Published November 16, 2010 by with 0 comment

Sifat Dasar dan Struktur Teori Ilmiah

Manusia adalah makhluk berfikir. Dikatakan demikian disebabkan diantara sekian banyak makhluk yang ada di dunia ini, hanyalah manusia yang diberikan akal sebagai sarana untuk berfikir.
Perjalanan hidup manusia dari bentuk yang paling sederhana senantiasa berinteraksi dan berdialektika dengan fenomena-fenomena alam sekitarnya yang turut -untuk tidak mengatakan sangat- mempengaruhi hidup mereka Kondisi ini telah memaksa manusia untuk melakukan penelitian serta eksperiman-eksperiman secara terus menerus dalam rangka memahami kenyataan alam itu.
Penelitian dan eksperimen-eksperimen manusia itu telah melahirkan berbagai macam bentuk kesimpulan yang kemudian dalam tahap perkembangan selanjutnya melahirkan sebuah teori. Teori-teori ini senantiasa berkembang, dan hal itu disebabkan oleh paling tidak beberapa hal termasuk adanya antara perbedaan pada setiap subjek peneliti dalam melihat dan memperlakukan objek, adanya relasi timbal balik diametris antara manusia dengan alam. Manusia memiliki akal untuk memikirkan alam ini yang kemudian melahirkan teori, dan dari teori ini manusia mengembankannya menjadi basis dari sistem terknologi mereka. Kehadiran teknologi telah merubah pola hidup manusia sekaligus juga memberikan pengaruh dan dampak terhadap alam. Perubahan alam akibat pengaruh dari teknologi itu kemudian menuntut pada lahirnya sebuah teori baru lagi yang kemungkinannya dapat menguatkan ataupun membatalkan teori sebelumnya.


Rumusan Masalah
Berdasar atas uraian di atas, maka melahirkan beberapa pertanyaan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan teori ?
2. Bagaiana sifat dan struktur sebuah teori ?

Pengertian Teori Ilmiah.
Teori berasal dari bahasa dari bahasa Yunani yang secara etimologi berarti memandang, memperhatikan pertunjukan. Sedangkan secara terminologi teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai peristiwa, kejadian yang sebenarnya, serta bisa didefinisikan sebagai pendapat, cara atau aturan untuk melakukan sesuatu.
Teori menurut Jhonson yang dikutip oleh Imam Suprayogo adalah seperangkat pernyataan (dan definisi dari sistem klasifikasi) yang disusun secara sistematis. Kaum positivistik, seperti dikemukakan Rudner, teori adalah seperangkat pernyataan yang secara sistematis saling berkaitan. Sedang menurut Kerlinger adalah:
”A theory is a set of interrelated constructs (concept), definition, and propositins that present a systematic view of fhenomena by specifying relation among variables, with the purpose of explanation and predicting of the phenomena.

Di samping itu, teori dianggap juga sebagai seperangkat hubungan antara proposisi yang bersifat logis dan dapat diuji secara emperis. Teori tersebut berupa menyimpulkan generalisasi fakta-fakta, meramalkan gejala-gejala baru dan mengisi kekosongan pengetahuan tentang gejala-gejala yang telah ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teori itu terdiri dari beberapa hal yaitu antra lain :
1. Ada gejala yang diamati
2. Pada gejala tersebut terjalin hubungan keterkaitan, logis dan sistematis
3. Ada generalisasi, analisis deduktif
4. Bersesuaian dengan realitas, dapat dibuktikan.
Sedangkan kata ilmiah itu terambil dari kata “ilmu” sehingga demikian kata ilmiah dimaknai sesuatu yang sesuai dengan metode dan prinsip keilmuan. Dan diantara prinsip ilmu itu antara lain: logis, sistematis dan dapat dibuktikan. Kesemua prinsip ini telah tercakup pada empat poin definisi di atas.

