Amalan yang Menyelamatkan di Akhirat
Akhirat adalah kehidupan yang kekal,
tempat setiap manusia akan menuai hasil dari apa yang telah ditanam selama
hidup di dunia. Allah ﷻ berfirman:
فَمَن
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
شَرًّا يَرَهُۥ
"Barang
siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat
(balasannya), dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun,
niscaya dia akan melihat (balasannya)."
(QS. Az-Zalzalah: 7–8)
Dalam Islam, ada sejumlah amalan
utama yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis sebagai penyelamat di
akhirat. Artikel ini mengulas beberapa di antaranya.
1.
Tauhid dan Keikhlasan
Tauhid (mengesakan Allah) adalah fondasi utama keselamatan di
akhirat. Orang yang mati dengan membawa tauhid yang murni akan berpeluang besar
mendapat syafaat dan masuk surga, meskipun memiliki dosa besar.
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ
قَالَ: لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ، مُخْلِصًا مِنْ قَلْبِهِ، دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barang siapa yang mengucapkan ‘Lā
ilāha illallāh’ dengan ikhlas dari hatinya, maka ia akan masuk surga.”
(HR. Bukhari, no. 128)
2.
Salat Lima Waktu
Salat adalah tiang agama dan
amalan yang pertama kali akan dihisab. Jika salatnya baik, maka amalan lainnya
akan mengikuti.
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ
يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ، فَإِنْ صَلُحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ
وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
“Sesungguhnya amal yang pertama kali
dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah salatnya...”
(HR. Tirmidzi, no. 413; hasan shahih)
Salat juga menjadi cahaya, bukti,
dan penyelamat di akhirat, sebagaimana dijelaskan dalam hadis-hadis shahih.
3.
Membaca dan Mengamalkan Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah penolong
(syafaat) bagi pembacanya di hari kiamat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
اقْرَؤُوا الْقُرْآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِي
يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
"Bacalah Al-Qur'an, karena
sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang
yang membacanya."
(HR. Muslim, no. 804)
Surat seperti Al-Baqarah dan Ali
‘Imran juga disebutkan secara khusus sebagai pemberi syafaat.
4.
Sedekah dan Amal Jariyah
Sedekah adalah amalan yang dapat
memadamkan murka Allah dan menyelamatkan dari api neraka.
وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا
يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ
"Sedekah itu memadamkan dosa
sebagaimana air memadamkan api."
(HR. Tirmidzi, no. 614)
Amal jariyah seperti wakaf,
membangun masjid, dan ilmu yang bermanfaat, akan terus mengalir pahalanya hingga
akhirat.
إِذَا مَاتَ الإِنسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ
ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ
يَدْعُو لَهُ
"Jika anak Adam mati, maka
terputus amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak
saleh yang mendoakannya."
(HR. Muslim, no. 1631)
5.
Tawakal, Sabar, dan Ikhlas
Amalan hati seperti sabar, ikhlas,
dan tawakal adalah pondasi amal yang kuat.
إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجْرَهُم
بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang
bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”
(QS. Az-Zumar: 10)
Orang yang sabar dalam menjalani
musibah dan tetap istiqamah dalam kebaikan akan mendapatkan ganjaran yang
besar dan keselamatan di akhirat.
6.
Berbakti kepada Orang Tua
رِضَى اللَّهِ فِي رِضَى الْوَالِدِ، وَسَخَطُ
اللَّهِ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ
"Keridhaan Allah tergantung
pada keridhaan orang tua, dan kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan orang
tua."
(HR. Tirmidzi, no. 1899)
Berbakti kepada orang tua adalah
amalan agung yang akan mengangkat derajat dan menyelamatkan di akhirat,
bahkan bisa menjadi penghapus dosa besar.
7.
Meninggal dalam Keadaan Husnul Khatimah
Tak ada amalan yang lebih
menyelamatkan dari meninggal dalam keadaan baik (husnul khatimah): dalam
keadaan salat, puasa, haji, atau amal kebaikan lainnya.
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلٰهَ إِلَّا
اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barang siapa
yang akhir perkataannya adalah ‘Lā ilāha illallāh’, maka dia masuk surga.”
(HR. Abu Dawud, no. 3116)
Amalan-amalan ini adalah bekal
sejati menuju kehidupan akhirat. Dunia hanyalah ladang, sementara akhirat
adalah tempat panen. Maka, bersegeralah dalam beramal, jangan tunggu
tua, sakit, atau ajal mendekat.
بَادِرُوا
بِالْأَعْمَالِ سَبْعًا: هَلْ تَنْتَظِرُونَ إِلَّا فَقْرًا مُنْسِيًا، أَوْ غِنًى
مُطْغِيًا، أَوْ مَرَضًا مُفْسِدًا، أَوْ هَرَمًا مُفَنِّدًا، أَوْ مَوْتًا
مُجْهِزًا، أَوِ الدَّجَّالَ فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ، أَوِ السَّاعَةَ
فَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ؟
"Bersegeralah
kalian dalam beramal sebelum datang tujuh hal:
(1) Kemiskinan yang membuat lupa,
(2) Kekayaan yang menjadikan durhaka,
(3) Penyakit yang merusak,
(4) Usia tua yang melemahkan,
(5) Kematian yang tiba-tiba,
(6) Dajjal, seburuk-buruk makhluk yang dinanti,
(7) atau hari kiamat, dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit."
(HR. Tirmidzi, no. 2306)
Semoga kita termasuk orang-orang
yang diselamatkan di akhirat dengan amal yang ikhlas, istiqamah, dan
berpijak pada sunnah.
Referensi:
- Al-Qur'anul Karim
- Shahih Bukhari & Muslim
- Riyadhus Shalihin – Imam Nawawi
- Shahih Tirmidzi – Syaikh Al-Albani
- Kitab “Min Ma’rifatillah Ilal Jannah” – Dr. Umar
al-Asyqar
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan titip komentar anda..