17 Juni, 2014



Secara singkat disebutkan dalam kitab جامع الدروس العربية karya Syaykh Mushthafa al-Galayayniy mengenai batasan atau kriteria jumlah fi’liyah seperti berikut ini:

الجملة الفعلية ما تألفت من الفعل والفاعل، نحو: "سبق العذل", أو الفعل ونائب الفاعل، نحو: "ينصر المظلوم", أوالفعل الناقص واسمه وخبره, نحو: "يكون المجتهد سعيدا".

Dari pernyataan di atas dalam disimpulkan bahwa jumlah fi’liyah adalah jumlah (جملة) (yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan kalimat), yang terdiri dari fi’il (فعل) dan fa’il (فاعل), atau fi’il (فعل) dan naib al-fa’il (نائب الفاعل), atau bahkan fi’il madhi naqis (فعل ماض ناقص) beserta isim dan khabarnya.

Selengkapnya baca versi pdf-nya.


(Huruf)

Salah satu elemen penting dalam pembentukan kalimat bahasa Arab setelah isim dan fi’il adalah huruf, dan huruf yang dimaksud di sini adalah huruf yang oleh ahli Nahwu dinyatakan sebagai lafal yang tidak Nampak maknanya dengan baik kecuali ia bersama dengan yang lain dan yang dimaksudkan dengan yang terakhir, tiada lain kecuali isim dan fi’il’. Ini berarti bahwa huruf baru jelas artinya manakala bersama dengan isim dan fi’il sebagai tiga unsur utama pembentukan kalimat (jumlah).

Huruf-huruf ma’aniy itu diantaranya ada yang masuk kepada isim, ada yang masuk kepada fi’il, dan ada pula yang kepada kedua-duanya. Dan isim yang masuk tersebut ada yang mempengaruhi kata yang dimasukinya dari segi i’rab, ada yang tidak. Yang berpengaruh terhadap kata yang dimasukinya disebut ‘amilah, dan yang tidak disebut gayr ‘amilah.

Adapun yang menjadi bahasan untuk materi ini dibatasi pada empat saja; yaitu: 1) huruf al-jar, huruf al-nashab, dan 3) huruf al-jazm. Huruf al-jar khusus masuk kepada fi’il, sedangkan huruf nashab dan jazam kedua-duanya masuk kepada fi’il.

Anda seyogianya membaca materi tentang huruf ini kemudian mengidentifikasi huruf-huruf yang ada sesuai fungsinya, kemudian berlatih untuk menyusun kalimat dengan menggunakan hurus sesuai peruntukannya dengan tepat dan benar.

Selengkapnya... baca versi PDF-nya



اسم الإشارة وكيفية استعمالها
(Kata Penunjuk dan Cara Penggunaanya)


Materi yang akan dibahas pada bahagian ketiga ini adalah tentang isim isyarah atau kata penunjuk yang digunakan untuk menunjuk orang, sesuatu maupun tempat yang ada dekat dan di sekitar kita, maupun untuk yang jauh. Di dalamnya dikemukakan pula isim isyarah yang khusus digunakan untuk yang berakal (عاقل) maupun yang tidak berakal (غير عاقل).

Isim isyarah menurut Syekh Mushthafa al-Galayayniya adalah sebagai berikut:
ما يدل على معين بواسطة إشارة حسية باليد ونحوها، إن كان المشار إليه حاضرا, أو إشارة معنوية إذا كان المشار إليه معنى أو ذاتا غير حاضرة .
Artinya:
Isim isyarah adalah apa yang menunjukkan kepada sesuatu yang tertentu dengan perantaraan isyarat secara konkrit (nyata) dengan tangan dan semacamnya, jika yang diisyaratkan (ditunjuk) itu hadir (ada), atau isyarat secara makna (abstrak) jika yang ditunjuk itu abstrak, atau person yang tidak hadir.

