09 Juli, 2025

Adab Berteman dalam Islam

Dalam Islam, pertemanan bukan sekadar hubungan sosial biasa. Persahabatan merupakan salah satu sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan meraih keberkahan dunia-akhirat. Seorang teman yang baik bisa menjadi penolong di dunia, penyejuk hati, dan bahkan pemberi syafaat di akhirat. Karena itu, Islam mengatur adab berteman agar setiap hubungan dibangun atas dasar takwa, cinta karena Allah, dan saling menasihati dalam kebaikan.

1. Memilih Teman yang Baik

Islam menganjurkan agar kita berteman dengan orang-orang saleh yang bertakwa. Rasulullah bersabda:

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
"Seseorang itu tergantung agama temannya, maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan dengan siapa ia berteman."
(HR. Abu Dawud no. 4833, Hasan Shahih)¹

Penjelasan: Teman yang buruk bisa menarik seseorang pada keburukan, sedangkan teman yang saleh akan mengajak kepada kebaikan.

2. Saling Mencintai karena Allah

Islam mengajarkan bahwa persahabatan terbaik adalah karena Allah, bukan karena kepentingan duniawi.

الْمُتَحَابُّونَ فِي اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، يَغْبِطُهُمُ النَّبِيُّوْنَ وَالشُّهَدَاءُ
"Orang-orang yang saling mencintai karena Allah akan berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya, para nabi dan syuhada pun cemburu kepada mereka."
(HR. At-Tirmidzi no. 2390, Hasan Shahih)²

3. Tidak Menyakiti dan Saling Menjaga

Islam sangat menekankan agar seorang Muslim tidak menyakiti temannya, baik dengan lisan maupun perbuatan.

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ
"Celakalah bagi setiap pengumpat lagi pencela."
(QS. Al-Humazah: 1)³

Rasulullah juga bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
"Seorang Muslim adalah yang membuat Muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya."
(HR. al-Bukhari no. 10 dan Muslim no. 40)⁴

4. Menutupi Aib Teman

Islam mengajarkan untuk saling menutupi aib, bukan membuka atau menyebarkannya.

مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
"Barang siapa menutupi aib seorang Muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat."
(HR. Muslim no. 2699)⁵

5. Saling Menasihati dan Mendoakan

Teman sejati tidak hanya menemani di saat senang, tapi juga saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
"Dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran."
(QS. Al-‘Ashr: 3)⁶

6. Menjaga Amanah dan Tidak Berkhianat

Dalam berteman, menjaga rahasia dan tidak mengkhianati adalah prinsip utama.

Rasulullah bersabda:
إِذَا حَدَّثَ الرَّجُلُ بِالْحَدِيثِ ثُمَّ الْتَفَتَ فَهِيَ أَمَانَةٌ
"Jika seseorang berbicara kemudian menoleh (untuk memastikan privasi), maka itu adalah amanah."
(HR. Abu Dawud no. 4868)⁷

Adab berteman dalam Islam bukan sekadar etika sosial, tapi bagian dari ibadah. Dengan menjaga pertemanan sesuai syariat, seseorang tidak hanya meraih ketenangan hidup, tetapi juga keridhaan Allah. Persahabatan yang dilandasi iman dan ketakwaan akan berbuah manis, bahkan hingga ke surga.

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
"Teman-teman akrab pada hari itu (kiamat) menjadi musuh satu sama lain, kecuali orang-orang yang bertakwa."
(QS. Az-Zukhruf: 67)⁸

Catatan Kaki (Referensi)

  1. Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, no. 4833, Hasan Shahih menurut Al-Albani.
  2. At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi, no. 2390, dinilai hasan oleh Al-Albani.
  3. Al-Qur’an, Surah Al-Humazah: 1.
  4. Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, no. 10; Muslim, Shahih Muslim, no. 40.
  5. Muslim, Shahih Muslim, no. 2699.
  6. Al-Qur’an, Surah Al-‘Ashr: 3.
  7. Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, no. 4868.
  8. Al-Qur’an, Surah Az-Zukhruf: 67.

 


08 Juli, 2025

Zakat: Membersihkan Harta dan Jiwa

Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki peranan penting dalam membangun tatanan masyarakat yang adil dan sejahtera. Ia bukan sekadar kewajiban ritual, namun juga ibadah sosial yang menyentuh berbagai aspek kehidupan umat manusia. Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
(QS. At-Taubah: 103)

Ayat ini menegaskan bahwa zakat bukan hanya membersihkan harta, tetapi juga membersihkan jiwa pemberinya dari sifat kikir, rakus, dan cinta dunia.

