21 Juni, 2025

Alam Kubur : Awal dari Perjalanan Panjang

Dalam ajaran Islam, kehidupan manusia tidak berhenti saat ruh berpisah dari jasad. Justru, kematian menandai awal dari perjalanan panjang menuju kehidupan yang abadi. Salah satu fase penting setelah kematian adalah alam kubur atau barzakh, sebuah alam transisi antara dunia dan akhirat. Rasulullah bersabda:

الْقَبْرُ رَوْضَةٌ مِنْ رِيَاضِ الْجَنَّةِ، أَوْ حُفْرَةٌ مِنْ حُفَرِ النَّارِ

"Kubur itu merupakan taman dari taman-taman surga atau lubang dari lubang-lubang neraka."
(HR. Tirmidzi)

Makna dan Realitas Alam Kubur

Alam kubur adalah fase di mana ruh seseorang mengalami kehidupan baru setelah kematian, sebelum dibangkitkan pada hari kiamat. Dalam alam ini, seseorang akan mulai merasakan balasan dari amal perbuatannya di dunia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

"Di hadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan."
(QS. Al-Mu’minun: 100)

Barzakh berarti pembatas antara dua dunia: dunia kehidupan dan kehidupan setelah kematian. Di sinilah manusia pertama kali merasakan nikmat atau azab sesuai amalnya.

 

Pertanyaan Malaikat di Alam Kubur

Salah satu fase penting di alam kubur adalah fitnah kubur, yaitu pertanyaan dua malaikat, Munkar dan Nakir. Mereka akan menanyakan tiga hal utama:

1.    Siapa Tuhanmu?

2.    Apa agamamu?

3.    Siapa nabimu?

Hanya orang yang istiqamah dalam iman dan amal salih yang mampu menjawabnya dengan benar. Rasulullah bersabda:

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتَوَلَّىٰ عَنْهُ أَصْحَابُهُ، وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ، أَتَاهُ مَلَكَانِ، فَيُقْعِدَانِهِ..

"Sesungguhnya seorang hamba ketika telah diletakkan di dalam kuburnya dan teman-temannya berpaling meninggalkannya, maka dia mendengar suara sandal mereka. Kemudian datang kepadanya dua malaikat..."
(HR. Bukhari dan Muslim
)

 

Nikmat dan Azab Kubur

Orang yang beriman dan beramal salih akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan di alam kubur. Sebaliknya, bagi orang yang ingkar, alam kubur menjadi awal dari penderitaan. Nabi bersabda:

إِنَّ لِلْقَبْرِ ضَغْطَةً، لَوْ نَجَا أَوْ سَلِمَ مِنْهَا أَحَدٌ لَنَجَا سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ.

"Sesungguhnya kubur itu memiliki tekanan. Seandainya ada orang yang selamat dari tekanan kubur, maka pasti Saad bin Muadz lah orangnya."
(HR. Ahmad)

 

Bekal Menuju Alam Kubur

Untuk menghadapi alam kubur, setiap Muslim harus mempersiapkan bekal sebaik-baiknya:

ü  Keimanan yang kokoh kepada Allah, Rasul, dan hari akhir.

ü  Amal salih yang ikhlas, seperti shalat, zakat, puasa, dan amal sosial.

ü  Menjaga lisan dan hati, menjauhi ghibah, riya’, dan kemunafikan.

ü  Bertobat secara sungguh-sungguh sebelum ajal datang.

 

Alam kubur adalah gerbang awal menuju kehidupan yang kekal. Ia menjadi cermin amal kita selama hidup. Maka, marilah kita mempersiapkan diri dengan iman dan amal saleh. Sebab, tidak ada yang bisa menolong kita di dalam kubur kecuali amalan kita sendiri.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al-Hasyr: 18)

 

Semoga kita semua termasuk orang yang diberi keteguhan di alam kubur dan mendapat rahmat Allah hingga hari perjumpaan dengan-Nya.

 


20 Juni, 2025

Etika Bisnis Islam

Etika Bisnis dalam Islam: Membangun Kejujuran dan Keberkahan

Oleh. Dr. Abdul Munir, M.Pd.I


Dalam Islam, bisnis bukan sekadar aktivitas ekonomi, tetapi juga bagian dari ibadah jika dijalankan sesuai dengan syariat. Islam meletakkan landasan yang kuat mengenai prinsip-prinsip moral dan etika dalam bermuamalah, termasuk dalam kegiatan bisnis. Etika bisnis Islam menekankan kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial dalam setiap transaksi.


Prinsip-Prinsip Etika Bisnis dalam Islam

1.        Kejujuran (ṣidq)
Nabi Muhammad bersabda:

نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْبَيْعَتَيْنِ فِي بَيْعَةٍ، وَقَالَ: "الْبَيْعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا، بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا، مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا".