Adapun yang temasuk isim isyarah menurut Syekh Mushthafa al-Galayainiy antara lain dikemukakan sebagai berikut:
أ‌- ذا للمذكر
ذا untuk yang mudzakkar
ب‌- ذان و ذين للمثنى المذكر
ذان dan ذين untuk mutsanna mudzakkar
ت‌- ذه و ته للمفردة المؤنث
ذه dan ته untuk mufrad mu’annats
ث‌- تان و تين للمثنى المؤنث
تان dan تين untuk mutsanna mu’annats
ج‌- أولاء و أولى (بالمد والقصر)، والمد أفصح للجمع المذكر والمؤنث
أولاء dan أولى (dengan madd dan qashr), tetapi dengan mad lebih utama, untuk jamak mudzakkar salim
Khusus yang terakhir digunakan untuk jamak berakal, seperti dalam firman Allah swt. Yang berbunyi:
أولئك على هدى من ربهم وأولئك هم المفلحون (لقمن: 5
Dan juga untuk yang tidak berakal, seperti:
إن السمع والبصر والفؤاد كل أولئك كان عنه مسئولا (الإيراء: 36

Namun demikian, yang lebih banyak adalah bahwa أولئك itu digunakan untuk yang berakal, sementara untuk yang tidak berakal digunakan تلك, sebagaimana firman Allah swt. Yang berbunyi:
وتلك الأيام نداولها بين الناس (آل عنران: 140)

Boleh men-tasydid-kan ن pada bentuk mutsanna dari ( ذاdan تا ), baik dengan أ atau ي, lalu dikatakan ( ذان, ذين, dan تين ). Dan diantara isim isyarah itu ada yang khusus diguakan untuk tempat, lalu digunakanlah هنا untuk yang dekat, هناك untuk yang pertengahan, dan هنالك dan ثَمَّ untuk yang jauh.
Contoh:
أ‌- سكنت في هذه المدينة منذ سبع سنوات ماضية
Saya telah tinggal di kota ini sejak tujuh tahun yang lalu
ب‌- هناك بيتي (قريب من السوق
Di sana rumah saya, dekat dari pasar
ت‌- أبي يسكن في جاكرتا, وهو يعمل تاجرا هناك
Bapak saya tinggal di Jakarta, dan dia bekerja sebagai pedagang di sana

Isim isyarah banyak-banyak didahului oleh huruf ها yang berfungsi sebagai peringatan, lalu dikatakanlah: هذا, هذه, هاتان, dan هؤلاء.
ذا dan تي kadang-kadang ditambahkan dengan huruf ك untuk menunjukkan pada khithab (yang dituju), lalu dikatakanlah ذاك dan تيك, dan kadang-kadang pula huruf ك nya diikuti oleh huruf ل  , sehingga menjadilah : ذلك dan تلك. Akan halnya dengan ذان, ذين, تان, تين, dan أولاء, kadang-kadang pula diikuti dengan ك yang menunjukkan khithab satu satunya lalu menjadilah: ذانك, تانك, dan أولئك.

Boleh juga dilakukan pemisahan antara ها yang menunjukkan peringatan (tanbih) dan isim isyarah dengan dhamir yang ditunjuk seperti:
أ‌- ها أنا ذا
ب‌- ها أنتِ ذي
ت‌- ها أنتما ذان
ث‌- ها نحن ذان
ج‌- ها نحن أولاء.
Cara sebagaimana telah disebutkan di atas dinilai lebih utama dan lebih fashih dalam kaitannya dengan balig al-kalam, dan hal ini sesuai dengan firman Alah swt. Yang berbunyi:
ها أنتم أولاء تحبونهم ولا يحبونكم (آل عمران: 119
Pemisahan pada selainnya sangant sedikit, seperti:
 ها إن ذا الوقتُ قد خَانَ
Dan pemisahan yang dilakukan dengan كاف التنبيه dalam contoh: هكذا sangat banyak dan populer.

