21 Januari, 2010

Apakah manusia, alam dan Tuhan itu? Mungkinkah sesuatu yang muncul di alam ini berawal dari ketidak adaan? Bila yang ada dari ketidak adaan atau dari yang ada akan dikemanakan, atau kemana serta kepada siapa akan ia kembali? Setidaknya demikianlah yang menjadi pertanyaan-pertanyaan dalam mengkaji filsafat termasuk filsafat Islam.

Pertanyaan tersebut sukar di jawab. Bukan berarti sulitnya dalam arti kata Tuhan, alam, manusia dan yang ada serta yang tidak ada, akan tetapi karena banyaknya jawaban yang diberikan filsafat manusia terhadap pertanyaan itu sampai pada hakekatnya. Hal ini tiada lain yang akan memberikan jawaban secara hakiki adalah filsafat itu sendiri.

Persoalan pada pertanyaan di atas, pertama sekali dikemukakan oleh orang-orang Yunani dengan munggunakan akal, maka muncullah filosof seperti Thales yang bertanya "apa sebenarnya bahan alam semesta itu ?" ada juga yang menyelesaikan dengan menggunakan indera/ pengalaman seperti al-Kindi dengan ilmu fisika dan matematikanya yang menurutnya ilmu tersebut adakalanya berhubungan dengan sesuatu yang dapat di indera.

Pengertian Filsafat Islam
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia yang kata dasarnya adalah philein artinya mencintai atau philia, cinta dan sophia artinya kearifan yang pada akhirnya melahirkan kata Inggris philosophy yang biasanya diterjemahkan dalam pengertian "cinta kearifan" pengertian filsafat ini pertama sekali dipergunakan oleh Pytagoras (572-497 SM). Ia membagai kedalam dua kata "philos" (cinta), sophie (pengetahuan). Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan seseorang yang bernama Leon kepada Pytagoras tentang pekerjaannya. Maka Pytagoras menjawab bahwa pekerjaannya adalah ia sebagai seorang filosof (pencinta pengetahuan). "a lover of wisdom".

Latar Belakang Historis
Kiranya menarik untuk mereka-mereka alasan, mengapa suatu gerakan keagamaan merasa perlu meminjam sistem pemikiran teoritis dari luar, padahal ia sendiri sudah dilengkapi dengan berbagai perangkat teoritis. Para penganut gerakan itu seharusnya merasa bahwa sistem pemikiran mereka sudah lebih dari cukup untuk menghadapi berbagai isu dan masalah konseptual yang mungkin timbul di kemudian hari.

Demikian kasus yang terjadi dalam Islam. Di dalam sistem pemikiran Islam,pertama dan utama, ada Al-Qur’an yang sarat dengan analisis terperinci seputar hakikat realitas dan anjuran-anjuran moral bagi para pembacanya. Setelah Al-Qur’an ada sunnah bagi kebanykan umat muslim,dan bimbingan yang terus menerus, dari pemimpin spritual(Imam) bagi sebahagian yang lain. Kalangan kebanyakan itu disebut muslim sunni lantaran komitmen mereka pada berbagai hadits mengenai prilaku Nabi Muhammad.

Ontologi Filsafat Islam
Walaupun filsafat Islam nampak dengan watak religinya, tetapi filsafat Islam tidak mengabaikan problemantika-problemantika filsafat Islam. Oleh karenanya filsafat Islam memaparkan secara luas teori ada (ontologis), menunjukkan pandangannya tentang waktu, ruang, dan kehidupan. Filsafat Islam membahas secara luas tentang epistemologi, maka ia membedakan antara jiwa dan akal, al-fitri dan al-muktasab (yang bersifat fitri dan bisa dicari), benar dan salah serta membedakan antara

Pemikiran filsafat Islam lebih luas dari sekedar terbatas pada aliran-aliran Aristotelisme Arab saja, karena pemikiran filasafat Islam telah muncul dan dikenal dalam aliran-aliran teologis (Kalamiah) sebelum orang-orang paripatetik (Al-Musya'iyyun) dikenal dan menjadi tokoh. Dalam ilmu kalam terdapat filsafat, sedangkan filsafat benar-benar menukik dan dalam. Mu’tazilah mempunyai pendapat dan pembahasan yang memecahkan berbagai problematika ketuhanan, alam dan manusia.

