Tauhid adalah inti ajaran Islam. Tidak ada satu nabi pun yang diutus kecuali untuk menyerukan tauhid. Tauhid secara etimologis berasal dari bahasa Arab wahhada–yuwahhidu–tauhīdan yang berarti mengesakan. Dalam istilah syariat, tauhid adalah keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, tanpa sekutu dalam rububiyyah-Nya (penciptaan), uluhiyyah-Nya (peribadatan), dan asma’ wa sifat-Nya (nama dan sifat).
Tauhid bukan hanya doktrin keimanan semata,
melainkan juga memiliki konsekuensi praktis dalam seluruh aspek kehidupan.
Seorang Muslim yang bertauhid akan memiliki sikap hidup yang lurus, tenang, dan
seimbang.
Keutamaan Tauhid Berdasarkan Dalil Al-Qur’an
1. Tauhid adalah tujuan penciptaan
manusia dan jin
وَمَا خَلَقْتُ
الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku."
(QS. Adz-Dzariyat: 56)
Menurut Imam Ibnu Katsir, ayat ini
menegaskan bahwa tujuan penciptaan makhluk adalah agar mereka mentauhidkan
Allah, bukan hanya sekadar menjalankan ibadah ritual tanpa kesadaran akidah.
2. Tauhid adalah jalan keselamatan dan
ketenteraman jiwa
الَّذِينَ آمَنُوا
وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُو۟لَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلْأَمْنُ وَهُم
مُّهْتَدُونَ
"Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk."
(QS. Al-An’am: 82)
Imam Asy-Syafi’i menjelaskan bahwa
"kezaliman" dalam ayat ini adalah syirik. Siapa yang bersih dari
syirik, maka ia akan mendapatkan rasa aman dunia-akhirat.
3. Tauhid
membuka pintu rezeki dan solusi hidup
وَمَن يَتَّقِ
ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًۭا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۚ
"...Barang
siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar
dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya."
(QS. At-Talaq: 2–3)
Tauhid yang benar melahirkan takwa, dan
takwa menjadi kunci pembuka berbagai kemudahan dalam hidup.
Keutamaan Tauhid Menurut Hadis Nabi SAW
1. Tauhid
adalah kunci surga
مَنْ مَاتَ وَهُوَ
يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Barang siapa
yang mati dalam keadaan mengetahui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, maka ia
masuk surga."
(HR. Muslim, no. 26)
Hadis ini menekankan bahwa pengetahuan dan
keyakinan yang benar terhadap tauhid akan menjadi sebab masuk surga.
2. Tauhid menghapus dosa sebesar apapun
"Wahai anak
Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi,
kemudian engkau datang kepada-Ku tanpa mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun,
niscaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi pula."
(HR. Tirmidzi, no. 3540)
Hadis ini menunjukkan bahwa tauhid adalah
sebab terbesar diampuninya dosa, selama tidak tercampur dengan syirik.
Pandangan Ulama Mengenai Keutamaan Tauhid
1. Pembagian
Tauhid dalam Perspektif Al-Asy‘ariyyah
Dalam
mazhab Asy‘ari, tauhid dibahas dalam kerangka teologi (ilmu kalam)
dengan penekanan pada pengakuan terhadap keesaan Allah dalam dzat, sifat,
dan perbuatan-Nya, serta penolakan terhadap syirik dan tasybih
(penyerupaan Allah dengan makhluk).
Berikut
pembagian tauhid menurut perspektif Asy‘ariyyah:
1. Tauhid Dzat (توحيد الذات)
Yaitu
meyakini bahwa dzat Allah esa, tidak tersusun, tidak terbagi, tidak
menyerupai makhluk, dan tidak ada sesuatu pun yang menyamai-Nya.
Dalil:
"Katakanlah: Dialah Allah, Yang Maha Esa."
(QS. Al-Ikhlas: 1)
2. Tauhid Sifat (توحيد الصفات)
Artinya
menetapkan sifat-sifat Allah sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan
Sunnah, tanpa menyerupakan (tasybih), mengingkari (ta’thil), atau
mempertanyakan “bagaimana” (takyif) sifat tersebut.
Al-Asy‘ari
membantah pandangan Mu‘tazilah yang menolak sifat-sifat Allah, dan menegaskan
bahwa Allah memiliki sifat-sifat seperti Ilmu, Qudrah, Iradah, Sama’, Bashar,
dan Kalam, tanpa menyamakan-Nya dengan makhluk.
Dalil:
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia Maha Mendengar
lagi Maha Melihat."
(QS. Asy-Syura: 11)
3. Tauhid Af‘al (توحيد الأفعال)
Yaitu
meyakini bahwa semua perbuatan (af‘al) di alam semesta adalah ciptaan Allah,
termasuk perbuatan manusia. Namun manusia tetap memiliki kasb (usaha atau
perolehan), yang menjadi dasar tanggung jawab moralnya.
Ini
adalah sintesis antara takdir dan kebebasan, dan menjadi ciri khas
pemikiran Asy‘ariyyah dalam membela keadilan dan kekuasaan mutlak Allah.
Dalil:
"Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu
perbuat."