 

Makna Zakat

Secara bahasa, zakat berarti bersih, suci, tumbuh, dan berkembang. Dalam konteks syariat, zakat berarti mengeluarkan sebagian harta tertentu yang telah memenuhi syarat kepada golongan yang berhak menerimanya (mustahik). Zakat bukanlah sedekah biasa, melainkan ibadah yang memiliki aturan dan nisab (batas minimal harta yang wajib dizakati).

 

Zakat sebagai Pembersih Harta

Harta yang kita miliki bukan semata-mata hasil kerja keras pribadi, melainkan juga karunia dari Allah. Dengan membayar zakat, kita mengakui bahwa dalam harta itu terdapat hak orang lain. Rasulullah bersabda:

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

“Tidaklah berkurang harta karena sedekah.”
(HR. Muslim)

Artinya, zakat tidak akan mengurangi kekayaan, justru menjadi sebab keberkahan dan pertumbuhan harta.

 

Zakat sebagai Pembersih Jiwa

Zakat juga mendidik hati manusia agar tidak terikat dengan dunia. Sifat egois, bakhil, dan tamak akan luluh dengan kebiasaan memberi. Jiwa menjadi lebih tenang karena sadar bahwa harta hanyalah titipan dan ujian. Zakat memperkuat solidaritas sosial dan menumbuhkan kasih sayang antar sesama.

 

Manfaat Sosial Zakat

  1. Mengurangi kesenjangan sosial.
    Orang kaya membantu orang miskin, sehingga tercipta keadilan ekonomi.
  2. Menghapus iri dan dengki.
    Mustahik yang merasa diperhatikan tidak akan memendam kebencian terhadap yang kaya.
  3. Mendorong pertumbuhan ekonomi.
    Zakat yang dikelola baik bisa menjadi modal usaha produktif bagi yang membutuhkan.

Zakat adalah sarana untuk menyucikan harta dan jiwa. Ia bukan sekadar kewajiban, tetapi jalan menuju kemuliaan dunia dan akhirat. Mari kita jaga kemurnian niat saat menunaikannya dan dorong lingkungan sekitar untuk turut berzakat sesuai tuntunan syariat.

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat.”
(QS. An-Nur: 56)

 


07 Juli, 2025

Mengenal Allah melalui Asmaul Husna

Mengenal Allah Melalui Asmaul Husna

Salah satu jalan utama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT adalah dengan mengenal-Nya. Dalam Islam, pengenalan terhadap Allah tidak hanya melalui tanda-tanda kekuasaan-Nya di alam semesta, tetapi juga melalui nama-nama-Nya yang indah, yang disebut Asmaul Husna.

Apa Itu Asmaul Husna?

Asmaul Husna berarti “nama-nama Allah yang indah”. Allah memiliki 99 nama yang disebutkan dalam berbagai ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi . Setiap nama mencerminkan salah satu sifat Allah yang sempurna, agung, dan layak untuk diibadahi.

Allah berfirman:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Dan Allah memiliki Asmaul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu..."
(QS. Al-A’raf: 180)

Tujuan Mengenal Asmaul Husna

  1. Meningkatkan keimanan:
    Semakin dalam kita memahami nama-nama Allah, semakin kuat keyakinan kita terhadap kekuasaan dan kasih sayang-Nya.
  2. Membangun hubungan spiritual:
    Menyebut nama-nama Allah dalam doa dan zikir akan membuat hati lebih dekat kepada-Nya.
  3. Meneladani sifat-sifat Allah (dalam batasan manusia):
    Misalnya, Allah adalah Ar-Rahman (Maha Pengasih), maka kita pun dianjurkan untuk menjadi pribadi yang penuh kasih.

 

Contoh Beberapa Asmaul Husna dan Maknanya

  1. Ar-Rahman (الرحمن) – Maha Pengasih
    Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepada seluruh makhluk tanpa terkecuali.
  2. Al-‘Alim (العليم) – Maha Mengetahui
    Allah mengetahui segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
  3. Al-Adl (العدل) – Maha Adil
    Allah tidak menzalimi siapa pun, dan segala keputusan-Nya pasti adil.
  4. Al-Ghafur (الغفور) – Maha Pengampun
    Allah senantiasa membuka pintu ampunan bagi hamba-Nya yang bertaubat.
  5. As-Sami’ (السميع) – Maha Mendengar
    Allah mendengar setiap doa, keluhan, dan bisikan hati hamba-hamba-Nya.