Selengkapnya... baca Versi PDF-nya

( Kata Kerja)
Fi’il atau kata kerja adalah kata yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan pada waktu tertentu, seperti waktu lampau, sekarang dan akan datang.
الفعل كل لفظ يدل على حصول عمل في زمن خاص
Artinya:
           Fi’il adalah setiap lafal yang menunjukkan atas terjadinya suatu pekerjaan pada waktu tertentu.
وينقسم الفعل باعتبار زمانه إلى : ماض ومصارع وأمر
Artinya:
           Fi’il (kata kerja) terbagi –bila ditunjau dari segi waktu berlakunya- kepada : fi’lun madhin (kata kerja lampau) fi’lun mudhari’ (kata kerja sekarang atau akan datang), dan fi’lu amrin (kaka kerja perintah) pada waktu yang akan datang.

Selengkapnya baca versi PDF-nya

تقسيم الاسم إلى مفرد، مثنى وجمع

Di dalam bahasa Arab, dikenal tiga pembahagian isim (kata benda) jika ditinjau dari segi عدد/bilangan nya, yaitu isim yang menunjukkan kepada satu/tunggal yang disebut dengan istilah mufrad), isim yang menunjukkan atas dua/ganda atau mutsanna, dan yang menunjukkan kepada jumlah yang banyak atau jamak, yaitu angka tiga lebih. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada uraian berikut ini:


Selengkapnya baca versi pdf-nya


علامات الاسم
(Tanda- tanda Isim)


Bahagian ini merupakan lanjutan dari bahagian 2 (Pembahagian Kata) sebelumnya. Untuk mengidentifikasi apakah suatu kata (كلمة) dalam bahasa Arab itu termasuk isim (kata benda) fi’il (kaka kerja), atau huruf, perlu diperhatikan rambu-rambu  yang telah dikemukakan oleh ulama ahli tata bahasa Arab sebagaimana akan dikemukakan berikut ini:




Selengkapnya... baca versi pdf-nya


Kata atau الكلمةdi dalam bahasa sebagai unsur pembentukan kalimat atau جملة , secara umum terbagi tiga bahagian; yaitu isim (kata benda), fi’il (kata kerja), dan huruf atau kata depan dan semacamnya.
Isim atau kata benda dimaksud mencakup jenis manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda mati, maupun sesuatu yang dibendakan. Selain itu, dibahas pula tentang kata dilihat dari segi ‘adad atau bilangannya, dan yang dimaksud dengannya adalah pembagian isim dari segi mufrad (tunggal), mutsanna (ganda/double), dan jamak atau yang menunjukkan pada jumlah mulai dari tiga dan seterusnya.


تنقسم الكلمة في اللغة العربية إلى ثلاثة أقسام : اسم وفعل وحرف.
Artinya:

Kata dalam bahasa Arab terbagi tiga : yaitu isim (kata benda), fi’il (kata kerja) dan harf (huruf).
Untuk lebih jelasnya, ketiga pembahagian dimaksud akan dipaparkan satu persatu secara berturut-turut seperti berikut ini:


الاسم
(Kata Benda)

Isim (اسم) yang dalam bahasa Arab berarti nama/benda, bentuk jamak-nya adalah (اسماء ) nama-nama dan dimaksudkan sebagai kata benda dalam bahasa Indonesia. Isim dimaksud mencakup manusia, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, dan makna yang tidak terikat dengan waktu. Bahagian yang terakhir ini oleh sebahagian ulama ahli Nahwu dinyatakan sebagai sesuatu yang dibendakan (أي شيئ آخر ) .

الاسم كل كلمة تدل على إنسان أو حيوان أو نبات أو جماد أو مكان أو زمان أو صفة أو معنى مجرد من الزمان.
Artinya:
setiap kata yang menunjukkan kepada manusia, hewam, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, atau makna yang tidak terikat (bebas) oleh waktu.
Berikut ini daftar klasifikasi isim berdasar defenisi sebagaimana telah disebutkan dalam pengertian di atas.

Lebih jelasnya silahkan baca versi pdf-nya.

Huruf dalam bahasa Arab dibagi kepada huruf al-mabaniy dan huruf al-ma’aniy, dan yang dibahas pada kesempatan ini adalah jenis yang pertama yang intinya adalah pengenalan terhadap huruf-huruf yang membentuk kata, untuk selanjutnya disusun dalam bentuk kalimat.