"Penjual dan pembeli memiliki hak memilih selama mereka belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan kondisi barang, maka akan diberkahi jual belinya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Kejujuran adalah fondasi utama dalam etika bisnis. Seorang Muslim harus menghindari penipuan, manipulasi, dan penyembunyian cacat produk.

2.        Amanah (kepercayaan)
Amanah berarti dapat dipercaya dalam menjaga hak orang lain. Dalam bisnis, ini mencakup menjaga kualitas produk, menepati janji, dan tidak menipu konsumen.

3.        Keadilan (‘adl)
Allah berfirman:

"إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُم بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا"

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil."
(QS. An-Nisa: 58)

Keadilan dalam bisnis berarti tidak curang dalam takaran, timbangan, harga, atau transaksi lainnya.

4.        Larangan Riba
Islam melarang segala bentuk riba karena dapat menyebabkan ketimpangan dan eksploitasi ekonomi. Allah berfirman:

اللَّهُ أَحَلَّ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا

"Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."
(QS. Al-Baqarah: 275)

5.        Tidak Melakukan Gharar (Ketidakjelasan)
Transaksi yang mengandung gharar seperti menjual barang yang tidak jelas spesifikasi, harga, atau kepemilikannya, dilarang dalam Islam.

6.        Menjaga Etika dan Akhlak
Rasulullah bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

"Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang jika melakukan suatu pekerjaan, maka ia menyempurnakannya."
(HR. Al-Baihaqi)

Profesionalisme, etika kerja, dan tanggung jawab merupakan bagian dari akhlak bisnis yang baik dalam Islam.

 

Dampak Positif Etika Bisnis Islam

ü  Kepercayaan Konsumen: Bisnis yang jujur akan membangun loyalitas dan kepercayaan pelanggan.

ü  Keberkahan Rizki: Bisnis yang dijalankan sesuai syariah akan mendatangkan keberkahan dan ketenangan hati.

ü  Pembangunan Ekonomi Umat: Etika bisnis Islam mendorong distribusi kekayaan yang adil dan mendukung ekonomi yang berkelanjutan.

 

Etika bisnis dalam Islam bukan hanya sebuah teori, tetapi harus menjadi pedoman hidup setiap Muslim dalam menjalankan usaha. Dengan mengedepankan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab sosial, seorang Muslim tidak hanya meraih keuntungan duniawi, tetapi juga meraih ridha Allah dan keselamatan di akhirat.

 


19 Juni, 2025

Peran Ulama dalam Masyarakat

Dr. Abdul Munir, M.Pd.I

(Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Bima, KUA Sape)

 

Ulama memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam Islam. Mereka adalah ahli ilmu yang menjadi penerus para nabi dalam menyampaikan risalah Allah kepada umat manusia. Dalam sebuah masyarakat, ulama bukan hanya sekadar pengajar agama, tetapi juga berperan sebagai pemimpin moral, penyeimbang sosial, dan penjaga akidah umat. Ketika umat jauh dari ulama, maka akan mudah terjerumus dalam kesesatan dan kerusakan.

 

Islam telah memberikan penghormatan yang tinggi terhadap para ulama karena peran vital mereka dalam menjaga keberlangsungan ajaran Islam serta membimbing masyarakat menuju jalan kebenaran. Oleh karena itu, memahami peran ulama adalah bagian penting dalam membangun masyarakat yang berakhlak, adil, dan sejahtera.

 

1. Ulama dalam Perspektif Al-Qur’an

Allah mengangkat derajat orang-orang yang berilmu, khususnya mereka yang takut kepada-Nya karena ilmunya:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.” (QS. Fathir: 28)

 

Ayat ini menegaskan bahwa ulama sejati adalah mereka yang memahami ilmu syar’i dan mengantarkannya kepada ketakwaan. Ilmu yang dimiliki bukan hanya pengetahuan, tetapi juga melahirkan rasa takut dan tunduk kepada Allah .

 

Allah juga berfirman:

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”
(QS. Al-Mujadilah: 11)

 

2. Hadis-Hadis Tentang Kemuliaan Ulama

Rasulullah bersabda:

إِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا، إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mereka mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambil ilmu itu, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.”
(HR. Abu Dawud, no. 3641)

Hadis ini menunjukkan bahwa peran ulama adalah lanjutan dari tugas kenabian, yaitu menyampaikan risalah, membimbing umat, dan menegakkan kebenaran.