 

Mengamalkan Asmaul Husna dalam Kehidupan

  • Dalam doa:
    Kita dianjurkan untuk menyebut nama Allah yang sesuai dengan permohonan kita. Misalnya, jika memohon ampunan, sebutlah “Ya Ghafur”.
  • Dalam perilaku:
    Kita bisa meneladani sifat-sifat Allah sesuai kemampuan manusia, seperti berlaku adil, sabar, penyayang, dan pemaaf.
  • Dalam pendidikan anak:
    Mengenalkan Asmaul Husna sejak dini akan menanamkan nilai-nilai tauhid dan kecintaan kepada Allah.

 

Mengenal Allah melalui Asmaul Husna adalah cara yang sangat mulia untuk memperdalam keimanan dan meningkatkan kedekatan kita dengan-Nya. Setiap nama dari Asmaul Husna adalah jalan untuk memahami kebesaran dan kasih sayang Allah dalam kehidupan ini.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
"إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمًا، مِائَةً إِلَّا وَاحِدًا، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ."
(HR. Al-Bukhari no. 2736 dan Muslim no. 2677)

Artinya:
“Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barang siapa menghafalnya (menghitung, memahami, dan mengamalkannya), ia akan masuk surga.”

Semoga kita menjadi hamba-hamba yang mencintai dan mengenal Allah dengan sebenar-benarnya melalui nama-nama-Nya yang mulia.

 


06 Juli, 2025

Gaya Hidup Halal di Era Modern

Dalam era modern yang serba cepat dan penuh kemudahan, umat Islam menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga kehalalan hidup sehari-hari. Hal ini mencakup bukan hanya makanan dan minuman, tetapi juga pakaian, hiburan, keuangan, hingga interaksi sosial dan gaya hidup secara keseluruhan. Menjaga gaya hidup halal bukan hanya kewajiban syariat, tetapi juga cara menjaga keberkahan hidup dan kebahagiaan dunia-akhirat.

 

Pentingnya Gaya Hidup Halal

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari rezeki yang baik (halal) yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah.”
(QS. Al-Baqarah: 172)

Gaya hidup halal meliputi segala aspek kehidupan yang sesuai dengan aturan Islam. Halal bukan hanya soal makanan, tapi juga bagaimana mencari rezeki, bertransaksi, berpakaian, dan menjalani aktivitas sehari-hari. Rasulullah bersabda:

إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا

“Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik (halal).”
(HR. Muslim)

 

Tantangan Gaya Hidup Halal di Era Modern

Di zaman modern, berbagai produk dan layanan sangat mudah diakses, namun tidak semuanya halal. Contohnya:

·         Makanan dan Minuman: Banyak produk makanan yang mengandung bahan haram seperti babi, alkohol, atau bahan yang tidak jelas sumbernya.

·         Keuangan dan Investasi: Fenomena pinjaman berbunga tinggi, investasi yang tidak sesuai syariat (riba), dan transaksi tidak transparan.

·         Hiburan dan Media Sosial: Konten yang bertentangan dengan nilai Islam, seperti pornografi, kekerasan, dan perilaku tidak sopan.

·         Pakaian dan Pergaulan: Tren fesyen dan pergaulan bebas yang seringkali bertentangan dengan norma kesopanan Islam.

 

Cara Menjalani Gaya Hidup Halal

1.      Memperkuat Ilmu dan Kesadaran
Penting bagi setiap Muslim untuk terus belajar mengenai hukum-hukum Islam terkait halal dan haram agar bisa memilih dengan bijak.

2.      Memilih Produk Halal
Saat ini banyak lembaga sertifikasi halal yang bisa menjadi panduan dalam memilih makanan, kosmetik, obat-obatan, dan produk lainnya.

3.      Menjaga Keuangan Syariah
Hindari riba dan transaksi yang tidak jelas kehalalannya. Gunakan produk keuangan syariah seperti tabungan dan investasi halal.

4.      Mengontrol Media dan Hiburan
Pilih konten yang mendidik dan positif, jauhi tayangan yang bisa merusak akhlak dan iman.

5.      Meneladani Rasulullah dan Sahabat
Gaya hidup Rasulullah adalah contoh utama dalam menjaga kesucian hidup. Akhlak mulia dan kebersihan diri harus menjadi ciri khas Muslim.

