JAGA GENERASI DI ERA DIGITAL: MENELADANI NILAI-NILAI KURBAN DALAM MENDIDIK ANAK
JAGA GENERASI DI ERA DIGITAL:
MENELADANI NILAI-NILAI KURBAN DALAM MENDIDIK ANAK
Oleh. Dr. Abdul
Munir, M.Pd.I
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ
الْيَوْمَ عِيْدًا لِّلْمُسْلِمِيْنَ، وَحَرَّمَ عَلَيْهِمْ فِيْهِ الصِّيَامَ،
وَنَزَّلَ الْقُرْآنَ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ،
وَهُوَخَيْرَ النِّعَمِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مَنِ اصْطَفَى، مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِاللهِ، وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَّالاَهُ. اَمَّا بَعْدُ، فَيَاعِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ
وَنَفْسِى وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال الله تعالى:
انااعطيناك الكوثر، فصل لربك وانحر، ان شانئك هو الأبتر
اَللهُ
أكْبَرُ اَللهُ أكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ
Kaum
muslimin jamaah Idul Adha yang dimuliakan oleh Allah Swt.
Pada
hari ini, 10 Zulhijjah 1446 Hijriah, umat Islam
di seluruh dunia keluar dari rumahnya masing-masing menuju Masjid atau
tanah-tanah lapang, untuk melaksanakan sholat Idul Adha. Sepatutnyalah kita
bersyukur kepada Allah, bahwa kita masih diberikan kesempatan untuk
melaksanakan Idul Adha pada tahun ini, betapa banyak saudara-saudara kita, orang
tua serta tetangga-tetangga kita yang tidak lagi merayakan Idul Adha bersama
kita di tempat ini. Sebagian ada yang sedang terbaring di rumah sakit, sebagian
ada yang jauh di perantaun, dan sebagiannya lagi sudah meninggalkan kita ke
alam بقاء.
Kita berdoa
kepada Allah, semoga saudara-saudara kita yang sakit disembuhkan, yang ditimpa
musibah diberi kesabaran, yang jauh diperantauan selalu dilindungi serta
dilimpahi rezeki yang halal dan bagi saudara-saudara serta orang tua kita yang
telah meninggal dunia, semoga diampuni dosanya, diterima amal ibadahnya serta
ditempatkan di tempat yang mulia di sisi Allah swt. Amin yaa rabbal alamin.
اَللهُ أكْبَرُ اَللهُ أكْبَرُ وِللهِ
الْحَمْدُ
Kaum
muslimin rahimakumullah.
Tema khutbah kita hari ini adalah:
"Jaga Generasi di Era Digital:
Meneladani Nilai-Nilai Kurban dalam Mendidik Anak."
Kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya
Ismail AS adalah pelajaran besar tentang pendidikan keluarga dan pembinaan
generasi. Ketika Ibrahim menerima perintah Allah untuk menyembelih
putranya, Ismail tidak menentang, tidak membangkang. Bahkan ia menjawab dengan
penuh keimanan:
فَلَمَّا
بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَـٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ
أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَـٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ
سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّـٰبِرِينَ
"Maka
ketika anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata, 'Wahai anakku! Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!' Ia (Ismail) menjawab, 'Wahai
ayahku! Laksanakanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah
engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.'”
(QS. As-Saffat: 102)
Lihatlah, betapa besar peran pendidikan
ayah dalam membentuk karakter anak. Ismail bukan hanya anak yang patuh,
tetapi anak yang telah tumbuh dengan fondasi iman, adab, dan pengorbanan.
Sungguh, ini adalah gambaran generasi emas yang tumbuh dalam bimbingan
langsung dari orang tuanya.
Lalu,
bagaimana dengan generasi kita hari ini?
Kita hidup di era digital,
zaman di mana anak-anak lebih dekat dengan gawai daripada dengan orang tuanya.
Mereka lebih mengenal tokoh di media sosial ketimbang mengenal Nabi dan
sahabat. Maka wajar, jika banyak anak kehilangan adab, kehilangan arah, dan
kehilangan jati diri.
Ini bukan salah teknologi. Tapi ini
adalah panggilan bagi kita semua—orang tua, guru, dan pemimpin
masyarakat—untuk menjaga dan membimbing generasi ini di tengah derasnya arus
digitalisasi.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Idul Adha bukan hanya tentang
menyembelih hewan kurban, tetapi juga tentang menyembelih nafsu egois,
menyembelih kesibukan duniawi, agar kita bisa hadir penuh untuk membimbing
anak-anak kita.
Di era digital ini, mari kita
jadikan nilai-nilai kurban sebagai pedoman dalam mendidik generasi:
1.
Kurban Waktu
Luangkan waktu untuk berdialog,
mendengarkan keluh kesah anak-anak kita. Jangan biarkan mereka mencari “orang
tua virtual” di media sosial karena kita terlalu sibuk.
2.
Kurban Kesabaran
Pendidikan tidak instan. Butuh
kesabaran luar biasa seperti kesabaran Ibrahim dalam menanamkan nilai tauhid
kepada Ismail.
3.
Kurban Kenyamanan
Kadang, kita harus keluar dari zona
nyaman—meninggalkan hiburan, membatasi media sosial, dan menjadi teladan nyata
bagi anak-anak.
Ma’asyiral muslimin,
Rasulullah SAW bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ، وَكُلُّكُمْ
مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
"Setiap kalian adalah pemimpin,
dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang
dipimpinnya."
(HR. Bukhari dan Muslim)
Maka orang tua adalah pemimpin bagi
anak-anaknya. Guru adalah pemimpin bagi muridnya. Dan semua kita akan ditanya
oleh Allah: apa yang kita wariskan kepada generasi setelah kita?
Apakah kita wariskan iman? Ataukah
kita biarkan mereka larut dalam dunia digital tanpa arah?
اَللهُ أكْبَرُ اَللهُ أكْبَرُ وِللهِ
الْحَمْدُ
Akhirnya, mari kita bermunajat
kepada Allah:
اللَّهُمَّ
اجْعَلْ أَبْنَاءَنَا مِنَ الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ
الزَّكَاةَ وَيَتْبَعُونَ سُنَّةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ ﷺ، وَنَجِّنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا مِنْ فِتَنِ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ.
"Ya Allah, jadikanlah anak-anak
kami termasuk orang-orang yang menegakkan salat, menunaikan zakat, mengikuti
sunnah Nabi-Mu Muhammad SAW, dan lindungilah kami serta keturunan kami dari
fitnah dunia dan akhirat."
Kisah keluarga
Ibrahim menjadi pengingat bagi kita, akan pentingnya kolaborasi dalam suatu
komunitas baik kelauarga, lembaga maupun masyarakat. Pembiasaan berkolabosari dengan anggota keluarga, masyarakat
ataupun komunitas dan lembaga, akan mendorong kita semakin terbuka, jujur, dan tulus. Melalui kolaborasi dan diskusi, kita juga dapat membangun jembatan yang akan menyatukan hati, di
mana setiap anggota keluarga, masyarakat, merasa didengar, dihargai, dan dicintai.
Semoga dengan Idul Adha ini, dapat menghantarkan pribadi, keluarga, dan
lembaga kita semakin baik, penuh dengan keberkahan, rahmat dan hidayah Allah
swt. Karena itu, marilah kita sama-sama berdoa kepada Allah:
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan titip komentar anda..