13 Juli, 2025

Etika dalam Menuntut Ilmu Menurut Islam

Dr. Abdul Munir, M.Pd.I

(Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Bima/KUA Sape)

 

Ilmu dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Bahkan, wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah adalah perintah untuk membaca, yang merupakan simbol awal pencarian ilmu. Namun, menuntut ilmu dalam Islam bukan hanya tentang memperoleh informasi, tetapi juga tentang adab dan etika dalam mencarinya. Seorang penuntut ilmu yang tidak beretika akan sulit mendapatkan keberkahan dan manfaat dari ilmunya.


Etika dalam menuntut ilmu merupakan fondasi spiritual dan moral yang sangat ditekankan oleh para ulama terdahulu. Mereka tidak hanya fokus pada penguasaan materi, tapi juga pada pembentukan karakter, akhlak, dan adab dalam proses menuntut ilmu.

 

1. Keutamaan Ilmu dalam Islam

Allah berfirman:

يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ آمَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَـٰتٍ
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."
(QS. Al-Mujadilah: 11)


Rasulullah juga bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga."
(HR. Muslim, no. 2699)


2. Pentingnya Etika dalam Menuntut Ilmu

Ilmu tidak hanya untuk kecerdasan akal, tapi juga untuk keluhuran akhlak. Karena itu, adab menjadi syarat utama sebelum ilmu itu masuk ke dalam hati seseorang. Imam Malik pernah berkata kepada Imam Syafi’i:

“Pelajarilah adab sebelum mempelajari ilmu.”

Etika atau adab menuntut ilmu mencakup hubungan dengan Allah, guru, teman belajar, dan ilmu itu sendiri.


3. Etika Menuntut Ilmu dalam Islam


a. Ikhlas karena Allah

Niat yang lurus adalah syarat utama dalam menuntut ilmu.

إِنَّمَا ٱلْأَعْمَالُ بِٱلنِّيَّاتِ
"Sesungguhnya segala amal tergantung pada niatnya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Ilmu bukan untuk mencari pujian, jabatan, atau kedudukan, tetapi untuk mendapatkan ridha Allah dan memperbaiki diri.


b. Tunduk dan hormat kepada guru

Menuntut ilmu harus disertai dengan rasa hormat dan takzim kepada guru, karena merekalah yang menjadi perantara sampainya ilmu.

Imam Syafi’i berkata:
“Aku membuka lembaran di hadapan guruku dengan pelan agar tidak mengganggu beliau.”


c. Tawadhu’ (rendah hati)

Ilmu hanya akan masuk kepada hati yang rendah hati. Sombong dan merasa cukup akan menjadi penghalang ilmu.

وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ
"Dan di atas setiap orang yang berilmu, masih ada yang Maha Mengetahui."
(QS. Yusuf: 76)


d. Sabar dalam proses belajar

Menuntut ilmu memerlukan kesabaran dalam membaca, menghafal, mengulang, dan mendengar.

وَٱصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم
"Bersabarlah kamu bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya..."
(QS. Al-Kahfi: 28)


e. Mengamalkan ilmu

Ilmu tanpa amal adalah bagaikan pohon tanpa buah. Dalam Islam, amal adalah buah dari ilmu.

إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَالِمٌ لَمْ يَنْفَعْهُ اللَّهُ بِعِلْمِهِ
"Sesungguhnya orang yang paling keras azabnya di hari kiamat adalah orang alim yang ilmunya tidak bermanfaat."
(HR. Thabrani)


Menuntut ilmu adalah ibadah mulia yang harus dijalani dengan etika yang benar. Islam mengajarkan bahwa keberkahan ilmu tidak hanya datang dari banyaknya informasi, tetapi dari kesungguhan, keikhlasan, kesabaran, dan penghormatan terhadap ilmu dan pengajarnya. Dengan etika yang baik, ilmu yang diperoleh akan membawa manfaat dunia dan akhirat.


Daftar Pustaka

1.      Al-Qur’an al-Karim

2.      Shahih Muslim

3.      Shahih Bukhari

4.      Ibnu Jama’ah, Tadzkirah al-Sami’ wal-Mutakallim fi Adab al-‘Alim wal-Muta‘allim

5.      Imam al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin

6.      Adz-Dzahabi, Siyar A'lam An-Nubala’

7.      Syekh Bakr Abu Zaid, Hilyah Thalib al-‘Ilm

 


0 komentar:

Posting Komentar

Silakan titip komentar anda..

Popular

Popular Posts

Blog Archive