Epistemologi Filsafat Islam
Epistemilogi sering digandengkan dengan metode ilmiah, sedangkan metode ilmiah adalah cara untuk mengetahui sebuah objek ilmu sebagaimana adanya. Metode ilmiah ini tentu harus disesuaikan dengan sifat dasar objeknya. Karena objek-objek ilmu memiliki sifat dasar, karakter dan status ontologis yang berbeda, maka metode ilmiah, setidaknya dalam epistemologi Islam, juga beragam sesuai dengan objek-objeknya. Tak heran kalau dalam epistemologi Islam ditemukan berbagai metode ilmiah, yakni metode observasi atau eksperimen (tajrib) untuk objek-objek fisik, metode logis (burhani) untuk objek-objek non-fisik dan metode intuitif (irfani) untuk juga objek-objek non-fisik dengan cara yang lebih langsung.

Dengan ketiga macam, metode ilmiah tersebut, ilmuan-ilmuan muslim dan para filosofnya dapat mengadakan penelitian, baik dibidang ilmu-ilmu alam (fisik),matematika, ataupun metafisika, ketiga hal tersebut merupakan kelompok utama ilmuan dalam sistem klasifikasi ilmu Islam.

Aksiologi Filsafat Islam
Secara garis besar kegunaan mempelajari filsafat sebagai berikut yaitu, kegunaan teoritis, yaitu dapat membimbing manusia untuk berpikir secara sistematis serta rasionalsehingga dapat memperoleh kesimpulan yang benar. Sedangkan secara praktis, bahwa orang berfilsafat dapat dibuktikan dalam kehidupan kesehariannya seperti dalam penggunaan pada pengetahuan tentang: logika, etika, estetika dan lain-lain.

Menurut al-Kindy, filsafat ialah ilmu tentang hakikat (kebenaran) sesuatu menurut kesanggupan manusia, yang mencakup ilmu ketuhanan, ilmu kesaan (wahdaniyah), ilmu keutamaan (fadilah), ilmu tentang semua yang berguna dan cara memperolehnya serta cara menjauhi perkara-perkara yang merugikan. Jadi tujuan seorang filosof bersifat teori, yaitu mengetahui kebenaran dan bersifat amalan, yaitu mewujudkan kebenaran tersebut dalam tindakan. Semakin dekat pada kebenaran semakin dekat pula kepada kesempurnaan.

20 Januari, 2010

Al-Ghazali dalam bukunya "Al-Munqiz min al-Dhalal" sebagaimana dikutip oleh AM. Saefuddin mengatakan:

Janganlah melihat yang benar itu dari manusianya tetapi kenalilah dahulu apa yang benar itu, kemudian engkau baru akan dapat mengenal dan mengetahui siapakah orang yang benar itu.
Meskipun sebagian filosof membedakan antara ilmu dengan pengetahuan, namun dalam makalah ini tidak akan menjadikan keduanya sebagai suatu yang dikotomis untuk dibedakan. Oleh Ahmad Syadali yang dikutip dari Louis Kattsoff dikatakan bahwa bahasa yang dipakai dalam filsafat dan ilmu pengetahuan dalam beberapa hal saling melengkapi. Hanya saja bahasa yang dipakai dalam filsafat mencoba untuk berbicara mengenai ilmu pengetahuan, dan bukannya di dalam ilmu pengetahuan.
Ilmu, filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat berkembang apabila tidak ada tiga alat dan tenaga utama yang berada dalam diri manusia. Tiga alat dan tenaga manusia adalah: akal pikir, rasa, dan keyakinan, sehingga dengan ketiga hal tersebut manusia dapat mencapai kebahagiaan bagi dirinya.
Bertrand Russel menyampaikan bahwa jika seseorang tertarik pada filsafat, ia tidak akan menjadi filosof yang baik hanya dengan jalan mengetahui fakta-fakta ilmiah yang lebih banyak, melainkan yang harus ia pelajari terlebih dahulu adalah asas-asas, metode-metode, dan pengertian-pengertian yang umum.

Sebelum masuk pada defenisi ilmu, maka ada tiga kategori pengetahuan yang perlu kita kenal, yaitu:7
1. Pengetahuan inderawi (knowlwdge)
pengetahuan ini meliputi semua fenomena yang dapat dijangkau secara langsung oleh panca indera. Batas pengetahuan ini ialah segala sesuatu yang tidak tertangkap oleh panca indera. Kedudukan knowledge ini adalah penting sekali, karena ia merupakan tangga untuk melangkah ke ilmu.
2. Pengetahuan keilmuan (science)
pengetahuan ini meliputi semua fenomena yang dapat diteliti dengan riset atau eksperimen , sehingga apa yang ada di balik knowledge bisa dijangkau. Batas pengetahuan ini ialah segala sesuatu yang tidak terjangkau lagi oleh rsio atau otak dan panca indera.
3. Pengetahuan falsafi
Pengetahuan ini mencakup segala fenomena yang tidak dapat diteliti tapi dapat dipikirkan. Batas pengetahuan ini ialah alam, bahkan juga bisa menembus apa yang ada di luar alam.