Catatan:
Makalah di atas belum lengkap, silahkan download selengkapnya...
Read More
Published November 15, 2010 by with 0 comment

Wisata Ke Surga

Hidup ini adalah wisata - Wisata itu dimulai jauh sebelum kita lahir keduani, yakni ketika Allah mulai merencanakan penciptaan kita saat kita masih berada di alam ruh. Wisata kehidupan manusia semakin nyata sejak ruh ditiupkan ke dalam diri kita saat kita masih berada dalam kandung ibu kita. Wisata kehidupan ini adalah sebuah ketentuan dan kehendak Allah. Mau tidak mau, kita tetap berwisata. Siap atau tidak siap, kita tetap berwisata kehidupan. Yakin atau tidak yakin, kita tetap menjalani wisata ini. Inilah kehendak Allah, Penguasa dan Pemilik alam semesta yang tidak dapat dihindari atau ditolak oleh siapapun; apapun agamanya, setinggi apapun pangkatnya, sebanyak apapun hartanya dan sedalam apapun ilmunya.
Sesungguhnya dalam menjalankan wisata kehidupan ini, masnusia hanya terbagi dua. Pertama, yang sukses dalam menjalankan wisata dan menikmati lika liku yang dihadapi selama berwisata. Kedua, yang gagal menjalankannya dan tidak menikmati lika likunya. Apapun agama, kelompok, partai, profesi, kapanpun dan di manapun masnusia berada, manusia pada dasarnya hanya terbagi dua golongan. Yang suskes dan yang gagal dalam wisata kehidupan ini.

Sesungguhnya Allah telah menentukan bahwa wisata kehidupan masnusia itu terbagi menjadi lima periode. Pertama, periode kematian pertama; yakni saat kita masih di alam ruh, masih dalam perencanaan Allah dan belum dicipatakan dan dihidupkan di atas bumi ini. Kedua, periode kehidupan pertama; yakni saat kita diberi Allah jatah hidup di dunia ini. Ketiga, peride kematian kedua, yakni saat kita distop Allah jatah hidup di dunia dan dimasukkan ke dalam alam barzakh (pemisah antara dunia dan akhirat). Keempat, periode kehidupan kedua, yakni saat kta dihidupkan dan dibangkitkan kembali oleh Allah dari kubur atau alam barzakh pada saat dunia dan alam ini Allah hacurkan (kiamat). Kelima, periode kembali kepada Allah, Tuhan Pencipta dan Pemilik alam alam semesta, Tuhan dunia dan akhirat.

Inilah lima periode wisata kehidupan manusia, siapapun dia, apapun pangkatnya, di manapun dan kapanpun dia hidup di dunia ini sebagaimana yang Allah jelasakan :
كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (28)
“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati (tidak ada), lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, dan kemudian Dia menghidupkan kamu kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”. [QS. al-Baqarah (2) : 28]
Menarik untuk kita renungkan, bahwa dari lima periode wisata kehidupan yang kita lewati, hanya satu periode yang menentukan apakah kita sukses atau gagal dalam wisata kehidupan yang amat panjang dan abadi itu. Periode tersebut ialah periode saat kita menjalani kehidupan dunia ini. Adapun periode kematian pertama dan bahkan awal periode kehidupan pertama; dari dalam kandungan sampai remaja, kita sama sekali tidak diminta pertanggungjawaban apa-apa.
Demikian pula periode kematian kedua, perode kehidupan kedua dan periode kembali kepada Allah, kita tidak bisa lagi berbuat apa-apa dan hanya menerima hasil dari apa yang kita yakini, kita ucapkan dan apa yang kita perbuat saat menjalani periode kehidupan pertama. Jika baik dan sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, maka kita akan menerima balsan yang baik pula. Jika buruk atau tidak sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya, kita akan menerima balasan yang buruk pula, sebagaimana firman-Nya :
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8)
"Maka siapa saja yang melakukan kebaikan kendati seberat inti atom, maka ia akan melihat (balasannya). Dan siapapun yang berbuat kejahatan kendati sebesar inti atom, maka ia pasti akan melihat (balasannya)." [QS. al-Zalzalah (99) : 7-8] Download lengkapnya...
Read More
Published Oktober 29, 2010 by with 0 comment

