13 Juni, 2025

Sabar Menghadapi Cobaan Hidup
Hidup di dunia adalah ujian. Allah SWT menciptakan kehidupan sebagai ladang amal untuk menguji siapa di antara hamba-Nya yang paling baik amalnya. Salah satu ujian terbesar yang dihadapi manusia adalah cobaan hidup, yang datang dalam berbagai bentuk seperti kesulitan ekonomi, kehilangan orang tercinta, penyakit, dan sebagainya. Dalam Islam, sikap yang diperintahkan untuk menghadapi semua ini adalah sabar.

Makna Sabar dalam Islam

Sabar berasal dari kata ṣabara yang berarti menahan. Dalam konteks syariat, sabar adalah kemampuan seseorang untuk menahan diri dari putus asa dalam menghadapi ujian, menahan dari maksiat saat tergoda, dan istiqamah dalam ketaatan kepada Allah.

Imam Al-Ghazali menyebutkan bahwa sabar mencakup tiga aspek: sabar dalam taat, sabar dalam menjauhi maksiat, dan sabar dalam menerima takdir Allah SWT¹.

Dalil-Dalil Tentang Sabar

1. Dalil dari Al-Qur’an

وَلَنَبْلُوَنَّكُمۡ بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 155)²

Ayat ini menunjukkan bahwa cobaan merupakan bagian dari kehidupan yang pasti dialami oleh setiap manusia. Namun, Allah juga memberikan kabar gembira bagi orang-orang yang mampu bersabar.

Allah juga menjanjikan pahala tanpa batas bagi mereka yang bersabar:

قُلْ يٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَـٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌۭۗ وَأَرْضُ ٱللَّهِ وَٰسِعَةٌۭۗ إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍۢ

 “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
(QS. Az-Zumar: 10)³

2. Dalil dari Hadis

جَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ.

"Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Semua urusannya adalah baik. Jika ia mendapat kebahagiaan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, maka itu baik baginya."
(HR. Muslim, No. 2999)⁴

Dalam hadis lain, Nabi SAW bersabda:

وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ

"Barangsiapa yang berusaha untuk bersabar, maka Allah akan memberikan kesabaran kepadanya. Dan tidaklah seseorang diberi suatu pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran."
(HR. Bukhari dan Muslim)⁵

Keutamaan Sabar dalam Menghadapi Cobaan

  1. Mendekatkan diri kepada Allah.
    Cobaan adalah sarana untuk menyucikan hati dan memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta.
  2. Menghapus dosa-dosa.
    Rasulullah SAW bersabda:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ، وَلَا وَصَبٍ، وَلَا هَمٍّ، وَلَا حُزْنٍ، وَلَا أَذًى، وَلَا غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

"Tidaklah seorang Muslim tertimpa suatu kelelahan, penyakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan, bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus sebagian dosa-dosanya karenanya."
(HR. Bukhari dan Muslim)⁶


  1. Meningkatkan derajat di sisi Allah.
    Kesabaran adalah tanda kekuatan iman dan akhlak yang luhur. Allah mengangkat derajat orang-orang sabar di dunia dan akhirat.

Cara Menumbuhkan Kesabaran

  • Menanam keyakinan bahwa Allah Maha Adil dan Maha Bijaksana.
  • Menguatkan keimanan dan tawakal.
  • Mendekatkan diri kepada Al-Qur’an dan sunnah.
  • Berdoa memohon kekuatan dan kesabaran.
  • Mengingat bahwa ujian dunia bersifat sementara.

Sabar bukanlah kelemahan, melainkan kekuatan hati yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang beriman. Dalam setiap kesulitan, Allah telah menjanjikan kemudahan. Maka, mari kita latih diri untuk bersabar, karena sabar adalah kunci keberhasilan dunia dan akhirat.

إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 6)

 

Catatan Kaki (Referensi)

  1. Al-Ghazali. Ihya’ ‘Ulumuddin, Juz 4, Bab Sabar dan Syukur. Beirut: Dar al-Fikr.
  2. Al-Qur’an al-Karim, QS. Al-Baqarah [2]: 155.
  3. Al-Qur’an al-Karim, QS. Az-Zumar [39]: 10.
  4. HR. Muslim, No. 2999, Kitab Zuhd.
  5. HR. Bukhari, No. 1469 dan Muslim, No. 1053.
  6. HR. Bukhari No. 5641 dan Muslim No. 2573.

 


0 komentar:

Posting Komentar

Silakan titip komentar anda..

Popular

Popular Posts

Blog Archive