Tampilkan postingan dengan label Bahasa Arab. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Arab. Tampilkan semua postingan
Published Juni 18, 2014 by with 0 comment

Al-Asma’ al-Mamnu’at min al-Sharf



Dilihat dari segi bina’ dan i’rab-nya, isim terbagi kepada dua bahagian; yaitu: mabni dan mu’rab. Isim mabni adalah isim yang tidak berubah baris akhirnya, sekalipun ‘amil yang memasukinya berubah, dan ‘amil yang dimaksud dalam hal ini adalah ‘amil rafa’ nashab, dan jar.

Sementara isim mu’rab adalah isim yang berubah baris akhirnya disebabkan berubahnya ‘amil yang memasukinya. Isim mu’rab selanjutnya terbagi dua bahagian, yaitu: 1) mutahsarrif atau munawwan (dalam diberi/ber-tanwin), dan 2) gayru mutasharrif atau gayru munawwan (tidak dalam diberi/ber-tanwin).

Yang dimaksud dengan al-ism al-mutasharrif atau al-ism al-munawwan adalah isim yang di-rafa’ dengan dhammah, di-nashab dengan fathah, dan di-jar dengan kasrah serta dalam menerima harakat berupa tanwin (an, in atau un), sementara al-ism gayr al-mutasharrif yang menjadi fokus pembahasan ini adalah isim yang di-rafa’ dengan dhammah, dan di-nashab dan di-jar dengan fathah, serta tidak boleh diberi baris tanwin. Atau dengan kata isim yang mamnu’ min al-sharf adalah isim yang tidak menerima baris kasrah, sementara isim yang gayr munawwan adalah isim yang tidak menerima tanwin.

الأمثلة

 تَزَيَّنَتْ بَيْرُوْتُ (مرفوع بالضمة
 رَأَيْتُ بَيْرُوْتَ (منصوب بالفتحة
 ذَهَبْتُ إِلىَ بِيْرُوْتَ (مجرو بالفتحة

Adapun isim yang termasuk dalam kategori al-mamnu’ min al-sharf menurut Sulayman Fayyadh ada lima sebagaimana dikemukakan berikut ini:

العلم المفرد

isim ‘alam yang tunggal, dengan syarat:

أ‌- المختوم بألف ونون زائدتين يمكن خذفُهما

Yang diakhiri dengan alif dan nun yang keduanya merupakan tambahan dan keduanya memungkinkan untuk dibuang.

مثل: مررت بِزَيْدَانَ (مجرور بالكسرة

ب‌- الذي جاء على وزن الفعل

yang setimbang dengan wazan fi’il.

مثل:يزيدُ, أحمدُ، أو ما يغلب فيه الفعل.

مثل دُئِلَ (على وزن: فُعِلَ), سَمَّرَ (على وزن : فَعَّلَ).

Semua yang disebutkan terakhir adalah wazan-wazan (timbangan-timbangan yang khusus untuk fi’il (kata kerja). Adapun jika wazan itu bersekutu padanya untuk fi’il dan isim, seperti kata حَسَنٌ dan جَعْفَرٌ , maka tidak termasuk dalam kategori mamnu’ min al-sharfi, demikian pula halnya dengan wazan-wazan yang khusus dengan isim, seperti سليم dan فؤاد.

ت‌- المركب تركيبا مزجيا

yang tersusun dengan tarkib mazjiy

مثل: بَعْلَبَكَّ, نويوركَ, وسيبويه

ث‌- المؤنث معنى أو لفظا

yang mu’annats dari segi lafal dan makna

مثل: مريم، فاطمة (مؤنث معنى)، ومعاوية، طلخة وحمزة (مؤنث لفظا

Manakala isim itu mu’annats dari segi makna dan terdiri dari tiga huruf dimana huruf tengahnya mati atau berbaris sukun seperti kata هِنْدٌ, boleh padanya al-sharfu dan al-man’u, artinya kita dapat mengatakan:

نظَرْتُ إِلَى هِنْدٍ (منصرف ومنون atau .نظرت إلى هندَ (غير منصرف وغير منون

Namun jika isim itu mu’anats yang terdiri dari tiga huruf dan ditengahnya berbaris sukun, akan tetapi dia a’jamiy (bukan ‘Arab), wajib baginya al-man’u (mamnu’ min al-sharfi), seperti kata بلح, maka kita mengatakan:

ساَفَرْتُ إِلَى بَلْحَ

ج‌- الأعجمي العلم الزائد على ثلاثة أحرف

isim ‘alam dan ‘ajam yang lebih dari tiga huruf.

مثل: يعقوبُ، ابراهيمُ، ونيكسونُ، فنقول: نظرت إلى يعقوبَ وإبراهيمَ ونيكسونَ.

Jika isim itu adalah isim ‘alam yang mufrad lagi a’jamiy (non Arab), terdiri dari tiga huruf dimana huruf tengahnya berbaris sukun, maka wajib baginya al-shafru seperti:

نحن أحفادُ نُوْحٍ.

ح‌- إذا كان معدولا من غيره من الأوزان, وينحصر في العربية في تسعة عشر اسما، هي: عمر، بلع، سعل، جحى، جثم، جمح، دلف، زحل، زمر، عصم، قتم، قزح، مضر، هبل، هدل، أحاد، أخر، سحر، ومربع.

2- الصفة المفردة بحيث تكون:

أ‌- على وزن فَعْلاَنٌ مؤنثه فَعْلَى.

مثل: سكران فنقول: نظرت إلى سكرانَ ولا يمنع من الصرف مثل: صفوان فنقول: نظرت إلى صفوانٍ لأنه اسم لا صفة.

ب‌- على وزن أَفْعَلُ، الذي مؤنثه فَعْلاَءُ.

مثل: لا فضل لِأَسْوَدَ على أَحْمَرَ.

Tidak termasuk mamnu’ min al-sharfi seperti kata أَرْبَعٌ dan أَرْنَبٌ karena keduanya adalah isim, bukan shifat.

ت‌- على وزن فَعَلُ.

مثل أُخَرُ جمع آخَرُ مؤنث أُخْرَى, مثل: جَاءَ رِجَالٌ أُخَرُ (/tanpa tanwinبدون تنوين)

ث‌- على وزن مَفْعَلُ من العدد.

مثل: مَوْحَدُ, ومثنى, مثل: جاء الرجال موحدَ حوحدَ (بدون تنوين)

ج‌- على وزن فُعَالُ من العدد.

مثل:أُحَادَ. فيقال: جاء الناس أحادَ أحادَ (بدون تنوين).

3- صيغة منتهى الجموع:

أ‌- على وزن: مَفَاعِلُ.

مثل: أتردد على مَسَاجِدَ في المدينة.

ب‌- على وزن مَفَاعِيْلُ .

مثل: في المدينة مَصَابِيْحُ مضاءةٌ.

Apabila shigat (bentuk) مفاعل ditutup atau diakhiri dengan ta’, seperti تلامذة dan اساتذة , statusnya menjadi منصرفة, seperti : تعلمت على أيد أساتذة كثيرين dan نظرت إلى تلامذةٍ مجتهدين , dan jika shigat مفاعل nya منقوصة , pada kondisi rafa’ dan jar-nya cukup dengan membuang ya’ di akhir-nya disertai tanwin, seperti: جاءت جوارٍ dan مررت بجوار.

 الإسم المقصور بألف زائدة قصيرة، مسبوقة بأكثر من أصلين

مثل

أ‌- جاءتنا بُشْرَى

ب‌- رَأَيْتُ حُبْلَى

ت‌- مَرَّتْ بِنَا ذِكْرَى

ولا يمنع من الصرف, مثل: هدى, لأنه ليس مسبوقا بأكثر من أصلين.