Catatan:
Makalah di atas belum lengkap, Download makalah lengkapnya...

Mengapa kita memilih Islam sebagai agama dan sistem hidup? Inilah pertanyaan besar saat ini yang perlu kita jawab. Karena banyak usaha yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam untuk tasykik (membuat ragu) kaum Muslimin pada agama mereka. Kita mendengar dan melihat upaya kaum sekuler yang berpendidikan Barat atau yang terpengaruh oleh Barat agar Islam itu dipahami dan diyakini hanya dalam masalah ubudiyah individual dan tidak ada ajarannya yang terkait dengan masyarakat, Negara dan pemerintahan. Ada lagi yang mencoba untuk menggiring umat Islam untuk takut kepada Islamnya dengan mengangkat dan mengembangkan agenda terorisme terus menerus seperti yang dilakukan Amerika dan sekutunya di seluruh dunia Islam.
Padahal sampai saat ini, defenisi teroris yang mereka rumuskan adalah menjurus kepada para aktivis Islam yang menginginkan Islam tegak di negerinya dan berusaha untuk membebaskan negeri-negeri Islam dari berbagai pengaruh asing yang bertentangan dengan Islam. Apa yang dituduhkan terhadap mereka, belum tentu seperti yang mereka lakukan. Karena penanganannya sangat represif dan jauh dari proses yang adil, kendati dalam batas-batas hukum yang berlaku yang mereka ciptakan sendiri.

Yang lebih menyedihkan lagi, tak sedikit pula dari kalangan Islam itu sendiri dan yang mengaku memperjuangkan Islam berupaya menarik dan menyimpangkan perjuangan umat Islam demi meraih kepentingan politik dan dunia yang amat sedikit itu jika dibandingkan dengan apa yang dijanjikan Allah bagi mereka di akhirat kelak berupa ampunan, syurga dan keridhaan-Nya. Ditambah lagi ta’ash-shub (fanatik buta) jamaah dan kelompok-kelompok umat Islam sehingga seakan kebenaran itu mutlak milik mereka. Bagi yang berbeda pendapat, mereka anjurkan keluar saja dan mencari jamaah atau kelompok lain saja. Apalagi ada pula jamaah atau kelompok yang seakan kunci syurga atau neraka ada di tangan mereka. Sebab itu, dengan mudahnya mereka mengobral kunci tersebut kepada kaum Muslimin yang masih awam terhadap Islam dan memerlukan pengajaran dan bimbingan tentang hakikat ajaran Islam.

Akhirnya, banyak umat Islam menjadi bingung dan ragu terhadap agama mereka sendiri. Tak jarang pula di antara mereka yang menjadi jauh dari Islam dan dakwah Islam serta takut pada Islam. Kondisi seperti ini tentunya tidak menguntungkan umat Islam, melainkan yang diuntungkan adalah umat lain yang benci dan selalu memerangi Islam dan umatnya. Download lengkapnya...

26 Desember, 2009


Khutbah jum'at Puasa menuju derajat Taqwa - Atas dasar keimanan kita semua, kita telah diperintah oleh Allah swt., melalui firman-Nya yang tertulis dalam al Qur’an untuk menjalankan puasa.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ .

Alhamdulillah, seruan berpuasa itu telah kita jalankan sepenuhnya dengan ikhlas. Lebih dari itu, di bulan puasa ini, sebagaimana yang disampaikan dan sekaligus dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, sosok manusia yang paling mulia dan kita cintai, agar ibadah puasa disempurnakan dengan amal ibadah lainnya, seperti tadarrus al Qur’an, sholat taraweh, bersedekah, zakat fitrah dan lain-lain. Semoga dengan itu semua, Allah swt., benar-benar mengangkat derajat kita sebagai orang yang telah mendapatkan ampunan dan ridha-Nya.

Memang tidak semua orang yang berpuasa mendapatkan derajad taqwa, karena puasanya kurang sempurna, hingga dari puasanya itu hanya akan mendapatkan lapar dan dahaga. Tetapi insya Allah puasa kita semua, tidak sebagaimana yang disinyalir oleh hadits tersebut. Puasa kita telah mendapatkan dampak yang positif dalam membangun pribadi kita semua.

Kaum muslimin dan muslimat, saudaraku yang berbahagia,
Setelah bulan Ramadhan ini, Insya Allah kita meneruskan perjalanan ke bulan berikutnya ialah bulan Syawwal. Syawwal artinya adalah peningkatan, yaitu peningkatan derajat ketaqwaan kita. Semoga Allah juga memberikan identitas kita semua sebagai orang yang bertaqwa dan kualitas kita berhasil meningkat, sebagaimana maksud nama dari bulan ini, ialah Bulan Syawwal.