 

3. Peran Ulama dalam Masyarakat

a. Penjaga Akidah Umat
Ulama berperan dalam membentengi umat dari ajaran-ajaran sesat, pemikiran menyimpang, dan faham-faham yang menodai kemurnian Islam.

b. Pembimbing Spiritual dan Moral
Ulama menjadi teladan dalam akhlak, ibadah, dan sikap. Mereka adalah sumber inspirasi moral yang hidup di tengah masyarakat.

c. Pengajar dan Penyebar Ilmu
Melalui pengajian, khutbah, dan tulisan, ulama menyampaikan ilmu yang benar kepada umat agar mereka tidak jahil terhadap agama.

d. Penengah Konflik dan Pembina Sosial
Ulama seringkali menjadi penengah dalam konflik sosial, baik dalam keluarga, masyarakat, hingga negara, karena mereka dihormati dan dipercaya netral.

e. Pengawal Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Mereka menegakkan kebenaran, mencegah kemungkaran, dan memperjuangkan keadilan sesuai syariat.

 

4. Tantangan dan Harapan terhadap Ulama Masa Kini

Di era globalisasi dan digital, ulama menghadapi tantangan seperti:

ـ           Menyikapi fenomena Islam liberal dan sekularisme

ـ           Menjawab isu-isu kontemporer: LGBTQ+, riba modern, demokrasi vs syura, dll

ـ           Mengimbangi pengaruh tokoh publik non-ulama yang lebih populer di media sosial

ـ           Menyampaikan dakwah melalui teknologi digital dengan tetap menjaga otoritas keilmuan

Harapannya, ulama masa kini mampu beradaptasi tanpa kehilangan prinsip, menjadi pemimpin pemikiran dan panutan moral yang tidak hanya dihormati, tetapi juga relevan di hati umat.

 

Ulama adalah tiang penopang umat dan cahaya penuntun masyarakat. Mereka adalah waratsatul anbiya (pewaris para nabi) yang menjaga kemurnian ajaran Islam serta membimbing umat di tengah gelombang zaman. Oleh karena itu, kedudukan ulama harus dihormati, ilmu mereka didengar, dan peran mereka didukung. Masyarakat yang jauh dari ulama akan kehilangan arah, sedangkan masyarakat yang dekat dengan ulama akan meraih berkah.

 

Daftar Pustaka

1.      Al-Qur’an al-Karim

2.      Shahih al-Bukhari

3.      Shahih Muslim

4.      Sunan Abu Dawud

5.      Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Azhim

6.      Imam Al-Ghazali, Ihya’ Ulumuddin

7.      Yusuf al-Qaradawi, Peranan Ulama dalam Kehidupan Masyarakat Islam

8.      Al-Munajjid, Muhammad Shalih. Fatawa dan Artikel Tentang Ulama – IslamQA.info

 


18 Juni, 2025

Pemuda dan Tantangan Akhlak Modern

Pemuda merupakan tonggak utama kebangkitan umat dan masa depan bangsa. Dalam Islam, pemuda memiliki posisi istimewa karena masa muda adalah waktu terbaik untuk menanam nilai-nilai iman, ilmu, dan amal. Namun, era modern menghadirkan berbagai tantangan terhadap akhlak dan moralitas generasi muda. Pengaruh globalisasi, media sosial, gaya hidup hedonistik, dan pergeseran nilai seringkali membuat pemuda berada dalam dilema antara identitas keislaman dan arus zaman.

Pemuda dalam Pandangan Islam

Islam menaruh perhatian besar terhadap masa muda. Nabi Muhammad bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ... وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ
"Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat... salah satunya adalah pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Pemuda yang menjaga agama dan akhlaknya di tengah fitnah dunia ibarat cahaya di tengah kegelapan. Mereka menjadi pembela kebenaran, bukan hanya pengikut tren yang menyesatkan.

Tantangan Akhlak Pemuda di Era Modern

1.      Normalisasi Pergaulan Bebas
Gaya hidup bebas dan permisif yang banyak ditampilkan dalam media sering dianggap sebagai “modernitas”. Padahal, Islam menekankan menjaga pandangan dan batas pergaulan.

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ
"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menahan pandangannya..."
(QS. An-Nur: 30)

2.      Penyimpangan Moral dan Seksual
Fenomena LGBT, pornografi, dan seks bebas makin terbuka. Pemuda Muslim harus memiliki filter akidah dan akhlak agar tidak larut dalam kerusakan moral ini.

3.      Kecanduan Gawai dan Dunia Maya
Media sosial membawa manfaat, tetapi juga menyita waktu dan sering menjadi sumber konten negatif. Pemuda hendaknya bijak bermedia dan tidak menjadi budak algoritma.

4.      Krisis Keteladanan dan Hilangnya Malu
Banyak pemuda lebih mengidolakan selebritas atau influencer daripada para ulama dan tokoh peradaban Islam. Hilangnya rasa malu adalah tanda kemunduran akhlak.

إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
"Jika engkau tidak malu, maka lakukanlah sesukamu."
(HR. Bukhari)

5.      Minimnya Spirit Dakwah dan Kepedulian Sosial
Sebagian pemuda sibuk dengan urusan pribadi tanpa memikirkan nasib umat. Padahal, pemuda harus menjadi agen perubahan sosial dan penyeru kebaikan.

Solusi Islami untuk Pemuda

ـ           Menuntut Ilmu dan Memperkuat Akidah
Pemuda harus membentengi diri dengan ilmu agama dan nilai tauhid yang kuat.

ـ           Bergabung dengan Komunitas Shalih
Lingkungan pergaulan sangat berpengaruh terhadap akhlak. Pilih sahabat yang mendekatkan kepada Allah.

ـ           Aktif Berdakwah di Media Sosial
Gunakan media digital untuk menyebarkan pesan-pesan Islam, bukan mengikuti hal-hal yang sia-sia.

ـ           Menjadikan Rasulullah dan Sahabat sebagai Teladan
Belajar dari keteguhan pemuda seperti Ali bin Abi Thalib, Mush'ab bin Umair, dan Usamah bin Zaid yang memimpin pasukan di usia muda.

Pemuda adalah harapan umat, tetapi juga kelompok yang paling rentan terhadap tantangan akhlak di era modern. Maka dari itu, perlu penguatan iman, pendidikan karakter, dan bimbingan lingkungan yang sehat. Pemuda Islam harus tampil menjadi agen kebaikan, bukan korban zaman. Mari kita bangun generasi muda yang kuat akidahnya, mulia akhlaknya, dan bermanfaat bagi masyarakat dan umat.

 


Remaja dan Generasi Muda : Menghindari Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi generasi muda saat ini. Banyak godaan dan pengaruh negatif yang dapat mengarahkan seseorang pada perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim, khususnya generasi muda, untuk mengetahui cara menghindari pergaulan bebas demi menjaga kehormatan dan keimanan.

 

Pergaulan Bebas dan Dampaknya

Pergaulan bebas dapat diartikan sebagai interaksi sosial yang tidak terkontrol dan seringkali melanggar batas-batas syariat Islam, seperti hubungan yang tidak halal antara laki-laki dan perempuan, kebiasaan mengonsumsi hal-hal yang dilarang, serta perilaku yang menyimpang dari norma agama dan moral. Dampak dari pergaulan bebas sangat besar, mulai dari hilangnya rasa malu, rusaknya akhlak, bahkan menimbulkan kerusakan sosial dan spiritual.

 

Landasan Islam tentang Menjaga Pergaulan

Islam sangat menekankan pentingnya menjaga kehormatan diri dan menutup aurat. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغْضُضُوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّـهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka."
(QS. An-Nur: 30)

 

Begitu pula kepada perempuan, Allah memerintahkan agar menjaga pandangan dan auratnya. Hal ini bertujuan agar terhindar dari fitnah dan menjaga kehormatan masing-masing individu.

 

Cara Islami Menghindari Pergaulan Bebas

1.        Menjaga Pandangan
Rasulullah SAW bersabda:
"Pandangan adalah panah beracun dari setan, maka tahanlah pandanganmu."
Dengan menjaga pandangan, kita menghindari timbulnya nafsu yang bisa membawa kepada perbuatan dosa.

2.        Memilih Lingkungan yang Positif
Pergaulan sangat memengaruhi perilaku seseorang. Oleh karena itu, pilihlah teman dan lingkungan yang mendukung nilai-nilai Islam dan menuntun pada kebaikan.

3.        Memperbanyak Ibadah dan Dzikir
Ibadah seperti shalat, puasa, dan dzikir membantu hati menjadi tenang dan menjaga jiwa dari perbuatan maksiat.

4.        Menjaga Aurat dan Adab
Menutup aurat sesuai syariat dan berperilaku sopan akan mencegah munculnya godaan dari luar dan juga menjaga kehormatan diri sendiri.

5.        Berkomitmen pada Nilai Islam
Memiliki tekad kuat untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya merupakan benteng utama dalam menghindari pergaulan bebas.

 

Menghindari pergaulan bebas bukan hanya soal menjauhi hubungan yang tidak halal, tetapi juga tentang menjaga hati, pikiran, dan akhlak agar tetap bersih dan suci di hadapan Allah SWT. Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam, menjaga pandangan, memilih lingkungan yang baik, serta memperbanyak ibadah, insyaAllah generasi muda akan mampu menjadi pribadi yang kuat, bermartabat, dan diridhai oleh Allah SWT.

 

Semoga kita semua senantiasa diberikan kekuatan dan hidayah untuk menjauhi pergaulan yang merusak dan selalu berada di jalan-Nya yang lurus.

 


Popular

Popular Posts

Blog Archive