Published Desember 19, 2008 by with 0 comment

Kapan Kiamat Itu

Belakangan ini muncul film Hollywood dengan judul 2012 yang mengisahkan sebuah peristiwa besar akan terjadi pada tahun 2012. Film 2012 sempat menghebohkan dunia karena menggambarkan pada tahun 2012 akan terjadi kiamat. Paling tidak , itulah yang terjadi dalam presepsi banyak orang.
Tanpa melihat siapa produser film tersebut dan apa tujuan menyebarkannya ke seluruh dunia, sebagai Muslimin yang memiliki keyakinan dan pandangan tersediri tentang peristiwa kiamat, maka kita perlu menanggapi film tersebut karena tiga hal : Pertama, karena Film tersebut dengan tegas memberikan inspirasi dan pemahaman bagi masyarakat luas bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2012. Kedua, film tersebut sama sekali tidak mencerminkan peristiwa kiamat yang sebenarnya seperti yang kita pahami dari Tuhan Pencipta alam semesta, yakni Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Muhammad Saw. Ketiga, disadari atau tidak, film tersebut telah berhasil menciptakan opini dan pemahaman yang sesat dalam masyarakat Muslim terkait dengan kiamat yang secara nyata bertentanagn dengan iman dan pengetahuan yang mereka terima dari Allah dan Rasul Saw.
Kaum Muslimin rahimakumullah…..
Kapan kiamat itu terjadi? Sebuah pertanyaan sederhana, namun mustahil untuk dijawab oleh manusia. Pertanyaan ini pertama kali dilontarkan oleh malaikat Jibril kepada nabi Muhammad Saw. saat Beliau sedang duduk-duduk bersama para Sahabatnya di awal-awal kerasulannya. Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang keempat setelah malaikat Jibril menanyakan tiga pertanyaan yang fundamental lainnya, yakni : 1. Apa iman itu? 2. Apa Islam itu? 3. Apa Ihsan itu. Pertanyaan Jibril yang ke 4 adalah : Mata Assa’ah? (Kapan kiamat itu terjadi)? Tiga pertanyaan pertama dijawab oleh Rsul Saw. dengan baik sesuai yang Beliau pelajari dari wahyu Allah. Sedangkan pertanyaan yang ke 4 Beliau mengatakan : Yang ditanya bukanlah lebih tahu dari yang menanya.
Lalu Rasul Saw. meneruskan ucapannya : Akan tetapi saya akan ceritakan padamu indikasi-indikasinya, yakni bila budak telah melahirkan tuannya, maka yang demikian itu adalah indikasinya. Bila orang-orang yang bertelanjang kaki dan badan telah menjadi para pemimpin atau panutan manusia, maka yang demikian itu adalah indikasinya. Bila para pengembala binatang ternak berlomba-lomba membangun bangunan yang tinggi, maka yang demikian itu juga adalah indikasinya.
Ada lima perkara yang tidak dapat diketahui kecuali hanya oleh Allah. Kemudian Rasul Saw. membaca ayat : “Sesungguhnya Allah, di sisi-Nyalah pengetahuan tentang kiamat itu, Dia menurunkan hujan, Dia mengetahui apa saja yang ada di dalam kandungan, seseorang tidak akan tahu dengan pasti apa yang akan dia lakukan esok hari, seseorang tidak akan tahu di belahan bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Berpengalaman”.(Q.S. Luqman/31 : 34)
Dalam diskusi dengan Rasul Saw. tersebut, malaikat Jibril muncul bagaikan seorang laki-laki. Setelah berpaling dan meninggalkan majlis Rasul Saw. Nabi Muhammad Saw. berkata: Datangkan lagi kepada saya laki -laki tu! Para sahabat mencoba untuk mendatangkannya, namun mereka tidak melihat apapun. Maka Rasul Saw. berkata : Dia adalah malaikat Jibril, datang untuk mengajarkan kepada manusia (dasar-dasar) agama mereka”. (Hadits Riwayat Imam Muslim dalam Bab Al-Iman).
Kaum Muslimin rahimakumullah….
Dahulu, orang-orang kafir quraisy ingin mengetes kebenaran kenabian Nabi Muhammad Saw. dengan menanyakan kapan kiamat itu terjadi. Mereka beranggapan, jika Nabi Muhammad bisa menjawabnya, maka kenabian dan kerasulan Muhammad mungkin dapat diterima. Namun, jika Nabi Muhammad tidak bisa menjawabnya, berarti Muhammad bukanlah Nabi dan Rasul Allah. Anehnya, kaum kafir Quraiys itu tidak beriman kepada hari kiamat. Mereka bertanya hanya sekedar mengetes pengetahuan Nabi Muhammad Saw. dan ingin memperolok-olokan Beliau.
Seperti yang Allah jelaskan dalam ayat di atas, mustahil Nabi Muhammad mengetahui kiamat dengan pasti, karena pengetahuan tentang kapan persisnya kiamat itu terjadi hanya murni milik Allah dan tidak diberikan kepada siapapun dari hamba-Nya, kendati kepada Nabi Muhammad Saw. Sebab itu, Nabi Muhammad Saw. tidak menjawab pertanyaan orang-orang kafir Quraisy tersebut sampai Allah turunkan firman-Nya :
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا تَأْتِيكُمْ إِلا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mau tahu.” (Q.S. Al-A’raf/7 : 187)
Catatan: Khutbah di atas belum lengkap, silahkan download selengkapnya...
Read More
Published Desember 15, 2008 by with 0 comment

