![]() |
Konsep Kecukupan dalam Islam |
Dalam
dunia modern yang sarat dengan gaya hidup konsumtif, banyak orang terjebak
dalam perlombaan tanpa henti untuk meraih kekayaan dan kenikmatan duniawi.
Akibatnya, muncul kecemasan, ketamakan, dan bahkan keputusasaan karena merasa
"tidak pernah cukup". Padahal Islam telah menawarkan konsep kecukupan
(القَنَاعَة)
yang menentramkan hati dan membawa keberkahan dalam hidup.
Kecukupan
dalam Islam bukan berarti pasrah pada keadaan tanpa usaha, tapi merupakan sikap
batin yang merasa cukup atas apa yang Allah anugerahkan, disertai dengan
ikhtiar yang halal dan berkah.
Makna Kecukupan dalam Islam
Secara
bahasa, al-qanā‘ah (القَنَاعَة) berarti merasa cukup dan ridha terhadap rezeki yang diberikan
oleh Allah. Sementara dalam syariat, ia berarti:
“Menerima
pemberian Allah dengan penuh syukur, tanpa tamak terhadap apa yang dimiliki
orang lain, serta tetap bekerja dan berusaha sesuai kemampuan.”
Nabi
Muhammad ﷺ
bersabda:
لَيْسَ
الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kekayaan
bukanlah karena banyaknya harta benda, tetapi kekayaan adalah kekayaan jiwa.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalil-Dalil tentang Kecukupan
- Al-Qur'an:
وَفِى
ٱلسَّمَآءِ رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ
"Dan
di langit terdapat rezekimu dan apa yang dijanjikan kepadamu."
(QS. Adz-Dzariyat: 22)
- Hadis:
قَدْ
أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ، وَرُزِقَ كَفَافًا، وَقَنَّعَهُ اللَّهُ بِمَا آتَاهُ
"Beruntunglah
orang yang masuk Islam, diberi rezeki yang cukup, dan Allah jadikan dia merasa
cukup dengan apa yang diberikan kepadanya."
(HR. Muslim)
Manfaat Kecukupan dalam Kehidupan
- Hati Tenang dan
Tidak Rakus
Orang yang merasa cukup tidak sibuk memikirkan dunia secara berlebihan, sehingga jiwanya tenang dan damai. - Menumbuhkan
Syukur
Kecukupan melahirkan rasa syukur yang berkelanjutan, sedangkan kerakusan memunculkan keluh kesah yang tak berujung. - Menghindarkan
dari Hutang dan Riba
Sikap merasa cukup akan menahan seseorang dari hidup di luar kemampuan, termasuk berutang tanpa keperluan mendesak. - Memperkuat
Ketergantungan kepada Allah
Orang yang qana’ah menyandarkan kehidupannya kepada Allah, bukan kepada kekayaan duniawi.
Kecukupan Bukan Anti-Kaya
Islam
tidak melarang seseorang menjadi kaya. Bahkan banyak sahabat Rasulullah ﷺ
yang kaya raya seperti Abu Bakar, Utsman bin ‘Affan, dan Abdurrahman bin ‘Auf.
Namun, kekayaan mereka tidak menjadikan hati mereka bergantung pada dunia, dan
mereka tetap rendah hati serta dermawan.
Kecukupan
adalah sikap batin. Seseorang bisa kaya harta tapi tetap qana’ah, atau miskin
harta namun hatinya dipenuhi ketamakan.
Cara Menumbuhkan Sikap Qana’ah
- Memperbanyak
Syukur
Syukur membuat kita fokus pada apa yang dimiliki, bukan yang belum ada. - Membatasi
Keinginan, Bukan Kemampuan
Jangan mengikuti semua keinginan. Islam mengajarkan kesederhanaan dan zuhud. - Melihat ke Bawah
dalam Urusan Dunia
Nabi ﷺ bersabda:
انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا
إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ
"Lihatlah
kepada orang yang di bawah kalian (dalam hal dunia), jangan melihat kepada yang
di atas kalian."
(HR. Bukhari dan Muslim)
- Menjaga Hati
dari Hasad dan Tamak
Hati yang iri dan serakah takkan pernah merasa cukup.
Konsep
kecukupan dalam Islam adalah jalan menuju kehidupan yang penuh ketenangan dan keberkahan.
Islam tidak mendorong umatnya untuk menjadi miskin, tapi agar tidak diperbudak
oleh dunia. Hidup berkecukupan bukan tentang berapa banyak harta yang kita
miliki, tetapi seberapa besar kita mampu mensyukuri dan mengelolanya dengan
bijak. Mari tumbuhkan sikap qana’ah dalam hidup kita agar dunia berada di
tangan, bukan di hati.
Daftar Pustaka
- Al-Qur’an
al-Karim
- Shahih Bukhari
dan Muslim
- Imam Al-Ghazali,
Ihya’ Ulumuddin
- Ibnu Rajab
al-Hanbali, Jami’ al-‘Ulum wal-Hikam
- Dr. Yusuf
al-Qaradawi, Thaqafah al-Da‘iyah
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan titip komentar anda..