Allah
menciptakan manusia dalam keberagaman
يَا أَيُّهَا
النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا
وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, lalu Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.”
(QS. Al-Hujurat: 13)²
Islam
mengakui keberagaman dan menganjurkan agar umat manusia saling mengenal dan
menghargai perbedaan.
3. Hadis Nabi ﷺ tentang
Toleransi
a. Islam
adalah agama yang mudah dan penuh kasih
إِنَّ الدِّينَ
يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ
"Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak
ada seorang pun yang mempersulit agama melainkan ia akan dikalahkan olehnya."
(HR. Bukhari no. 39)³
Toleransi
adalah bentuk kemudahan dalam menjalankan agama tanpa memaksakan atau
mempersulit orang lain.
b. Nabi
Muhammad ﷺ
adalah teladan dalam akhlak mulia
إِنَّمَا بُعِثْتُ
لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاَقِ
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia.”
(HR. Ahmad no. 8952)⁴
Akhlak
yang mulia mencakup sifat toleran, lemah lembut, dan menghargai sesama manusia.
4. Contoh Toleransi Nabi
Muhammad ﷺ
·
Piagam Madinah: Rasulullah ﷺ membuat perjanjian damai dengan berbagai
kelompok, termasuk Yahudi dan kaum musyrik, dalam bingkai kehidupan bersama
yang damai.
·
Mengunjungi orang sakit non-Muslim:
Rasulullah ﷺ
pernah menjenguk seorang anak Yahudi yang sakit (HR. Bukhari).
·
Tidak membalas hinaan dengan kekerasan:
Rasulullah ﷺ
tetap bersikap lembut meskipun mendapat hinaan, seperti yang terjadi di Thaif.
5. Batasan Toleransi dalam
Islam
Islam
menekankan toleransi sosial, bukan toleransi aqidah. Artinya, umat Islam tetap
teguh dengan akidahnya, namun tidak memaksakan kepada orang lain, serta tidak
mencela keyakinan lain.
Toleransi dan saling menghargai adalah bagian
dari ajaran Islam yang agung. Dalam masyarakat yang majemuk, nilai-nilai ini
menjadi fondasi penting untuk membangun perdamaian, keharmonisan, dan keadilan.
Umat Islam harus meneladani Nabi Muhammad ﷺ yang menjadi simbol kasih sayang dan
toleransi sejati terhadap semua kalangan.
Catatan Kaki (Referensi)
1.
Al-Qur’an, Surah Al-Baqarah: 256.
2.
Al-Qur’an, Surah Al-Hujurat: 13.
3.
Bukhari, Shahih
al-Bukhari, no. 39.
4.
Ahmad, Musnad
Ahmad, no. 8952.