Hindarilah Kebathilan

Kaum Muslimin rahimakumullah..
Di akhir zaman seperti sekarang ini banyak hal terjadi yang sulit dicerna oleh akal sehat kita. Di antaranya ialah kaum Muslimin seakan berlomba meninggalkan ajaran Islamnya. Mereka lebih suka menjalankan ajaran ciptaan manusia dan peninggalan nenek moyang, ketimbang sistem ciptaan Allah, Pencipta mereka sendiri. Padahal jelas semua ajaran itu tidak akan dapat menyelamatkan diri baik di dunia apalagi di akhirat. Hanya sistem ciptaan Allah yang mampu menjamin keselamatan manusia di dunia dan juga akhirat kelak. Allah berfirman :
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Dan siapa yang mencari selain Islam sebagai dien (sistem hidup), maka tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Ali Imran : 85)
Di tingkat Penguasa dan pemerintah negeri-negeri Muslim yang masih mengaku Muslim, dengan berbagai dalih, mereka malah memerangi Islam, ajarannya dan para penyeru Islam dengan terang-terangan. Lebih menyedihkan lagi, para pejuang Islam dan para da’i yang dulunya mati-matian menyebarkan nilai-nilai Islam tak sedikit yang telah berubah orientasi. Di mata mereka, Islam bukan lagi hal yang menarik untuk dijadikan jalan hidup dan sistem hidup yang akan mengatur detil-detil kehidupan di dunia ini. Mereka tanpa malu mencari dan menerapkan jalan lain selain Islam yang digunakan untuk mengatur semua aspek kehidupan di dunia ini, kendati terkadang masih memakai nama dan baju Islam.
Sesungguhnya meyakini kebenaran Islam dan memahami ajarannya dengan baik belum cukup sebagai bukti keimanan dan keislaman kita. Keyakinan dan pemaham tersebut menuntut perjuangan yang tak kenal henti dan tak kenal menyerah dan kompromi sampai titik darah penghabisan. Karena hakikat dakwah dan perjuangan dalam Islam bukanlah penguasaan atas berbagai fasilitas kehidupan seperti, kedudukan, harta, dan sekeping tanah tertentu, melainkan ketaatan yang mutlak kepada apa saja perintah Allah, baik dalam bentuk amar (perintah) maupun nahyi (larangan). Itulah puncak tauhid ubudiyah seorang Muslim. Itu pulalah yang membedakan antara Muslim yang berdakwah dan berjuang karena Allah dan yang berdakwah dan berjuang karena harta dan kedudukan.
Perjalanan dakwah yang sudah berumur lebih 14 abad itu mengajarkan kepada kita bahwa istiqomah fi thariqillah (konsisten di jalan Allah) dan tsabat fi sabiliddakwah (kokoh di jalan dakwah) serta ‘adamul isti’jal wal intifa’ minaddakwah (tidak tergesa-gesa dan tidak memanfaatkan dakwah untuk kepentingan duniawi) adalah syarat mutlak yang harus dimiliki oleh para du’at ilallah. Orang-orang yang tidak istiqomah, tidak tsabat serta isti’jal dan memiliki sifat intifa’ dalam meniti jalan dakwah akan mudah tersesat dari jalan dakwah yang lurus bila menghadapi berbagai ujian dan cobaan, khususnya cobaan keduniaan berupa harta dan kekuasaan. Ketersesatan itu akan semakin jauh dan nyata apabila dakwah itu dijadikan sumber meraup keuntungan dunia berupa pangkat, kedudukan, harta, status sosial dan berbagai plakat dunia lainnya.
Sebab itu Rasul Saw. mengajarkan kepada kita doa agar tetap dalam hidayah-Nya dan mampu melihat dan menghindari kebatilan agar tidak tersesat dari jalan Allah, seperti yang dituiskan Ibnu Katsir dalam tafsirnya ketika menjelaskan ayat 214 dari surat Al-Baqoroh :
اللهم، أرنا الحق حَقّا وارزقنا اتباعه، وأرنا الباطل باطلا ووفّقنا لاجتنابه، ولا تَجْعَلْه ملتبسًا علينا فنضل، واجعلنا للمتقين إمامًا.
Yaa Allah. Perlihatkanlah kepada kami yang Hak itu adalah Hak dan anugerahkanlah kepada kami kemampuan mengkutinya. Dan perlihatkanlah kepada kami yang Bathil itu adalah Bathil dan anugerahkanlah kepada kami taufik untuk menghindarinya. Janganlah Engkau jadikan kebathilan itu samar di mata kami, nanti kami bisa tersesat (dari jaln-Mu). Dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.