 الإسم المختوم بألف زائدة, ممدودة, متبوعة بهمزة , مثل : صحراء وكبرياءُ فنقول:
(isim yang ditutup dengan alif tambahan, mamdudah yang diikuti dengan huruf hamzah)

أ‌- لنا كبرياءُ (بدون تنوين

ب‌- عندنا أشياءُ (بدون تنوين

ت‌- سرت في صحراءَ فسيحةٍ (صحراءَ: ممنوع من الصرف

ولا يمنع من الصرف، مثل استقصاء، وأسماء، لأنهما من قصا – يقصو، سما – يسمو، فألفهما أصلية وليست زائدة.

Baca selengkapnya dalam versi PDF.
Read More
Published Juni 18, 2014 by with 0 comment

Kata-kata Ganti Cara Penggunaannya dalam Bahasa Arab


الضمائر وكيفية استعمالها
(Kata-kata Ganti Cara Penggunaannya)


Kata ganti (الضمير) di dalam bahasa Arab yang bentuk jamak-nya (الضمائر) merupakan peristilahan yang dipopulerkan oleh ulama Bashrah dan digunakan sebagai pengganti orang atau benda, baik sebagai pokok kalimat atau subjek (مبتدأ), sebagai pelaku (فاعل), sebagai objek (مفعول به), maupun sebagai kata ganti kepemilikan, yaitu ketika berfungsi sebagai majrur dan mudhaf ilayh.

Oleh ahli ilmu tata bahasa Arab, al-dhamair jika ditinjau dari perannya dan person atau sesuatu yang kembali krpadanya, dikelompokkan kepada tiga kelompok; yaitu:
  1. Dhamir mutakallim (ضمير المتكلم), yang jumlahnya 6 (enam) yaitu: أنا- نحن - نحن untuk mudzakkar, dan أنا – نحن - نحن untuk mu’annats.
  2. Dhamir al-mukhathab (ضمير المخاطب) yang berjumlah 6 (enam) yaitu: أنتَ – أنتما - أنتم untuk mudzakkar, dan أنتِ – أنتما - أنتنَّ untuk mu’annats.
  3. Dhamir al-gaib (ضمير الغائب) yang juga jumlahnya 6 (enam), yaitu: هو – هما - هم untuk mudzakkar dan هي – هما – هن untuk mu’annats.

Untuk lebih jelasnya mengenai ketiga pengelompokan dhamir sebagaimana telah disebutkan di atas, berikut ini dikemukakan contohnya masing-masing beserta padanannya dalam bahasa Indonesia.

Baca selengkapnya dengan versi pdf
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Jumlatul Fi'liyyah - Kalimat Verbal



Secara singkat disebutkan dalam kitab جامع الدروس العربية karya Syaykh Mushthafa al-Galayayniy mengenai batasan atau kriteria jumlah fi’liyah seperti berikut ini:

الجملة الفعلية ما تألفت من الفعل والفاعل، نحو: "سبق العذل", أو الفعل ونائب الفاعل، نحو: "ينصر المظلوم", أوالفعل الناقص واسمه وخبره, نحو: "يكون المجتهد سعيدا".

Dari pernyataan di atas dalam disimpulkan bahwa jumlah fi’liyah adalah jumlah (جملة) (yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan kalimat), yang terdiri dari fi’il (فعل) dan fa’il (فاعل), atau fi’il (فعل) dan naib al-fa’il (نائب الفاعل), atau bahkan fi’il madhi naqis (فعل ماض ناقص) beserta isim dan khabarnya.

Selengkapnya baca versi pdf-nya.
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Harf atau Huruf dalam Bahasa Arab


(Huruf)

Salah satu elemen penting dalam pembentukan kalimat bahasa Arab setelah isim dan fi’il adalah huruf, dan huruf yang dimaksud di sini adalah huruf yang oleh ahli Nahwu dinyatakan sebagai lafal yang tidak Nampak maknanya dengan baik kecuali ia bersama dengan yang lain dan yang dimaksudkan dengan yang terakhir, tiada lain kecuali isim dan fi’il’. Ini berarti bahwa huruf baru jelas artinya manakala bersama dengan isim dan fi’il sebagai tiga unsur utama pembentukan kalimat (jumlah).