Sosok manusia hingga disebut sebagai telah bertaqwa menyandang ciri-ciri sebagaimana disebutkan dalam al Qur’an pada surah al Baqoroh ayat dua hingga ayat empat sebagai berikut :

.
الَذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلاَةَ وَ مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ وَ الَذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إلَيْكَ وَ مَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَ بِالآخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ

Dari ayat al Qurán tersebut dapat kita tangkap bahwa ciri-ciri orang yang bertaqwa adalah (1) beriman kepada yang ghaib, (2) menjalankan sholat dengan khusyu’, (3) menafkahkan sebagian rizkinya, (4) beriman kepada kitab-kitab Allah, dan (5) mereka yakin akan terjadinya hari akhir.
Catatan: Khutbah belum lengkap, maka silahkan download lengkapnya....

23 Desember, 2009

Beberapa hari yang lalu, tak sengaja melihat spanduk berwarna dominan merah terpajang di salah satu ruko mungil belakang masjid besar Sape. spanduk bertuliskan kurang lebih seperti ini "Kini Speedy hadir di kota anda". Awalnya cuek aja, namun setelah berulang kali lewat depan ruku tersebut ko' malah jadi penasaran. hehehe dari pada mati dalam keadaan penasaran mending di lepas aja rasa itu.
Ku parkir motor "Si Hitam" di halaman masjid sekalian sambil nunggu waktu shalat Ashar tiba, ku sempatkan diri melangkah menuju ruko tadi dan bertanya di sana, Emang benar Speedy telah masuk di Sape?
Pria ganteng itu menjawab dengan gaya cuek... "ya" sambil memegang tang krimping dan kepala RJ 45 di tangan kananya.

Speedy oh Speed...
Layanan ini memberikan jaminan kecepatan sesuai dengan paket layanan yang digunakan dari modem pelanggan sampai ke BRAS (broadband remote access server) dengan pilihan kecepatan akses 1 Mbps per line. Sebagai perbandingan, kecepatan akses teknologi dial-up yang digunakan oleh layanan Telkomnet Instan adalah 56 kbps per line.
Untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi situs resminya "Telkom Speedy". Dan kami berharap agar speedy benar-benar speed hehehehe....
Peace

20 Desember, 2009


Mahalnya harga hidayah - Carut marut kehidupan umat manusia hari ini, tak terkecuali di Indonesia yang mayoritas Muslim, sebagai akibat jauhnya mereka dari Hidayah (petunjuk) Allah. Carut marut itu terlihat dalam semua level kehidupan, sejak dari kehidupan individu, rumah tangga, masyarakat sampai Negara. Akibatnya, terjadi kekacauan hidup dan kezaliman di mana-mana dan di semua lini kehidupan. Yang paling menyedihkan dan mengerikan lagi, manusia hari ini berlomba-lomba membangkang kepada Allah; Tuhan Pencipta mereka sendiri. Bahkan banyak pula yang bersumpah atas nama Allah untuk kufur pada-Nya dan menyingkirkan hukum Allah dari lapangan kehidupan serta menerapkan hukum jahiliyah sebagai gantinya. Anehnya, mereka masih saja mengklaim sebagai Muslim.

Pertanyaan yang sering muncul ialah : Mengapa manusia ada yang beriman kepada Allah dan hukum Allah dan ada pula yang kafir (mengingkari) Allah dan hukum-Nya dan atau beriman kepada Allah tetapi kafir pada hukum Allah? Kenapa tidak Allah ciptakan saja semua manusia itu beriman kepada-Nya dan kepada hukum-Nya. Bukankah Allah itu Maha Kuasa?
Allah, Sebagai Tuhan Pencipta manusia mempersilahkan manusia itu sendiri yang memilih jalan hidup yang akan mereka jadikan aturan dan standar kehidupan di dunia ini, apakah jalan iman (keyakinan dan ketaatan) kepada-Nya, atau jalan kufur (pengingkaran dan maksiat) kepada-Nya, hukum dan sistem-Nya. Namun setiap pilihan itu akan mengandung konsekuensi akhirat yang berbeda. Allah menjelaskan :
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا (29) إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ إِنَّا لَا نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلًا (30) أُولَئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا (31)
Dan katakanlah: "Kebenaran (Al-Qur’an) itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (29) Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shaleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.(30) Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka syurga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam syurga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. (31) (QS. Alkhafi : 29 – 31)
Catatan: Download khutbah lengkapnya...