Catatan:
Khutbah di atas belum lengkap, maka silahkan download selengkapnya...
Read More
Published Desember 10, 2008 by with 0 comment

Generasi meninggalkan Shalat & Mengikuti Syahwat

Allah Ta’ala berfirman:

"Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memper-turutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikitpun." (terjemah QS. Maryam: 58-60).
Penuturan dalam ayat Al-Quran ini membicarakan orang-orang saleh, terpilih, bahkan nabi-nabi dengan sikap patuhnya yang amat tinggi. Mereka bersujud dan menangis ketika dibacakan ayat-ayat Allah. Namun selanjutnya, disambung dengan ayat yang memberitakan sifat-sifat generasi pengganti yang jauh berbeda, bahkan berlawanan dari sifat-sifat kepatuhan yang tinggi itu, yakni sikap generasi penerus yang menyia-nyiakan shalat dan mengumbar hawa nafsu.

Betapa menghujamnya peringatan Allah dalam Al-Quran dengan cara menuturkan sejarah "keluarga pilihan" yang datang setelah mereka generasi manusia bobrok yang sangat merosot moralnya. Bobroknya akhlaq manusia dari keturunan orang yang disebut manusia pilihan, berarti merupakan tingkah yang keterlaluan. Bisa kita bayangkan dalam kehidupan ini. Kalau ada ulama besar, saleh dan benar-benar baik, lantas keturunannya tidak bisa menyamai kebesarannya dan tak mampu mewarisi keulamaannya, maka ucapan yang pas adalah:. "Sayang, kebesaran bapaknya tidak diwarisi anak-anaknya.” Itu baru masalah mutu keilmuan nya yang merosot. lantas, kata dan ucapan apa lagi yang bisa untuk menyayangkan bejat dan bobroknya generasi pengganti orang-orang suci dan saleh itu? Hanya ucapan “seribu kali sayang” yang mungkin bisa kita ucapkan.
Setelah kita bisa menyadari betapa tragisnya keadaan yang dituturkan Al-Quran itu, agaknya perlu juga kita bercermin di depan kaca. Melihat diri kita sendiri, dengan memperbandingkan apa yang dikisahkan Al-Quran.
Untuk itu, kita harus mengkaji diri kita lagi. Sudahkan peringatan Allah itu kita sadari dan kita cari jalan keluarnya?
Mudah-mudahan sudah kita laksanakan. Tetapi, tentu saja bukan berarti telah selesai. Karena masalahnya harus selalu dipertahankan. Tanpa upaya mempertahankannya, kemungkinan akan lebih banyak desakan dan dorongan yang mengarah pada "adho'us sholat" (menyia-nyiakan atau meninggalkan shalat) wattaba'us syahawaat (dan mengikuti syahwat hawa nafsu).
Suatu misal, kasus nyata, bisa kita telusuri lewat pertanyaan-pertanyaan. Sudahkah kita berikan dan kita usahakan hak-hak para pekerja/ buruh, pekerja kecil, pembantu rumah tangga, penjaga rumah makan, penjaga toko dan sebagainya untuk diberi kebebasan mengerjakan shalat pada waktunya, terutama maghrib yang waktunya sempit? Berapa banyak pekerja kecil semacam itu yang terhimpit oleh peraturan majikan, tetapi kita umat Islam diam saja atau belum mampu menolong sesama muslim yang terhimpit itu?
Bahkan, dalam arena pendidikan formal, yang diseleng-garakan dengan tujuan membina manusia yang bertaqwa pun, sudahkah memberi kebebasan secara baik kepada murid dan guru untuk menjalankan shalat? Sudahkah diberi sarana secara memadai di kampus-kampus dan tempat-tempat pendidikan untuk menjalan-kan shalat? Dan sudahkah para murid itu diberi bimbingan secara memadai untuk mampu mendirikan shalat sesuai dengan yang diajarkan Nabi Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam ?