Pengenalan terhadap huruf Hijaiyyah ini siswa/mahasiswa diharapkan dapat membaca dengan seksama materi ini untuk kemudian menganalisis penulisan huruf-nya baik ketika tersendiri, maupun ketika bersambung dengan huruf-huruf lainnya. Selain itu, yang juga perlu untuk diperhatikan adalah bagaimana persambungan huruf-huruf hijaiyah itu dengan ال takrif, dan juga pengucapan huruf-hurufya sesuai makhraj dan intonasi yang baik dan benar.

Setelah mempelajari uraian materi ini, mahasiswa/siswa diharapkan dapat:

1. Menulis huruf-huruf hijaiyah, baik yang masuk dalam kategori al-huruf al-qamariyah, maupun al-huruf al-syamsiyah dengan tulisan yang baik dan benar.

2. Membaca huruf-huruf hijaiyah dengan makhraj yang baik dan benar, sesuai dengan makhraj dan sifat hurufnya.


Selengkapnya silahkan buka disini Versi pdf.

Semoga pembelajaran pada bahagian 1 (satu) ini dapat bermanfaat, dan ikuti pelajaran/pembelajaran selanjutnya pada bahagian 2. Versi PDF dapat Klik disini


16 Juni, 2014

Lakey Beach yang berlokasi di Kecamatan Hu'u Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat.

Informasi seputar pantai Lakey ini sangat banyak di internet anda tinggal memasukkan kata kunci pantai lakey atau lakey beach pada google.co.id, maka semua informasi mengenai lakey bisa telihat disana.

Namun pada kesempatan ini, saya sekedar ceritakan pengalaman pribadi sejak start dari rumah hingga sampai pantai lakey.

Berangkat dari rumah (Rai Oi -Sape), jam 10 pagi. sampai di Kota Bima jam 11 lewat 12 menit,  memang sedikit lambat dalam perjalanan karena di ikut sertakan anggota keluarga, apalagi menggunakan motor matic dan anak-anak pada masih kecil, sehingga tentu saja kecepatan di kurangi dari biasanya.

Di Kota Bima istrahat sambil mengisi lambung tengah (na'kul) dan membeli beberapa cemilan persiapan di Lakey nanti dan itu memakan waktu kurang lebih 1 setengah jam. Lalu melanjutkan perjalanan dari Kota Bima setelah shalat Dzuhur, dan istrahat untuk yang kedua kalinya di Madapangga (wisata permandian).

Di Kota Dompu tepat depan rumah sakit daerah Dompu belok kiri dan itulah jalan lintas Lakey. Jarak kota Dompu hingga pantai Lakey 20 km, sepanjang jalannya beraspal mulus. akhirnya kami tiba di Pantai Lakey jam 2.10 menit. begitu masuk area pantai kami disambut bule-bule (turis luar negeri).

Gerbang I Pantai Lakey
Photo bareng bule Amerika


Bule dari Australia

Lagi nyante di halaman Aman Gati Hotel

Setelah menelusuri Pantai Lakey

Pantai Lakey Depan Hotel Aman Gati

Motor Metic yang digunakan dari Sape ke Pantai Lakey
Gerbang 2 Pantai Lakey
Depan Aman Gati Hotel
Setelah menjelajahi Pantai Lakey, sore hari itu juga kami balik ke Sape.

14 Juni, 2014

Kasihan di Desa kecil-ku ini, TV One dan ANTV sebagai Official Broadcaster 2014 FIFA World Cup mengacak di area blank spot. 

Saat ini, saya sedang menonton pertandingan Mexico Vs Kamerun melalui bolastreaming.com meskipun tampilannya kecil karena monitor Laptop hanya 10" biarlah tak mengapa dari pada tak nonton live.

Saya sebenarnya tak terlalu hobbi sama bola kecuali saat-saat tertentu, namun bagaimana dengan yang lain menyandang gelar maniak bola di luar sana.



11 Juni, 2014

Tasbih Kifarah disebut pula Kaffaratul Majlis atau do'a penutup majlis. Kenapa dijadikan do'a penutup majelis? karena salah satu keutamaannya adalah menghapus dosa dalam majelis tersebut, hal ini berdasarkan hadits riwayat Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad.