19 Desember, 2009

Khutbah Jum'at Zakat - Kita diberi kesempatan mengeluarkan sebagian dari bahan makanan kita untuk saudara-saudara kita yng berhak menerimanya lewat zakat fitrah. Di samping makna solidaritas yang terkandung di dalam zakat fitrah itu, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, zakat fitrah itu berfungsi untuk membersihkan orang yang berpuasa dari keterlanjurannya beromong kosong dan berkata buruk saat berpuasa, bahkan menurut hadits riwayat Abu Hafsih Bin Shaahin, puasa Ramadhan bergantung antara langit-langit dan bumi dan hanya zakat fitrahlah yang dapat menaikkannya ke atas.
Kewajiban membayar zakat fitrah ini - menurut Imam Syafi’i RA - di fardlukan kepada setiap muslim yang merdeka atau hamba Muba’ad yang memiliki kelebihan bahan makanan di malam dan hari lebarannya, juga pakaian dan tempat tinggal yang layak bagi semua keluarga yang menjadi tanggung jawab nafaqahnya. Adapun tentang waktu wajibnya adalah sejak tenggelamnya mata hari di hari terakhir
bulan suci Ramadhan, dan boleh saja membayarkan zakat fitrah sejak telah masuknya bulan suci Ramadlan dengan niat Ta’jil. Sedangkan membayarkan zakat fitrah setelah dilaksanakannya sholat idul fitri hingga tenggelamnya mata hari juga masih diperkenankan atau masih diterima, tetapi dengan niat mengkodlo’i-nya.
Mudah-mudahan zakat fitrah kita, dapat menyempurnakan ibadah puasa kita, sehingga Allah mengampuni kita, merahmati kita, dan membebaskan kita dari api neraka. Dan moga-moga pula, Allah masih menganugerahkan kekuatan kepada kita untuk dapat melengkapi ganjaran ibadah puasa itu dengan kesediaan kita nantinya.
Download lengkapnya...

17 Desember, 2009


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَ بَرَكَاتُهُ،
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ 3 x
أللهُ أكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةُ وَأَصِيْلاً، لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ اْلاَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْدًا لِّلْمُسْلِمِيْنَ، وَحَرَّمَ عَلَيْهِمْ فِيْهِ الصِّيَامَ، وَنَزَّلَ الْقُرْآنَ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ، وَهُوَخَيْرَ النِّعَمِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مَنِ اصْطَفَى، مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِاللهِ،
وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَّالاَهُ. اَمَّا بَعْدُ، فَيَاعِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى وَاِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

اَللهُ أكْبَرُ اَللهُ أكْبَرُ اَللهُ أكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ
Kaum muslimin Saudaraku yang berbahagia,
Marilah kita sejenak memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah swt., pada pagi hari ini kita semua dipertemukan oleh Allah di tempat yang mulia, untuk merayakan idul fitri 1432 H, setelah sebulan penuh kita semua menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadhan. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpah pada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw, keluarga dan shohabatnya, serta siapa saja yang mencintai dan mengikutinya.
Atas dasar keimanan kita semua, kita telah diperintah oleh Allah swt., melalui firman-Nya yang tertulis dalam al Qur’an untuk menjalankan puasa.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ .

Alhamdulillah, seruan berpuasa itu telah kita jalankan sepenuhnya dengan ikhlas. Lebih dari itu, di bulan puasa ini, sebagaimana yang disampaikan dan sekaligus dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, sosok manusia yang paling mulia dan kita cintai, agar ibadah puasa disempurnakan dengan amal ibadah lainnya, seperti tadarrus al-Qur’an, sholat taraweh, bersedekah, zakat fitrah dan lain-lain. Semua itu telah kita jalankan bersama, sebagai pertanda ketaatan kita padanya. Semoga dengan itu semua, Allah swt., benar-benar mengangkat derajat kita sebagai orang yang telah mendapatkan ampunan dan ridha-Nya.
Memang tidak semua orang yang berpuasa mendapatkan derajad taqwa, karena puasanya kurang sempurna, hingga dari puasanya itu hanya akan mendapatkan lapar dan dahaga. Tetapi insya Allah puasa kita semua, tidak sebagaimana yang disinyalir oleh hadits tersebut. Puasa kita telah mendapatkan dampak yang positif dalam membangun pribadi kita semua.