CPNS Kemenag Error

Dua jam lamanya menunggu, setiap 5 detik tekan tombol F5 atau Refresh.
Catat Nomor Registrasi dan Password awal anda. Untuk anda yang memasukkan alamat email, Nomor Registrasi dan Password awal juga akan dikirim ke alamat email anda. Namun untuk menghindari kemungkinan adanya kemungkinan error pada mail server, anda diminta untuk tetap mencatat Nomor Registrasi dan Password awal ini, Nomor Registrasi akan digunakan selama proses pendaftaran CPNS ini, anda diminta untuk tidak menghilangkan Nomor registrasi ini
.Bagaimana masyarakat dapat melakukan pendaftaran secara online klo situsnya error terus...
Read More
Published Oktober 11, 2010 by with 0 comment

Dzun al-Nun al-Mishriy (Biografi dan Konsep Ma’rifah)

Spritualitas atau tasawuf merupakan bagian yang sangat penting dan fundamental dalam praktek keagamaan. Ajaran-ajarannya berhubungan lansung dengan dimensi Ilahiyah.
Dimensi Ilahiah merupakan sesuatu yang bersifat metafisika (trasendental) yang berada diluar kemampuan indera dan akal manusia sehingga untuk mendapatkan gambaran yang sama tentang-Nya adalah suatu hal yang mungkin sulit terjadi. Menyelami kedalamannya lebih bersifat personal dan subjektif. Hal inilah yang menyebabkan lahirnya perbedaan-perbedaan dan keragaman dari penempuh jalan suluk, seperti: maqam, ahwal ataupun mahabbah, ma’rifah, hulul dan semacamnya.
Ma’rifah sebagai salah satu istilah yang sangat populer dalam tasawuf juga masih menjadi kontroversi dikalangan ulama; apakah ia sama dengan mahabbah, ataupun berbeda dengannya. Dan jika berbeda, manakah yang paling tinggi kualitasnya. Begitu juga apakah ia merupakan capaian (maqam) ataupun pencampakan (ahwal) dari Tuhan.
Dzu al-Nun al-Mishriy sebagai salah seorang tokoh sufi terkemuka yang muncul pada abad III H., dianggap sebagai pelopor dan peletak dasar konsep ma’rifah menjadi penting untuk kembali melacak pemikirannya. Bagaimana pandangan-pandangan tokoh sufistik ini dan tentu dengan biografinya, akan diulas dalam makalah ini.


Biografi
Nama lengkapnya adalah Abu al-Faid Sauban Ibn Ibrahim Dzu al-Nun al-Mishry. Dia lahir di Ekhmim yang terletak di kawasan Mesir Hulu pada tahun 155 H/770 dan wafat di Jizah Mesir pada tahun 245 H.1 Beliau belajar pada banyak guru hingga sempat melakukan rihlah ilmiah secara intensif kebeberapa wilayah, seperti Arab dan Syiria. Tahun 214 H/829 M Beliau ditangkap atas tuduhan melakukan penyimpangan atau bid’ah (heresy) zindiq hingga beliau dikirim dan dipenjarakan di Baghdad yang oleh Khalifah Mutawakkil, walaupun kemudian dibebaskan dan dikembalikan ke Mesir. Bahkan Sang Khalifah menjadi muridnya
Dzu al-Nun termasuk dalam deretan ulama yang memiliki pengetahuan yang luas; baik bidang agama, seperti ilmu-ilmu syari’at ataupun ilmu-ilmu yang terkait dengan kehidupan duniawi hingga beliau dianggap sebagai deretan tokoh sufi masa awal. Bahkan dalam konteks Mesir, beliaulah sufi pertama. Pandangan ini mungkin didasarkan pada pemahaman bahwa Dzu al-Nun adalah orang yang banyak mensosialisaikan pandangan-pandangan sufistiknya dan juga melakukan sistematisasi cara menempuh jalan menuju Allah swt, dengan mengkombinasikan antara al-Anashir al-Ilmiyyah wa al-Amaliyyah, al-Syar’iyyah wa al-Haqiqiyyah, al-Tasawwufiyyah wa al-Falsafiyyah.
Menurut sejarah, orang-orang Mesir tidak mempercayai Dzu al-Nun sampai dia meninggal dunia. Dikisahkan bahwa pada malam kematiannya, tujuh puluh orang bermimpi melihat Rasulullah bersabda: “Aku datang menemui Dzu al-Nun wali Allah”. Dan sesudah kematiannya, kata-kata berikut tertulis dikeningnya. “Ini adalah kekasih Tuhan yang mati dalam mencintai Tuhan, dibunuh oleh Tuhan”. Pada saat penguburannya, burung-burung di angkasa berkumpul di atas kerandanya dan mengembangkan sayap-sayap mereka bersama-sama seakan-akan memayunginya. Pada saat melihat peristiwa ini semua orang Mesir merasa menyesali ketidak-adilan yang telah mereka perbuat terhadapnya16. Beliau wafat di Jizah dan dimakamkan di Qurafah Sughra pada tahun 245 H6.