 

Keutamaan Gaya Hidup Halal

Menjalani hidup halal tidak hanya memberi ketenangan batin, tetapi juga membawa keberkahan dalam rezeki dan umur. Rasulullah bersabda:

لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ لَحْمُ نَمَلَةٍ أَكَلَهُ الرَّجُلُ مِنْ حَرَامٍ

“Tidak akan masuk surga daging yang tumbuh dari hasil yang haram, neraka lebih layak baginya.”
(HR. Muslim)

 

Gaya hidup halal di zaman modern adalah tantangan sekaligus peluang bagi umat Islam untuk menegakkan syariat dengan cara yang bijak dan konsisten. Dengan ilmu, kesadaran, dan niat yang tulus, setiap Muslim dapat menjalani kehidupan yang diridhoi Allah dan mendatangkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

 


05 Juli, 2025


Raioi, 5 Juli 2025
— Hari kelima pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-58 tingkat Desa Raioi semakin memanas dengan digelarnya lomba cabang Fahmil Qur’an. Ajang adu wawasan dan kecepatan ini berlangsung meriah dan penuh semangat, mempertemukan para peserta terbaik dari berbagai perwakilan dusun di Desa Raioi.

Cabang Fahmil Qur’an yang digelar di halaman Masjid Jami’ Ar-Rahman Raioi ini diikuti oleh sejumlah regu yang telah dipersiapkan secara matang. Masing-masing tim menampilkan kemampuan luar biasa dalam menjawab soal-soal cepat seputar Al-Qur’an, Hadis, fiqih, sejarah Islam, hingga pengetahuan umum keislaman.


Sorak sorai penonton dan pendukung dari masing-masing regu menambah semarak suasana. Dewan hakim pun harus bekerja ekstra dalam menilai keakuratan dan kecepatan jawaban para peserta yang bersaing dengan selisih nilai yang sangat tipis.


Koordinator majelis Hakim cabang Fahmil Qur'an Rahmat Hidayat, S.Pd.Si, M.Pd., menyampaikan apresiasi tinggi atas semangat para peserta. “Fahmil Qur’an bukan hanya menguji pengetahuan, tapi juga kekompakan tim dan ketepatan strategi. Semangat juang adik-adik hari ini luar biasa,” ujarnya.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa generasi muda Desa Raioi memiliki potensi besar dalam menguasai ilmu-ilmu keislaman. Selain sebagai ajang kompetisi, MTQ juga menjadi sarana pembinaan karakter Islami dan kecintaan terhadap Al-Qur’an sejak dini.

MTQ tingkat desa ini akan terus berlanjut hingga malam penutupan beberapa hari ke depan dengan berbagai cabang lomba lainnya. Antusiasme warga semakin tinggi seiring berjalannya waktu, menjadikan MTQ sebagai momentum spiritual dan sosial yang sangat dinanti.


Tanda-tanda Husnul Khotimah

Setiap manusia pasti akan menghadapi kematian. Namun, tidak semua orang meninggal dalam keadaan yang sama. Dalam Islam, dikenal dua akhir kehidupan: ḥusnul khātimah (akhir yang baik) dan sū’ul khātimah (akhir yang buruk). Seorang Muslim tentu mendambakan wafat dalam keadaan husnul khatimah—yakni wafat dalam ridha dan ampunan Allah , serta membawa iman sebagai bekal menuju akhirat.

Maka penting bagi setiap insan untuk memahami tanda-tanda husnul khatimah dan berusaha meraihnya melalui kehidupan yang diridai Allah .

Pengertian Husnul Khatimah

Husnul khatimah (حُسْنُ الْخَاتِمَة) secara bahasa berarti “akhir yang baik.” Dalam konteks Islam, artinya adalah meninggal dalam keadaan membawa iman, amal saleh, dan dalam kondisi diridhai oleh Allah.

Nabi Muhammad bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
"Sesungguhnya amal itu tergantung pada akhirnya."
(HR. Bukhari)

Hadis ini mengisyaratkan bahwa kualitas hidup seseorang ditentukan oleh akhir kehidupannya. Meski ia pernah berdosa, jika mengakhirinya dengan taubat dan amal saleh, ia tergolong beruntung.

Tanda-Tanda Husnul Khatimah

1.      Mengucapkan Kalimat Tauhid saat Wafat
Rasulullah bersabda:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah ‘lā ilāha illallāh’, maka dia akan masuk surga."
(HR. Abu Dawud)

2.      Wafat dalam Keadaan Beramal Saleh
Seperti wafat saat sedang salat, membaca Al-Qur’an, atau dalam perjalanan dakwah.