Huruf-huruf ma’aniy itu diantaranya ada yang masuk kepada isim, ada yang masuk kepada fi’il, dan ada pula yang kepada kedua-duanya. Dan isim yang masuk tersebut ada yang mempengaruhi kata yang dimasukinya dari segi i’rab, ada yang tidak. Yang berpengaruh terhadap kata yang dimasukinya disebut ‘amilah, dan yang tidak disebut gayr ‘amilah.

Adapun yang menjadi bahasan untuk materi ini dibatasi pada empat saja; yaitu: 1) huruf al-jar, huruf al-nashab, dan 3) huruf al-jazm. Huruf al-jar khusus masuk kepada fi’il, sedangkan huruf nashab dan jazam kedua-duanya masuk kepada fi’il.

Anda seyogianya membaca materi tentang huruf ini kemudian mengidentifikasi huruf-huruf yang ada sesuai fungsinya, kemudian berlatih untuk menyusun kalimat dengan menggunakan hurus sesuai peruntukannya dengan tepat dan benar.

Selengkapnya... baca versi PDF-nya
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Kata Petunjuk dan Cara Penggunaannya dalam Bahasa Arab



اسم الإشارة وكيفية استعمالها
(Kata Penunjuk dan Cara Penggunaanya)


Materi yang akan dibahas pada bahagian ketiga ini adalah tentang isim isyarah atau kata penunjuk yang digunakan untuk menunjuk orang, sesuatu maupun tempat yang ada dekat dan di sekitar kita, maupun untuk yang jauh. Di dalamnya dikemukakan pula isim isyarah yang khusus digunakan untuk yang berakal (عاقل) maupun yang tidak berakal (غير عاقل).

Isim isyarah menurut Syekh Mushthafa al-Galayayniya adalah sebagai berikut:
ما يدل على معين بواسطة إشارة حسية باليد ونحوها، إن كان المشار إليه حاضرا, أو إشارة معنوية إذا كان المشار إليه معنى أو ذاتا غير حاضرة .
Artinya:
Isim isyarah adalah apa yang menunjukkan kepada sesuatu yang tertentu dengan perantaraan isyarat secara konkrit (nyata) dengan tangan dan semacamnya, jika yang diisyaratkan (ditunjuk) itu hadir (ada), atau isyarat secara makna (abstrak) jika yang ditunjuk itu abstrak, atau person yang tidak hadir.

Adapun yang temasuk isim isyarah menurut Syekh Mushthafa al-Galayainiy antara lain dikemukakan sebagai berikut:
أ‌- ذا للمذكر
ذا untuk yang mudzakkar
ب‌- ذان و ذين للمثنى المذكر
ذان dan ذين untuk mutsanna mudzakkar
ت‌- ذه و ته للمفردة المؤنث
ذه dan ته untuk mufrad mu’annats
ث‌- تان و تين للمثنى المؤنث
تان dan تين untuk mutsanna mu’annats
ج‌- أولاء و أولى (بالمد والقصر)، والمد أفصح للجمع المذكر والمؤنث
أولاء dan أولى (dengan madd dan qashr), tetapi dengan mad lebih utama, untuk jamak mudzakkar salim
Khusus yang terakhir digunakan untuk jamak berakal, seperti dalam firman Allah swt. Yang berbunyi:
أولئك على هدى من ربهم وأولئك هم المفلحون (لقمن: 5
Dan juga untuk yang tidak berakal, seperti:
إن السمع والبصر والفؤاد كل أولئك كان عنه مسئولا (الإيراء: 36

Namun demikian, yang lebih banyak adalah bahwa أولئك itu digunakan untuk yang berakal, sementara untuk yang tidak berakal digunakan تلك, sebagaimana firman Allah swt. Yang berbunyi:
وتلك الأيام نداولها بين الناس (آل عنران: 140)