عَنْ أَبِى بَرْزَةَ الأَسْلَمِىِّ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ بِأَخَرَةٍ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَقُومَ مِنَ الْمَجْلِسِ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ. فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ لَتَقُولُ قَوْلاً مَا كُنْتَ تَقُولُهُ فِيمَا مَضَى. قَالَ كَفَّارَةٌ لِمَا يَكُونُ فِى الْمَجْلِسِ



Dari Abu Barzah Al-Aslami radhiyallahu anhu ia berkata: Jika Rasulullah SAW hendak bangun dari suatu majelis beliau membaca: Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika. Seorang sahabat berkata: Ya Rasulullah, engkau telah membaca bacaan yang dahulu tidak biasa engkau baca? Beliau menjawab: Itu sebagai penebus dosa yang terjadi dalam sebuah majelis.

08 Juni, 2014

Dalam riwayat dikatakan,

رجب شهر الله, وشعبان شهري, ورمضان شهر أمتى. فمن صام من رجب يومين. فله من الأجر ضعفان, ووزن كل ضعف مثل جبال الدنيا, ثم ذكر أجر من صام أربعة أيام, ومن صام ستة أيام, ثم سبعة أيام ثم ثمانية أيام, ثم هكذا: إلى خمسة عشر يوما منه.

Rajab adalah bulan Allah, Sya`ban bulan Saya (Rasulullah Shollallahu `alaihi wa Sallam), sedangkan Ramadhan bulan ummat Saya. Barang siapa berpuasa di bulan Rajab dua hari, baginya pahala dua kali lipat, timbangan setiap lipatan itu sama dengan gunung gunung yang ada di dunia, kemudian disebutkan pahala bagi orang yang berpuasa empat hari, enam hari, tujuah hari, delapan hari, dan seterusnya, sampai disebutkan ganjaran bagi orang berpuasa lima belas hari.

Bulan Rajab telah berlalu dan bulan Ramadhan belum tiba. sekarang kita berada pada bulan Sya'ban, dimana bulan ini memiliki keutamaan yang istimewa.

1. Menurut Imam Nawawi, pada hari nisfu Sya'ban (hari ke lima belas) tahun kedua Hijriyah, telah berlaku pertukaran kiblat umat Islam yaitu dari Masjid Al-Aqsa ke Kab'bah di Masjid Al-Haram.


2. Bulan Sya'ban merupakan bulan dimana amal-amal kita diangkat untuk dihadapkan kepada Tuhan.
Hal ini berdasarkan hadits riwayat An Nasai dan Abu Dawud dan ditashih oleh Ibnu Huzaimah dari Usamah bin Zaid, katanya,
"Aku berkata, Wahai Rasulullah, aku tidak melihat tuan berpuasa dari satu bulan dari beberapa bulan seperti puasa tuan di Bulan Sya'ban."
Beliau menjawab, "Itu adalah bulan yang dilupakan oleh manusia antara bulan Rajab dan Ramadan. Bulan Sya'ban itu bulan amal-amal diangkat ke hadapan Tuhan semesta alam. Oleh karena itu, aku senang apabila amalku diangkat, sedangkan aku berpuasa."

3. Bulan Membaca Al-Qur'an.
Diriwayarkan dari Anas ra, berkata,
"Adalah orang-orang muslim apabila masuk bulan Sya'ban, mereka membuka mushaf-mushaf Al Qur'an dan membacanya, mengeluarkan zakat dari harta mereka untuk memberi kekuatan kepada orang-orang yang lemah dan orang-orang miskin untuk melakukan puasa Ramadan."

Berkata Salamah bin Suhail,
"Telah dikatakan bahwa bulan Sya'ban itu merupakan bulannya para qurra' (pembaca Al Qur'an)."

Dan adalah Habib bin Abi Tsabit apabila masuk bulan Sya'ban dia berkata,
"Inilah bulannya para qurra'."