اَللهُ أكْبَرُ اَللهُ أكْبَرُ اَللهُ أكْبَرُ وَلِلّهِ الْحَمْدُ

Kaum muslimin dan muslimat, saudaraku yang berbahagia
Jika dalam ibadah haji, kita menyebut mereka yang menunaikannya sebagai tamu Allah, karena mengunjungi rumah Allah yaitu ka’bah, maka pada bulan suci Ramadhan apa salahnya kita, sebagai musafir dalam kehidupan ini, kita menyebut diri sebagai tamu bulan mulia yaitu Bulan Ramadhan. Sebagai seorang tamu, kita telah mengikuti apa saja yang digariskan oleh tuan rumah. Siangnya kita diwajibkan puasa, malamnya dianjurkan sholat tarweh dan tadarrus al Qurán, Semua telah kita jalankan sebaik-baiknya. Bulan Ramadhan sebagai tuan rumah selalu muncul setiap tahun, sedangkan kita hanya beberapa puluh kali saja menjadi tamunya. Semoga, kemuliaan Bulan Ramadhan juga menjadikan kemuliaan kita semua.
Kemuliaan Bulan Ramadhan itu ditandai dengan beberapa hal, yaitu di antaranya bahwa beberapa ayat al Qur’an diturunkan yang pertama kali pada Bulan Ramadhan. Bahkan menurut catatan sejarah, tidak saja al Qur’an yang diturunkan pertama kali di Bulan Ramadhan, melainkan juga kitab suci lainnya. Kitab Taurat, Zabur dan Injil semuanya juga diturunkan pada Bulan Ramadhan. Allah swt., memberikan keistimewaan pada Bulan Ramadhan.
Pada Bulan Ramadhan pula ditetapkan satu malam sebagai malam istimewa, disebut sebagai lailatul qadar. Lailatul qadar, ditegaskan oleh Allah swt., lebih utama dari seribu bulan. Maka, sangat mulia dan beruntung bagi siapapun yang mendapatkan malam yang istimewa itu. Selain itu, pada Bulan Ramadhan juga dicurahkan rahkmat dan ampunan Allah. Menurut berbagai riwayat pada Bulan Ramadhan, pintu-pintu sorga dibuka lebar-lebar, dan sebaliknya pintu neraka ditutup.

Catatan:
Khutbah di atas belum lengkap, silahkan download lengkapnya...

17 November, 2009


Kurang vit ya gitulah kadang dirasakan, layak iman kita dalam melaksanakan kewajiban sebagai hamba yang mengerti
1. Pemberi suap untuk perkara ini di ancam pasal 209 KUHP dengan pidana penjara salama-lamanya 2 tahun 8 bulan.

2. Tilang ini merupakan surat panggilan untuk menghadap ke pengadilan Negeri pada tempat, hari, tanggal dan waktu yang telah ditetapkan sehubungan dengan pelanggaran yang telah dilakukan untuk diadili dan dijatuhkan hukuman serta melakukan hukuman di maksud.
3. Apabila dengan sengaja tidak memnuhi surat panggilan ini dapat dituntut melanggar pasal 216 ayat 1 KUHP yang diancam dengan pidana penjara maksimal 4 bulan 2 minggu atau dengan maksimum lima belas kali Rp. 600,-
4. Apabila dalam tempo lima hari diterimanya surat tilang ini tidak menyerahkan uang titipan sebagaimana tertera dalam tilang di balik ini atau angka pinalti sudah mencapai angka 36 maka SIM dibatalkan (Uji Ulang).

PERHATIAN UNTUK PETUGAS
Penerima suap perkara ini diancam pasal 419 KUHP dengan pidana penjara maksimal 5 tahun.

31 Oktober, 2009

Soal CPNS Siang itu udara begitu panas, ketika selesai jam pelajaran ke 6 berakhir pula tugas ngajarku hari itu. beberapa jam yang lalu saya di telpon adik tuk bawakan Soal CPNS 2008 tahun lalu Karena beliau ingin mempelajarinya dalam rangka persiapan ujian CPNS 2009 ini yang tinggal beberapa hari di gelar di Kota dan Kabupaten Bima. Setiba di perbatasan Wawo dan Kota BIMA disana ada razia "Operasi Kelengkapan Kendaraan dan embel-embelnya" hehehe... apa boleh bobot, berhubung SIM ga punya, STNK mati maka terjadilah tawar menawar harga. ah lupakan itu tuk sementara mending kita ciritakan sesampai di kota BIMA. emang elho dari mana tadinya? dari sape om.

Ternyata oh ternyata... Sesampainku pada rumah ade'ku tersayang dia telah memiliki contoh soal seperti yang kubawakan, dan dia langsung minta tolong tuk carikan dan Download di Internet. Nasib oh Nasib... sebagai kaka' yang baik tak ada salahnya menolong ade' yang minta tolong, lagian tidak sering ko' cuma sekali ini saja. Warnet sasaran... oh Panas... "warnet pertama ga pasang AC" tak betah, keringat bercucuran ke seluruh tubuh... hu bau. Soal CPNS 2009 - itu kata kunci yang ku pertaruhkan pertama kali ketika http://google.com tampil. oh tidak... Kerja keras adalah Energi Kita tiba-tiba terlintas dalam pikiran. beberapa hari yang lalu, blogger gaelby menyinggung kalau saat ini ada kontes seo yang diadakan pertamina berhadiah Motor.