C. Konsep Dzu Al-Nun Tentang Ma’rifah.
Secara umum tidak ditemukan tulisan yang komprehensif membahas tentang mazhab tasawuf beliau. Salah satu buku yang oleh Lois Massignon yang dikutip oleh Farid Wajdi, dianggap menyebutkan hal itu adalah kitab al-Ajaib yang diperkenalkan oleh Brokleman. Itupun merupakan lembaran-lembaran yang ditulis dari perkataan, hikmah-hikmah dan nasehat-nasehat beliau yang dinukilkan oleh murid-murid beliau, seperti al-Muhasibiy, Ali bin al-Muwaffiq, Yusuf bin Husain al-Razy dan juga ada yang diriwayatkan oleh al-Turmudzi.
Ada juga beberapa kitab yang mengemukakan kehidupan Dzu al-Nun yang disebutkan oleh Farid Wajdiy, seperti al-Risalah al-Qusyairiah, al-Thabaqat li al-Sya’raniy, al-Kawakib al-Durryyah li al-Manawiy, Hilyat al-Auliya’ li Abu Nuaim al-Ishbahaniy, al-Muta’arruf li al-Kalabadziy, al-Luma’ li al-Sarraji al-Thusi, Kasyf al-Mahjub li Hujwiriy dan kitab-kitab tasawuf lainnya, memberikan pandangan-pandangan yang berbeda-beda tentang Dzu al-Nun. Al-Ishbahaniy umpamanya menegaskan bahwa pemikiran tasawuf Dzu al-Nun tidak terlepas dari tema-tema dalam ilmu tasawuf dan filsafat, yang secara garis besar dapat dibagi pada tiga hal, yaitu :
a. al-Thariq ila Allah wa tahliiluhu ila ‘anashirihi al-‘Amaliyyah wa al-Ruhiyyah,
b. al-Ma’rifah dan
c. al-Mahabbah.
Tariqah ila Allah dapat dibagi pada empat hal, yaitu :
1. hubb al-Jalil: mencintai Tuhan.
2. bugd al-Qalil: membenci yang sedikit.
3. ittiba’ al-Tanzil: menuruti perintah yang diturunkan-Nya.
4. khauf al-Tahwil: takut berpaling dari jalan yang benar.
Ketidaktahuan seseorang tentang cara berjalan menuju Allah swt, maka orang itu tersebut termasuk dalam golongan orang yang rendah (Suplah) dimata Allah swt.Hal ini tergambar dalam ucapan beliau sebagai berikut :
من لا يعرف الطريق الى الله ولا يتعرفه.11

Al-Mahabbah menurut Dzu al-Nun adalah hubungan timbal-balik (mutabadilan) antara hamba dengan Tuhan yang dicintai. Seorang hamba hanya dapat diterima oleh Allah sekaligus mendapatkan cintanya apabila sang hamba adalah seorang yang sabar, syukur dan senantiasa dzikir kepada-Nya. Adapun bagi mereka yang lupa dan lalai dari mengingat-Nya, maka itu merupakan tanda bahwa Tuhan berpaling darinya.