Dari 'Amr bin Qais Al-Mula'i apabila masuk bulan Sya'ban dia menutup tokonya dan meluangkan waktu (khusus) untuk membaca Al-Qur'an."

4. Bulannya Rasulullah SAW.
Hal ini berdasarkan sabda baliau yang berbunyi,
"Bulan Rajab itu adalah bulan Allah, bulan Sya'ban adalah bulanku dan bulan Ramadan adalah bulannya umatku."

Rasulullah SAW pada setiap setiap malam tanggal 15 Sya'ban selalu melakukan shalat malam dengan sangat lama, menunaikan kewajiban bersyukur kepada Allah SWT, sehingga Al-Hafidh Al-Baihaqi dalam kitab Musnadnya meriwayatkan hadits dari A'isyah ra katanya,
"Rasulullah SAW pada suatu malam bangun, lalu melakukan shalat. Beliau memperlama sujud, sehingga aku mengira beliau telah wafat. Setelah aku melihat yang demikian itu, aku bangun sehingga menggerakkan ibu jari beliau, dan ibu jari beliau bergerak."

5. Pada setiap malam nisfu Sya'ban, Rasulullah SAW selalu mendoakan umatnya, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Dalam hal ini, Sayyidina Ali ra menceritakan sebagai berikut,
"Susungguhnya Rasulullah SAW keluar pada malam ini (malam nisfu sya'ban) ke Baqi' (kuburan dekat masjid Nabawi) dan aku mendapatkan beliau dalam keadaan memintaan ampun bagi orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan dan para syuhada."

Banyak hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal dalam kitab musnad beliau, Imam At-Tirmidzi At-Thabrani, Ibnu Hibban, Ibnu Majah, Al Baihaqi dan An Nasai, yang menetapkan bahwa Rasulullah SAW adalah memuliakan malam Nisfu Sya'ban dengan memperbanyak shalat, doa dan istighfar.

Jadi, bukanlah perbuatan bid'ah dan bukan pula perbuatan aneh jika malam nisfu Sya'ban dijadikan malam untuk banyak berzikir, berdoa dan istighfar dan melakukan shalat bagi kaum muslimin.

6. Bulan turunnya Allah SWT ke muka bumi.
Rasulullah SAW pernah bersabda,
"Jika terjadi malam nisfu Sya'ban, maka shalatlah kamu sekalian pada malam harinya, dan puasalah kamu sekalian pada siang harinya. Karena sesungguhnya Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi turun pada malam tersebut ke langit dunia mulai dari terbenam matahari dan berfirman,
"Apakah tidak ada orang yang meminta ampun, sehingga Aku mengampuninya? Apakah tidak ada orang yang meminta rezeki, sehingga Aku memberinya rezeki? Apakah tidak ada orang yang terkena bala, sehingga Aku dapat menyelamatkannya? Apakah tidak demikian, apakah tidak demikian, sehingga terbit fajar."

Imam Al-Ghazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam yang penuh syafaat (pertolongan).
Menurut Al Ghazali, pada malam ke 13 di bulan Sya'ban, Allah SWT memberikan tiga syafaat kepada hamba-hambanya.
Sedangkan pada malan ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh.

07 Juni, 2014

Pulau Moyo merupakan salah satu objek wisata yang indah dan eksotis dari sekian banyak objek wisata yang berada di pulau Sumbawa. Pulau dengan luas kurang-lebih 32.000 hektar yang sebagian besar wilayahnya masih berupa hutan dan pantai yang alami dengan berbagai hewan yang hidup di dalamnya ini terletak sekitar 2.5 KM sebelah utara Pulau Sumbawa.

Jalur menuju pulau moyo ini anda bisa melalui Sumbawa Besar pelabuhan Muara Kali dengan menggunakan kapal rakrat jarak tempuh kurang lebih 2 jam. Atau boleh juga melalui Kecamatan Tambora Kabupaten Bima kurang lebih 30 menit. Melalui jalur ini (Tambora) ada dua pilihan menuju wisata : Pulau Satonda dan Pulau Moyo ini.



About

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Clustrmaps

Popular

Popular Posts

Blog Archive