03 Juni, 2025


Dalam Islam, pernikahan adalah ibadah yang sakral dan merupakan bagian dari sunnah Rasulullah . Pernikahan bukan hanya ikatan lahiriah, melainkan juga ikatan spiritual yang bertujuan untuk menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Dalam struktur keluarga Islami, suami memegang peranan penting sebagai pemimpin rumah tangga. Namun, kepemimpinan dalam Islam bukanlah dominasi, melainkan tanggung jawab dan amanah yang penuh kasih sayang.

1. Suami sebagai Qawwam (Pemimpin)

Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka."
(QS. An-Nisa: 34)

Ayat ini menunjukkan bahwa suami memiliki peran sebagai qawwam—pemimpin yang bertanggung jawab terhadap istri dan keluarganya. Kepemimpinan ini harus dilandasi keadilan, tanggung jawab, dan kasih sayang, bukan kekuasaan yang semena-mena.

2. Suami sebagai Penafkah dan Pelindung

Salah satu kewajiban utama suami dalam Islam adalah memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya, baik berupa makanan, pakaian, tempat tinggal, maupun kebutuhan lainnya. Rasulullah bersabda:

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ

"Cukuplah seseorang itu berdosa jika ia menelantarkan orang yang menjadi tanggung jawabnya."
(HR. Abu Dawud)

Selain nafkah lahir, suami juga berkewajiban memberikan nafkah batin, termasuk perhatian, rasa aman, dan penghargaan kepada istri. Ia harus menjadi pelindung dari gangguan, tekanan, dan penderitaan, baik fisik maupun psikologis.

3. Suami sebagai Pendidik dan Penuntun Spiritualitas

Suami bukan hanya bertugas memenuhi kebutuhan materi, tetapi juga membimbing keluarga dalam urusan agama. Ia harus menjadi teladan dalam ibadah, akhlak, dan kehidupan sehari-hari. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka."
(QS. At-Tahrim: 6)

Hal ini berarti suami bertanggung jawab membina keluarganya dalam kebaikan, mengajarkan shalat, membaca Al-Qur’an, serta menjauhi kemungkaran.

4. Suami sebagai Mitra dalam Cinta dan Kasih Sayang

Pernikahan dalam Islam dibangun atas dasar cinta (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah). Rasulullah menunjukkan keteladanan dalam memperlakukan istrinya dengan penuh kelembutan dan cinta. Beliau bersabda:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang paling baik kepada keluargaku."
(HR. Tirmidzi)

Seorang suami ideal adalah yang mendengarkan, menghargai pendapat istri, serta menciptakan suasana damai dalam rumah tangga.

Peran suami dalam Islam sangatlah mulia dan kompleks. Ia bukan hanya kepala rumah tangga, tetapi juga pelindung, pendidik, dan sahabat sejati bagi istrinya. Suami yang baik adalah yang menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab, cinta, dan takut kepada Allah. Dengan demikian, rumah tangga Islami yang diridhai Allah akan terwujud, menjadi surga dunia yang menuntun ke surga akhirat.


0 komentar:

Posting Komentar

Silakan titip komentar anda..

Popular

Popular Posts

Blog Archive