27 Oktober, 2009

Objek wisata Pantai Papa di Kecamatan Lambu Kabupaten Bima cukup menjanjikan keindahan bagi pengunjungnya. Perjalanan pengunjung ditandai jalan menanjak dan berkelok-kelok. Semak belukan dan rerumputan hijau sepanjang jalan akan memberikan suasana tersendiri bagi pengunjungnya. Memasuki objek wisata ini pengunjung akan disuguhi dengan panorama pantai yang mempesona. Hamparan pasir putih sejauh puluhan kilometer dan gugusan pulau-pulau kecil akan memberikan kesejukan jiwa bagi pengunjung yang mau menikmatinya. Dari kejauhan nampak puncak gunung Sangiang menjulang tinggi yang seakan-akan mau mengatakan agungkanlah alam ciptaan Tuhan.

23 Oktober, 2009

Kaum Muslimin rahimakumullah…
Materialisme adalah faham hidup yang dianut banyak manusia sejak dahulu kala sampai hari ini. Bahkan IBLIS adalah BAPAK MATERIALISME PERTAMA di alam semesta ini. Kebanggaannya dan klaimnya yang tidak didasari pengetahuan, bahwa api lebih baik dari tanah adalah bukti bahwa Iblis adalah penganut faham materialisme pertama. Kemudian diteruskan oleh anak cucu Adam yang tergoda dan tertipu oleh Iblis khususnya bangsa Yahudi.
Tidak ada perbedaan mendasar antara materialisme di zaman prasejarah maupun di zaman moderen sekarang ini. Secara umum, materialisme terbagi kepada tiga kategori:
a. Materialisme yang berkedok ilmu pengetahuan seperti yang dikembangkan kaum evolusionis. Pemikiran seperti ini bermuara dari falsafah materialisme yang dikembangkan Barat yang meneruskan pemikiran dan falsafah Yunani Kuno. Kaum materialis yang berkedok ilmu pengetahuan ini sesungguhnya menafikan keberadaan Tuhan Pencipta alam semesta. Tokoh klasiknya yang diagungkan di zaman moderen adalah Charles Darwin. Darwin dengan teori evolusinya yang miskin argumentasi itu telah banyak menyesatkan manusia, tak terkecuali dari kalangan Muslim. Ironisnya, teori evolusi telah menjadi landasan berfikir peradaban Barat moderen dan juga Dunia Islam yang terpengaruh oleh peradaban Barat, paling tidak satu abad belakangan.
Teori yang dikembangkan kaum evolusionis-materialis ini telah melahirkan generasi atheist di berbagai belahan dunia, termasuk di Dunia Islam. Namun demikian, teori yang sempat dibanggakan oleh berbagai kalangan ilmuwan dunia sekitar satu setengah abad ini secara ilmiah telah kandas sejak awal abad 20 karena nyata-nyata bertentangan dengan berbagai penemuan ilmiah yang tak terbantahkan, seperti teori Big Bang, penemuan sisa-sisa radioaktif oleh ilmuwan NASA tahun 1988 dan berbagai penemuan ilmiah lainnya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan moderen seperti embriologi, astronomi dan sebagainya. Semua penemuan tersebut dengan jelas membuktikan adanya Zat Pencipta alam semesta yakni Allah Ta’ala. Kendati demikian, pengaruh faham materialisme yang berkedok ilmu pengetahuan tersebut masih kuat dalam kehidupan manusia moderen karena telah menjadi kultur/budaya.
b. Materialisme yang berbasis sosial ekonomi. Faham materialisme ini boleh dikatakan sebagai saudara kembar faham materialisme yang berkedok ilmu pengetahuan. Kendati materialisme berbasis sosial ekonomi ini tidak sevulgar jenis yang pertama dalam menolak dan menafikan eksistensi Tuhan Pencipta, namun implikasinya dalam kehidupan sama saja, yakni penolakan atas konsep Tuhan Pencipta secara total atau setengah-setengah dan pada waktu yang bersamaan terjebak mempertuhankan benda dan apa saja yang berbentuk materi khususnya harta benda, pangkat dan lain sebagainya.
c. Materialisme yang berbasis tanah dan air atau apa yang disebut dengan faham nasionalisme. Faham materialisme jenis ini sesungguhnya sudah terkikis dari atas bumi, khususnya di negeri-negeri Islam sejak Rasululllah Saw. mendeklarasikan pertama kali Negara Madinah, sebuah negara moderen yang didasari falsafah dan ideologi Tauhid yang menjadi dasar konsep kenegaraan dan pemerintahan moderen. Di antaranya ialah standarisasi loyalitas terhadap tanah tempat kelahiran manusai bukan berdasarkan keturunan, warna kulit, bahasa, suku, tempat dan tanggal lahir dan sebagainya, melainkan berdasarkan komitmen ideologi terhadap Tuhan Pencipta, serta tegaknya nilai-nilai kebenaran dan keadilan di tengah masyarakat, kendati mereka berbeda suku, warna kulit, bahasa, dan bahkan berbeda agama sekalipun. Hal itu disebabkan, karena bumi, langit dan semua makhluk yang ada di dalamnya dan di antara keduanya, termasuk manusia adalah makhluk (diciptakan) Allah Ta’ala.
Kondisi seperti itu tegak berdiri sampai tahun 1924 atau sekitar tahun 1344 hijriyah. Setelah Khilafah Islamiyah Utsmaniah tumbang dan hancur di tangan Mustafa Kemal Ataturk, faham materialisme berbasis nasionalisme mulai berkembang dan bahkan eksis kembali di dunia Islam sehingga dunia Islam yang tadinya satu, tercabik-cabik menjadi lebih dari 50 negara dan pemerintahan, bahkan ada yan penduduk aslinya hanya sekitar 500.000 jiwa saja seperti Brunai, Qatar dan sebagainya. Dunia Islampun menjadi lemah dan menjadi santapan empuk atau boneka kaum kolonialis Eropa dan Amerika.