Kita perlu merenungkan dan menyadari peringatan Allah dalam ayat tersebut, tentang adanya generasi yang meninggalkan shalat dan menuruti syahwat.
Ayat-ayat Al-Quran yang telah memberi peringatan dengan tegas ini mestinya kita sambut pula dengan semangat menang-gulangi munculnya generasi sampah yang menyianyiakan shalat dan bahkan mengumbar syahwat. Dalam arti penjabaran dan pelaksanaan agama dengan amar ma'ruf nahi munkar secara konsekuen dan terus menerus, sehingga dalam hal beragama, kita akan mewariskan generasi yang benar-benar diharapkan, bukan generasi yang bobrok seperti yang telah diperingatkan dalam Al-Quran itu.
Peringatan yang ada di ayat tersebut masih ditambah dengan adanya penegasan dari Rasulullah, Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam
لَيَنْقُضَنَّ عُرَا اْلإِسْلاَمِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِيْ تَلِيْهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلاَةُ. (رواه أحمد).
“Tali-tali Islam pasti akan putus satu-persatu. Maka setiap kali putus satu tali (lalu) manusia (dengan sendirinya) bergantung dengan tali yang berikutnya. Dan tali Islam yang pertamakali putus adalah hukum(nya), sedang yang terakhir (putus) adalah shalat. (Hadits Riwayat Ahmad dari Abi Umamah menurut Adz – Dzahabir perawi Ahmad perawi).

Hadits Rasulullah itu lebih gamblang lagi, bahwa putusnya tali Islam yang terakhir adalah shalat. Selagi shalat itu masih ditegakkan oleh umat Islam, berarti masih ada tali dalam Islam itu. Sebaliknya kalau shalat sudah tidak ditegakkan, maka putuslah Islam keseluruhannya, karena shalat adalah tali yang terakhir dalam Islam. Maka tak mengherankan kalau Allah menyebut tingkah "adho'us sholah" (menyia-nyiakan/ meninggalkan shalat) dalam ayat tersebut diucapkan pada urutan lebih dulu dibanding "ittaba'us syahawaat" (menuruti syahwat), sekalipun tingkah menuruti syahwat itu sudah merupakan puncak kebejatan moral manusia. Dengan demikian, bisa kita fahami, betapa memuncaknya nilai jelek orang-orang yang meninggalkan shalat, karena puncak kebejatan moral berupa menuruti syahwat pun masih pada urutan belakang dibanding tingkah meninggalkan shalat.
Di mata manusia, bisa disadari betapa jahatnya orang yang mengumbar hawa nafsunya. Lantas, kalau Allah memberikan kriteria meninggalkan shalat itu lebih tinggi kejahatannya, berarti kerusakan yang amat parah. Apalagi kalau kedua-duanya, dilakukan meninggalkan shalat, dan menuruti syahwat, sudah bisa dipastikan betapa beratnya kerusakan.
Tiada perkataan yang lebih benar daripada perkataan Allah dan Rasul-Nya. Dalam hal ini Allah dan Rasul-Nya sangat mengecam orang yang meninggalkan shalat dan menuruti syahwat. Maka marilah kita jaga diri kita dan generasi keturunan kita dari kebinasaan yang jelas-jelas diperingatkan oleh Allah dan Rasul-Nya itu. Mudah-mudahan kita tidak termasuk mereka yang telah dan akan binasa akibat melakukan pelanggaran amat besar, yaitu meninggalkan shalat dan menuruti syahwat. Amien.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