3.      Wafat di Hari atau Malam Jumat
Rasulullah bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ، أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ، إِلَّا وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
"Tidaklah seorang Muslim meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat kecuali Allah akan melindunginya dari fitnah kubur."
(HR. Ahmad)

4.      Wafat dalam Perjuangan di Jalan Allah (Syahid)
Seperti dalam jihad yang benar, meninggal karena mempertahankan agama, negara, atau jiwa.

5.      Wafat karena Penyakit Tertentu
Rasulullah menyebutkan beberapa sebab kematian sebagai syahid, seperti:

ـ           Wafat karena wabah penyakit

ـ           Wafat karena sakit perut

ـ           Wafat karena tenggelam

ـ           Wafat karena bangunan runtuh

(Lihat: HR. Muslim dan Ahmad)

6.      Wajah Berseri dan Tubuh Harum
Tanda-tanda ini pernah disebutkan dalam kisah para sahabat dan ulama yang wafat dalam keadaan suci dan penuh cahaya.

Cara Meraih Husnul Khatimah

1.      Menjaga Tauhid dan Keikhlasan
Keimanan dan ketulusan dalam beramal adalah dasar utama husnul khatimah.

2.      Bertaubat dari Dosa-Dosa
Rasulullah bersabda:

التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ
"Orang yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak punya dosa."
(HR. Ibn Majah)

3.      Istiqamah dalam Ketaatan
Allah berfirman:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَـٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Rabb kami adalah Allah', kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka..."
(QS. Fussilat: 30)

4.      Banyak Berdoa Memohon Husnul Khatimah
Doa Nabi:

اللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا خَوَاتِمَهَا، وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ نَلْقَاكَ
"Ya Allah, jadikanlah amalan terbaik kami adalah amalan penutup, dan hari terbaik kami adalah hari pertemuan dengan-Mu."

Husnul khatimah adalah impian setiap Muslim. Untuk meraihnya, kita harus hidup dalam ketaatan, menjauhi maksiat, menjaga iman, dan senantiasa memohon ampunan. Tidak ada jaminan siapa yang akan mendapatkannya, tetapi Allah Maha Melihat usaha dan keikhlasan hamba-Nya. Semoga kita semua diwafatkan dalam keadaan membawa iman dan amal terbaik, dan tergolong sebagai orang yang husnul khatimah.

Referensi

1.      Al-Qur’an al-Karim

2.      Shahih Bukhari dan Muslim

3.      Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi

4.      Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin

5.      Ibnu Qayyim al-Jawziyyah, Kitab al-Ruh

 


04 Juli, 2025


Raioi, 4 Juli 2025 — Suasana malam keempat pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-58 tingkat Desa Raioi, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, berlangsung semakin meriah dan penuh antusiasme. Bertempat di halaman Masjid Jami' Ar-Rahman Raioi, ratusan warga memadati arena MTQ sejak usia sholat Isya' untuk menyaksikan penampilan para peserta dari berbagai dusun di desa tersebut.

Antusiasme masyarakat tak hanya datang dari kalangan orang tua, namun juga dari anak-anak dan remaja yang turut meramaikan kegiatan tahunan ini. Sorak semangat dan tepuk tangan penonton kerap terdengar saat peserta tampil dengan bacaan Al-Qur’an yang merdu dan penuh penghayatan.


Koordinator Dewan Hakim, Ust. Dr. Abdul Munir, M.Pd.I, menyampaikan bahwa kualitas bacaan peserta dari berbagai cabang lomba menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. “Alhamdulillah, anak-anak kita menunjukkan perkembangan luar biasa. Ini pertanda bahwa semangat membaca dan mencintai Al-Qur’an di tengah masyarakat Raioi terus tumbuh subur,” ungkap beliau.


Pada malam keempat ini, panitia menampilkan beberapa cabang lomba seperti Tartil, anak-anak, remaja, dan dewasa. Selain itu, acara juga diselingi dengan penampilan seni Islami dan Syarhil Qur'qn yang menyejukkan hati.


Pelaksanaan MTQ ini rencananya akan berlangsung hingga malam penutupan yang direncanakan pada 7 Juli mendatang, dengan pengumuman pemenang dari setiap cabang lomba serta pemberian hadiah dan penghargaan bagi peserta terbaik.




Popular

Popular Posts

Blog Archive