Catatan:
Download Khutbah Selengkapnya...

22 Oktober, 2009

Kaum Muslimin rahimakumullah…
Dalam masyarakat kita, istilah wali Allah (Waliyyullah) sudah tidak asing lagi. Bahkan ada sembilan tokoh dan ulama Islam yang dimasukkan ke dalam kategori waliyullah tersebut yang terkenal dngan sebutan ‘WalI Songo”. Sampai hari ini, sebagian masyarakat kita masih mengagungkan mereka, kendati dengan cara yang keluar dari tuntunan Islam seperti datang ke kuburan mereka sambil meminta berkah, harta, panjang umur dan sebagainya, baik permintaan itu secara langsung kepada mereka maupun dengan cara tawassul (perantara).
Adapun istilah wali setan (waliyusy-syaithan) masih jarang dibahas dan dijelaskan dalam masyarakat. Padahal, untuk mengetahui apakah seseorang itu benar waliyullah, maka perlu dikomparasikan (dibandingkan) dengan wali setan. Karena karakter, sifat, prilaku dan gaya hidup wali Allah itu memiliki ciri-ciri tersendiri dan bertolak belakang dengan karakter, sifat, prilaku dan gaya hidup wali Setan.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan secara rinci sifat, karakter dan gaya hidup wali Allah dan wali setan itu, agar kita, kaum Muslimin, dapat memahami apa sebenarnya yang dimaksud dengan wali Allah itu dan tidak salah kaprah dalam mengikuti dan menempatkan seseorang. Sebab, bisa saja wali Allah kita yakini dan sikapi sebagai wali setan, sedangkan wali setan kita tempatkan dan sikapi sebagai wali Allah. B
Bila hal tersebut terjadi, jalan hidup kita akan kacau berantakan dan keluar dari ketentuan Allah dan teladan Rasulullah Saw. Oleh sebab itu, memahami perbedaan antara wali Allah dan wali setan itu sangatlah penting, apalagi kita hidup di akhir zaman sekarang ini yang mana setan benar-benar mendominasi karakter, sifat dan gaya hidup manusia.
Kaum Muslimin rahimakumullah…
Dalam Al-Qur’an terdapat 36 ayat yang terkait dengan ‘wali’ tersebut. Dari 36 ayat itu terdapat kata awliya’ (dalam bentuk jamak/plural) sebanyak 33 kali dan dalam bentuk mufrad /tunggal(wali) terdapat 5 kali, yakni pada surat Al-Baqarah : 257, Al-Maidah : 55, As-Syura : 9 dan 28, dan Al-Jasyiyah : 19. Dari 38 kali sebutan wali (dalam bentuk jamak dan tunggal) itu Allah menjelaskan kepada kita bahwa pengertian wali itu ialah orang yang mengikuti jalan hidup.
Jika ia mengikuti jalan hidup yang diturunkan Allah melalui rasul-Nya, maka orang tersebut disebut waliyullah (wali Allah). Sebaliknya, jika orang tersebut mengikuti jalan hidup setan, baik dari kalangan jin maupun manusia, maka ia disebut waliyyusy-yaithan (wali setan). Mereka juga disebut Al-Qur’an Ikhwanusy-syayathin (saudara-saudara setan).

Catatan:
Download khutbah lengkapnya...

Popular

Popular Posts

Blog Archive