Catatan:
Makalah di atas belum lengkap, silahkan download selengkapnya...
Read More
Published September 15, 2010 by with 0 comment

Rahasia Manajemen Waktu Orang-Orang Sukses

Rahasia Manajemen Waktu Orang-Orang Sukses - Hari berganti hari, bulan berganti bulan demikian pula tahun. Setiap menit dan jam yang sedang kita lewati mustahil dapat diperpanjang. Setiap pekan, bulan dan tahun yang kita habiskan mustahil dapat diulangi lagi. Setiap waktu yang sudah berlalu, tidak akan pernah dapat diganti dan diulangi. Itulah sunnatullah (sistem/hukum Allah) dalam kehidupan dunia ini. Kemampuan kita tak lebih dari sekedar menghitung detik, menit, jam, hari, bulan dan tahun. Sebab itu, beruntunglah orang-orang yang kualitas keimanan dan amal shaleh mereka pada hari ini lebih baik dari kemarin. Rugilah orang-orang yang kualitas iman dan amal shaleh mereka pada hari ini sama dengan hari kemarin. Celakalah orang-orang yang kualitas iman dan amal shalehnya mereka pada hari ini lebih rendah dan lebih sedikit dari hari kemarin.

Sesungguhnya manusia itu hanya terbagi dua. Manusia sukses dan manusia gagal. Kesuksesan dan kegagalan seseorang erat sekali kaitannya dengan kemampuan memenej waktu. Jika ia mampu menggunakan waktu yang Allah berikan kepadanya untuk selalu meningkatkan keimanan, ilmu, amal shaleh, hidup dan dakwah di jalan Allah, maka ia akan menjadi orang yang beruntung. Namun sebaliknya, jika ia gagal memanfaatkan waktu yang ia lewati untuk memperkuat keimanan, memperbanyak ilmu, amal shaleh dan aktivas dakwah, maka ia dipastikan akan menjadi orang yang merugi di dunia dan terlebih lagi di akhirat.
Sebab itu, waktu itu sangat mahal harganya, dan bahkan lebih mahal dari dunia dan seisinya. Salah dalam memenej waktu bisa berakibat kerugian besar di dunia dan akhirat. Sebaliknya, berhasil memenej waktu dengan baik, isnya Allah akan berhasil pula dalam kehidupan di dunia yang singkat ini dan juga kehidupan akhirat yang abadi. Allah menjelaskan dalam surat AL-‘Ashr/ 103 :
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Dan demi masa(1), sesungguhnya manusia itu pasti dalam keadaan merugi(2), kecuali mereka yang beriman dan beramal shaleh dan mereka saling bertaushiyah (saling menasehati) dengan kebenaran dan saling bertaushiyah dengan kesabaran (3). Download khutbah jum'at lengkapnya...
Read More
Published September 13, 2010 by with 0 comment

NATURALISTIK-FENOMENOLOGIS

Salah satu realitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan umat manusia adalah kecenderungannya untuk mendekatkan diri kepada sesuatu yang bersifat supranatural. Supranatural tersebut beragam macamnya sesuai dengan pengalaman batin yang dilakukan oleh suatu kaum atau melalui realitas wahyu yang diturunkan kepada seorang Nabi. Keadaan semacam inilah melahirkan suatu konsep agama yang dipandang oleh manusia sebagai suatu kebenaran mutlak yang berasal dari luar diri manusia.
Persentuhan manusia dengan agama tidak melibatkan unsur empirik yang harus diolah dengan data atau diobservasi melalui kebenaran ilmiah. Akan tetapi, lebih bersifat fenomena atau gejala yang dapat diukur dari tingkat kualitas penganut agama meyakini kepercayaan agamanya. Dengan demikian rasa agama dan prilaku keagamaan merupakan pembawaan dari kehidupan manusia, atau dengan istilah lain merupakan “fitrah” manusia .
Agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai pradigma. Realitas keagamaan yang diungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya. Oleh karena itu penelitian agama bisa didekati dengan pendekatan multi dimensi. Menurut Jalaluddin Rahmat peta penelitian agama di Indonesia menggunakan tiga pradigma epistimologi: Ilmiah, Akliah, dan Irfaniyah. Berbeda dengan Egon G. Guba, hanya menggabungkan paradigma naturalistik.