(QS. As-Saffat: 96)
2. Imam
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
Beliau menyatakan dalam Madarij as-Salikin
bahwa "Tauhid adalah
sumber kebahagiaan, kedamaian, dan ketenangan hati. Tauhid adalah obat segala
penyakit hati."
3. Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah
Dalam Majmu’ Fatawa, beliau berkata:
"Tidak ada
kenikmatan dan kebahagiaan yang lebih besar dibandingkan dengan mengenal Allah,
mencintai-Nya, dan bertauhid kepada-Nya."
4. Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab
Dalam Kitab at-Tauhid, beliau menjelaskan
bahwa semua nabi diutus untuk menyerukan tauhid, dan keberhasilan hidup serta
keselamatan akhirat bergantung pada tauhid.
Aplikasi Tauhid dalam Kehidupan Sehari-hari
- Menjaga Keikhlasan
Tauhid mendorong seseorang untuk beramal hanya karena Allah. Tanpa tauhid, amal bisa rusak karena riya. - Menghindari Ketergantungan kepada
Makhluk
Muslim yang bertauhid hanya berharap kepada Allah, bukan kepada kekuatan materi, jabatan, atau manusia. - Menumbuhkan Optimisme dan
Ketenteraman
Orang bertauhid percaya bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah, sehingga ia tidak mudah cemas atau putus asa. - Mendorong Keteguhan dalam Dakwah dan
Perjuangan
Tauhid memberikan keberanian karena hanya takut kepada Allah, bukan kepada makhluk. - Menjaga Moral dan Etika
Orang yang bertauhid akan merasa selalu diawasi oleh Allah, sehingga menjauhi perbuatan dosa dan maksiat.
Tauhid
bukan hanya teori dalam akidah, melainkan fondasi praktis dalam menjalani
kehidupan sehari-hari. Ia memengaruhi cara berpikir, bersikap, dan berperilaku
seorang Muslim dalam menghadapi segala dinamika hidup. Mewujudkan tauhid yang
murni dalam seluruh aspek kehidupan adalah jalan untuk meraih kebahagiaan
hakiki di dunia dan keselamatan abadi di akhirat.
20 SIFAT KETAUHIDAN (SIFAT WAJIB BAGI ALLAH SWT)
A. Sifat Nafsiyyah
(1 sifat)
- Wujud (الوجود) – Allah ada,
dan keberadaan-Nya tidak bergantung pada apa pun.
B. Sifat Salbiyyah
(5 sifat – sifat penafian)
- Qidam (القدم) – Allah tidak bermula,
tidak didahului oleh ketiadaan.
- Baqa’ (البقاء) – Allah kekal,
tidak akan pernah binasa.
- Mukhalafatuhu lil hawadits (مخالفته للحوادث) – Allah berbeda dari
makhluk-Nya dalam segala hal.
- Qiyamuhu binafsih (قيامه بنفسه) – Allah berdiri sendiri,
tidak membutuhkan apa pun.
- Wahdaniyyah (الوحدانية) – Allah esa
dalam dzat, sifat, dan perbuatan-Nya.
C. Sifat
Ma‘ani (7 sifat – sifat yang ada secara hakiki)
- Qudrah (القدرة) – Allah maha kuasa
atas segala sesuatu.
- Iradah (الإرادة) – Allah berkehendak,
menentukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.
- Ilmu (العلم) – Allah maha mengetahui
segala sesuatu, baik yang tampak maupun tersembunyi.
- Hayat (الحياة) – Allah maha hidup,
tidak pernah mati atau tidur.
- Sama’ (السمع) – Allah maha mendengar
tanpa alat pendengaran seperti makhluk.
- Basar (البصر) – Allah maha melihat
tanpa alat penglihatan seperti makhluk.
- Kalam (الكلام) – Allah berfirman,
memiliki sifat kalam yang tidak serupa dengan ucapan manusia.
D. Sifat
Ma‘nawiyyah (7 sifat – penguat sifat ma‘ani)
- Kaunuhu Qadiran (كونه قادرا) – Allah dalam keadaan Maha Kuasa.
- Kaunuhu Muridan (كونه مريدا) – Allah dalam keadaan Maha
Berkehendak.
- Kaunuhu ‘Aliman (كونه عالما) – Allah dalam keadaan Maha Mengetahui.
- Kaunuhu Hayyan (كونه حيا) – Allah dalam keadaan Maha Hidup.
- Kaunuhu Sami‘an (كونه سميعا) – Allah dalam keadaan Maha Mendengar.
- Kaunuhu Basiran (كونه بصيرا) – Allah dalam keadaan Maha Melihat.
- Kaunuhu Mutakalliman (كونه متكلما) – Allah dalam keadaan Maha Berfirman.
- Al-Qur’anul
Karim
- Shahih Muslim
- Sunan Tirmidzi
- Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim
- Ibnu Qayyim, Madarij As-Salikin
- Ibnu Taimiyah, Majmu’ Fatawa
- Muhammad bin Abdul Wahhab, Kitab At-Tauhid
- Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin
- Asy-Syafi’i, Ar-Risalah
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan titip komentar anda..