Download khutbah lengkapnya...
Read More
Published Desember 03, 2008 by with 0 comment

Teman hidup yang sakinah

Lama sekali rasanya tidak posting basah basi lagi pada blog ini, termasuk beberapa blogku yang lain...
ini bukan disebabkan karena sekarang musim penerimaan PNS di mana-mana, sungguh... saya ga ikut kesana hehehe... tapi ada kesibukan lain yang menurut saya sangat penting dimana sedang merencana kehidupan untuk masa depan... ya... semacam membina rumah tangga-lah. hehehe
mulai dari mencari teman hidup yang sakinah, persiapan modal, sikap... dll

Read More
Published November 26, 2008 by with 0 comment

Dosa-Dosa Yang Menyebabkan Pelakunya Masuk Neraka

Banyak di antara kita yang salah presepsi bahwa neraka itu hanya untuk orang-orang kafir dan munafik. Ada pula yang lebih keliru lagi sambil berspekulasi : Hidup ini hanya sekali. Akhirat adalah urusan nanti. Akibatnya, kita merasa tenang-tengang saja setelah kita menjadi Muslim dan Mukmin secara formal. Lebih celaka lagi, berbagai dosa dan maksiatpun dilakukan tanpa malu pada Allah Ta’ala, Tuhan Pencipta. Perlu kita ketahui bahwa formalitas keislaman dan keimanan kita sama sekali tidak akan menolong kita di akhirat nanti jika kita tidak melaksanakan kosekuensi-konsekuensi keislaman dan keimanan itu secara baik dan utuh.
Sesungguhnya Neraka itu bukan hanya tempat hukuman yang amat pedih bagi orang-orang kafir, musyrik dan munafik. Neraka juga diperuntukkan bagi orang-orang Mu’min yang tidak mentaati (durhaka) dan lalai terhadap sistem dan aturan kehidupan yang Allah tetapkan untuk manusia selama mereka hidup di dunia. Akan tetapi, neraka juga menjadi tempat hukuman bagi orang-orang yang beriman yang tidak menjalankan nilai-nilai keimanan secara utuh dan menyeluruh saat mereka hidup di dunia. Mereka ini disebut orang-rang yang durhaka pada Allah dan Rasul-Nya dan lalai dari mengingat Allah dan ancaman akhirat.
Di antara bentuk kedurhakaan dan kelalaian yang menyebabkan orang Mu’min masuk Neraka itu ialah :
1. Melakukan penyimpangan ekonomi, bisnis dan keuangan seperti, tidak mau membayar zakat, menumpuk harta tanpa peduli terhadap nasib orang-orang miskin dan anak yatim, memakan makanan yang haram, seperti darah, bangkai, babi, binatang yang disembelih dengan menyebut selain nama Allah, atau diperoleh dengan cara yang haram seperti pelacuran, khamar, mencuri, korupsi, mengurangi sukatan, timbangan, ukuran, takaran dan spesifikasi pekerjaan, penipuan, berbuat curang, judi, riyswah (sogok-menyogok), pemerasan, pungutan liar (pungli), memark-up nilai proyek melebihi harga pasar, jual beli yang tidak didasari kejujuran dan kerelaan pihak-pihak terkait, warisan yang tidak diperoleh dengan sistem yang sudah ditentukan Allah, mengambil hak fakir miskin berupa zakat dan infak yang diamanahkan Allah dalam hartanya, serta memakan uang masjid, yayasan, bantuan sosial dan bencana alam atau uang jama’ah, perkumpulan dan organisai yang belum jelas menjadi hak mereka. Maka mereka yang melakukan penyimpangan-penyimpangan tersebut akan dimasukkan ke dalam Neraka Jahannam.
Di sana mereka akan merasakan betapa pedihnya siksaan yang mereka terima sebagai akibat penyimpangan keuangan, ekonomi dan harta yang mereka lakukan semasa hidup di dunia, tanpa melihat kedudukan dan status mereka, sekalipun mereka ulama, kiyai, ustadz dan tokoh agama. Allah menjelaskannya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (34) يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ (35)
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang bathil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (34) pada hari dipanaskan emas perak itu dalam Neraka Jahannam, lalu distrika dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu".(35) (Q.S. Attaubah (9) : 34 – 35)
Download selengkapnya...
Read More
Published November 17, 2008 by with 0 comment