Pengertian Naturalistik-Fenomenologis
Sebelum dikemukakan pengertian naturalistik fenomenologis secara etimologi dan terminologi terlebih dahulu dikemukakan pengertian corak penelitian, bahwa yang dimasud dengan corak adalah model atau bentuk atau gambaran suatu penelitian. Sedangkan istilah corak lebih dikenal dalam penelitian tafsir seperti corak sastra bahasa, corak filsafat dan teologi, corak penafsiran ilmiah, corak fiqhi atau hukum dan corak tasawuf. Demikian pula corak tafsir Ma’tsur (riwayat) dengan penggunaan metode tahlili, dalam penafsiran al-Quran dan sebagainya.
Sedangkan metode penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah penekanan pada pemilikan metode yang digunakan, sedangkan metode penelitian mengemukakan secara tekhnis tentang metode-metode yang digunakan dalam penelitian. Dalam makalah ini memperkenalkan metode penelitian dalam makna tekhnis belaka tanpa menafikan makna filosofis. Jadi metodologi penelitian merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang metode-metode penelitian, ilmu tutup alat-alat dalam penelitian sehingga penelitian dalam arti sosial adalah suatu proses yang berupaya atau suatu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk memperoleh pemecahan permasalahan dan mendapatkan jawaban, atau pertanyaan tersebut.

Catatan:
Makalah di atas belum lengkap, silahkan download selengkapnya...
Read More
Published Agustus 16, 2010 by with 0 comment

Rahasia Kemenangan Kaum Muslimin di Bulan Ramadhan

Sebagaimana kita maklumi bahwa kebersihan hati dan kesucian jiwa adalah modal utama untuk mendapatkan pertolongan dan kemenangan dari Allah Ta`ala baik di dunia maupun di akhirat kelak. Allah Subhanahu Wa Ta`ala berfirman :
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا [الشمس/9]
"Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu."
Sebaliknya ketika hati dikuasai oleh hawa nafsu duniawi dan syahwat hewani maka hati itu akan menjadi sakit, kotor, keras, keruh dan bahkan bisa mati. Dengan demikian perlahan tapi pasti ia akan menjerumuskan pemiliknya ke kubangan kehinaan dan kerendahan serta membelokkannya dari tujuan hidup yang benar sehingga terperosok ke dalam jurang kerugian dunia dan akhirat. Allah Subhanahu Wa Ta`ala berfirman :
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا [الشمس/10]
"Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya."

Ramadhan adalah bulan dimana Allah mewajibkan hamba-hamba-Nya melakukan ibadah shaum (memenej syahwat) sebagai sarana melatih diri mengendalikan syahwat baik perut atau kemaluan, ketenaran, kebanggaan pada pangkat, jabatan dan fasilitas duniawi lainnya dan berbagai syahwat lainnya. Ibadah Ramadhan juga bertujuan untuk membersihkan hati dan jiwa serta untuk mengantarkan seorang hamba ke puncak kemuliaan disisi Allah yaitu pribadi yang bertaqwa yang dekat dengan Allah, di manapun ia berada dan apapun profesinya. Allah Ta`ala berfirman ;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون [البقرة/183]
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa."
Umat Islam khususnya di zaman Rasulullah dan sampai sekitar 13 abad setelahnya sangat memahami esensi bulan Ramadhan. Di antaranya sebagai media pendidikan jihad melawan syahwat duniawi dan sekaligus jihad fi sabilillah. Sebab itu, sepanjang sejarah umat yang sudah lebih 14 abad ini, banyak peristiwa kemenangan kaum Muslimin dalam menghadapi musuh-musuh mereka yang terjadi pada bulan yang mulia ini yakni bulan Ramadhan, di antaranya adalah :
1. Perang Badar Kubra yang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 hijrah. Perang ini dianggap sebagai perang terbesar dan kemenangan terbesar yang diraih kaum Muslimin sejak kemenangan tentara Thalut atas tentara kafirin Jalut beberapa abad sebelumnya. Menariknya, menurut sebuah riwayat, jumlah personil tentara Thalut sama dengan mujahidin yang terjun dalam peristiwa perang Badar Kubra yang dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi wa sallam, yakni sekitar 315 personil Mujahidin.
Download khutbah lengkapnya...
Read More