Perbedaan Iman dan Nifaq dalam Pandangan Islam
Dalam ajaran Islam, dua hal yang
sangat kontras dan saling bertolak belakang adalah iman dan nifaq
(kemunafikan). Keduanya bukan hanya berbeda secara definisi, tetapi juga sangat
berbeda dalam konsekuensi di dunia dan akhirat. Memahami perbedaan antara iman
dan nifaq sangat penting agar seorang Muslim dapat menjaga hati dan amalnya
agar tetap dalam cahaya keimanan dan terhindar dari sifat-sifat kemunafikan.
Pengertian Iman
Iman secara bahasa berarti “percaya” atau “membenarkan”. Dalam
istilah syar’i, iman adalah keyakinan yang kuat dalam hati, pengakuan dengan
lisan, dan amal dengan anggota tubuh. Rasulullah ﷺ
bersabda:
الإِيمَانُ
بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، أَعْلَاهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ،
وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ
الإِيمَانِ
"Iman itu lebih dari enam puluh
cabang. Yang paling tinggi adalah ucapan 'Laa ilaaha illallah', dan yang paling
rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan."
(HR. Muslim)
Iman mencakup aspek batin (keyakinan
hati) dan aspek lahir (amal perbuatan). Iman juga bertambah dengan ketaatan dan
berkurang karena kemaksiatan.
Pengertian Nifaq
Nifaq adalah sifat kemunafikan, yaitu menampakkan
keislaman tetapi menyembunyikan kekufuran. Orang munafik secara lahir tampak
sebagai Muslim, namun hatinya membenci Islam. Allah SWT berfirman:
وَمِنَ
النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُم
بِمُؤْمِنِينَ
"Di antara manusia ada yang
mengatakan: 'Kami beriman kepada Allah dan Hari Kemudian', padahal mereka itu
sebenarnya bukan orang-orang yang beriman."
(QS. Al-Baqarah: 8)
Nifaq terbagi menjadi dua:
2. Nifaq ‘Amali (Kemunafikan dalam amal): Seperti suka berdusta, ingkar janji, dan berkhianat. Meskipun pelakunya masih Muslim, namun ia memiliki sifat-sifat munafik.
Rasulullah ﷺ
bersabda:
آيَةُ
الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا
اؤْتُمِنَ خَانَ
"Tanda orang munafik ada tiga:
jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika dipercaya
dia berkhianat."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Perbedaan Mendasar antara Iman dan
Nifaq
Aspek |
Iman |
Nifaq |
Keyakinan |
Membenarkan Islam secara utuh |
Menolak Islam dalam hati |
Perilaku Lahir |
Sejalan dengan keyakinan |
Bertentangan dengan isi hati |
Konsekuensi |
Mendapat rahmat dan surga |
Mendapat murka Allah dan neraka |
Sifat Hati |
Ikhlas, jujur, dan taat kepada
Allah |
Munafik, dusta, ingkar, berkhianat |
|
|
|
Allah sangat mencela kemunafikan.
Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut bahwa orang munafik akan berada di dasar
neraka yang paling bawah:
إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ
نَصِيرًا
"Sesungguhnya orang-orang
munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka."
(QS. An-Nisa: 145)
Kemunafikan merusak amal,
menyebarkan fitnah, dan melemahkan umat dari dalam.
Menjadi seorang mukmin sejati bukan
hanya soal identitas lahiriah, tetapi harus diwujudkan dalam kejujuran,
keikhlasan, dan kesetiaan kepada Allah SWT. Sementara itu, nifaq adalah
penyakit hati yang sangat berbahaya. Oleh karena itu, seorang Muslim hendaknya
terus melakukan muhasabah dan memperbaiki diri agar dijauhkan dari sifat-sifat
kemunafikan dan dikokohkan dalam keimanan.
اللَّهُمَّ
ثَبِّتْنَا عَلَى الْإِيمَانِ وَاجْنُبْنَا النِّفَاقَ
“Ya Allah, tetapkanlah kami dalam
keimanan, dan jauhkanlah kami dari sifat nifaq.”
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan titip komentar anda..