Dahsyatnya Pengadilan Akhirat

Kaum Muslimin rahimakumullah….
Akhir-akhir ini berbagai kasus pengadilan yang tidak adil terbongkar di negeri berpenduduk Muslim mayoritas ini. Keputusan-keputusan hukum yang tidak adil dan cenderung zalim. Mencuri tiga buah kakau, atau sebuah semangka atau tiga kg karet mentah bisa diganjar hukuman penjara beberapa tahun. Sedangkan koruptor milyaran dan triliyunan rupiah bebas melenggang di negeri ini tanpa tersentuh hukum sedikitpun. Mana kasus BLBI yang merugikan Negara lebih dari Rp 700 triliyun? Hilang sudah bak ditelan waktu. Sebab itu, tak heran jika masyarakat ragu akan keberhasilan DPR mengusut kasus Bank Century yang telah merugikan negara Rp 6.7 triliyun. Sementara kasus Anggodo yang membuat mata puluhan juta rakyat ini terbelalak beberapa pekan lalu sudah tidak jelas juntrungannya. Akan begitu jugakah nasib kasus Bank Century? Allahu A’lam….
Negeri ini memang sudah kehilangan apa yang disebut dengan KEADILAN. Hukum itu hanya berlaku bagi rakyat kecil dan miskin, yang sebagian mereka melakukan tindakan kejahatan itu karena lapar, seperti kasus pencurian 3 kg karet mentah di Propinsi Banten itu. Atau seperti seorang sopir yang kedapatan membawa satu butir ekstasi yang kemudian dihukum 4 tahun penjara. Namun bagi Jaksa yang menggelapkan barang bukti berupa 343 butir ekstasi, Esther Tanak dan Dara Veranita, hanya mendapat ganjaran satu tahun penjara. Sungguh jauh dari KEADILAN.
Sesungguhnya KEADILAN di negeri ini sudah sirna sejak lama. Bila KEADILAN sirna, pastilah kezaliman dan bertindak semena-mena yang meraja lela. Musibahnya lagi, kezaliman itu dilakukan oleh oknum penegak hukum itu sendiri. Ratusan dan mungkin ribuan kasus hukum lain yang belum terungkap media massa yang mengandung unsur kezaliman , khususnya sejak negeri ini merdeka fisik dari penjajah Belanda dan Jepang. Sebut saja kasus penggusuran tanah rakyat oleh para konglomerat untuk kepentingan bisnis mereka seperti pasar, mall, pabrik, gedung bertingkat, real estate, lapangan golf dan sebagainya. Atau penggusuran tanah masyarakat untuk kebun sawit atau pertambangan para pengusaha kelas kakap lainnya. Semuanya terjadi dengan leluasa tanpa ada penegakan hukum yang adil. Kalau ada anggota masyarakat yang berani bercerita kepada khalayak terkait kezaliman para pengusaha, seperi yang dilakukan Bu Prita Mulyasari terhadap RS OMNI Internasional, maka penjara dan dan denda Rp 204 juta adalah hukumannya.
Download selengkapnya...
Read More
Published November 04, 2008 by with 0 comment

Urban Mild

Rokok, urban, uang, duit, dollarMerokok kadang sangat membantu ketika lagi sendiri, tak ada kerjaan, dan konon katanya dapat membantu dalam medongkrak pikiran saat ngeblog hehehe.
Urban mild adalah salah satu solusi bagi para pemuda yang belum mencapai income hingga 4 juta perbulannya... tp ingat saya tidak menganjurkan anda tuk merokok ya...
Saya sendiri sudah sering beralih merek rokok, mulai dari Marlboro, 234, sampurna mild, class mild dan sekarang beralih ke urban mild. ini di karena mengingat harga rokok yang begitu melonjak. pada hakikatnya saya pingin sekali berhenti namun selalu gagal meskipun saya yakin pasti ada jalan keluarnya. Dengan demikian bagi anda-anda yang membaca posting ini kali ini saya berikan referensi tips semoga dapat membantu sodara untuk berhenti merokok.
1. Cara Berhenti Merokok
2. www.stopmerokok.com
3. Dilarang Merokok!!!

Semoga dengan tips dan referensi diatas dapat membantu anda, namun bila ada info dari sodara-sodara silahkan tambahkan pada kotak komentar dibawah...
salam...
Read More