Boleh men-tasydid-kan ن pada bentuk mutsanna dari ( ذاdan تا ), baik dengan أ atau ي, lalu dikatakan ( ذان, ذين, dan تين ). Dan diantara isim isyarah itu ada yang khusus diguakan untuk tempat, lalu digunakanlah هنا untuk yang dekat, هناك untuk yang pertengahan, dan هنالك dan ثَمَّ untuk yang jauh.
Contoh:
أ‌- سكنت في هذه المدينة منذ سبع سنوات ماضية
Saya telah tinggal di kota ini sejak tujuh tahun yang lalu
ب‌- هناك بيتي (قريب من السوق
Di sana rumah saya, dekat dari pasar
ت‌- أبي يسكن في جاكرتا, وهو يعمل تاجرا هناك
Bapak saya tinggal di Jakarta, dan dia bekerja sebagai pedagang di sana

Isim isyarah banyak-banyak didahului oleh huruf ها yang berfungsi sebagai peringatan, lalu dikatakanlah: هذا, هذه, هاتان, dan هؤلاء.
ذا dan تي kadang-kadang ditambahkan dengan huruf ك untuk menunjukkan pada khithab (yang dituju), lalu dikatakanlah ذاك dan تيك, dan kadang-kadang pula huruf ك nya diikuti oleh huruf ل  , sehingga menjadilah : ذلك dan تلك. Akan halnya dengan ذان, ذين, تان, تين, dan أولاء, kadang-kadang pula diikuti dengan ك yang menunjukkan khithab satu satunya lalu menjadilah: ذانك, تانك, dan أولئك.

Boleh juga dilakukan pemisahan antara ها yang menunjukkan peringatan (tanbih) dan isim isyarah dengan dhamir yang ditunjuk seperti:
أ‌- ها أنا ذا
ب‌- ها أنتِ ذي
ت‌- ها أنتما ذان
ث‌- ها نحن ذان
ج‌- ها نحن أولاء.
Cara sebagaimana telah disebutkan di atas dinilai lebih utama dan lebih fashih dalam kaitannya dengan balig al-kalam, dan hal ini sesuai dengan firman Alah swt. Yang berbunyi:
ها أنتم أولاء تحبونهم ولا يحبونكم (آل عمران: 119
Pemisahan pada selainnya sangant sedikit, seperti:
 ها إن ذا الوقتُ قد خَانَ
Dan pemisahan yang dilakukan dengan كاف التنبيه dalam contoh: هكذا sangat banyak dan populer.

Selengkapnya... baca Versi PDF-nya
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Fi'il - Kata Kerja dalam Bahasa Arab

( Kata Kerja)
Fi’il atau kata kerja adalah kata yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan pada waktu tertentu, seperti waktu lampau, sekarang dan akan datang.
الفعل كل لفظ يدل على حصول عمل في زمن خاص
Artinya:
           Fi’il adalah setiap lafal yang menunjukkan atas terjadinya suatu pekerjaan pada waktu tertentu.
وينقسم الفعل باعتبار زمانه إلى : ماض ومصارع وأمر
Artinya:
           Fi’il (kata kerja) terbagi –bila ditunjau dari segi waktu berlakunya- kepada : fi’lun madhin (kata kerja lampau) fi’lun mudhari’ (kata kerja sekarang atau akan datang), dan fi’lu amrin (kaka kerja perintah) pada waktu yang akan datang.

Selengkapnya baca versi PDF-nya
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Pembagian Isim kepada Mufrad, Mutsanna dan Jama’

تقسيم الاسم إلى مفرد، مثنى وجمع

Di dalam bahasa Arab, dikenal tiga pembahagian isim (kata benda) jika ditinjau dari segi عدد/bilangan nya, yaitu isim yang menunjukkan kepada satu/tunggal yang disebut dengan istilah mufrad), isim yang menunjukkan atas dua/ganda atau mutsanna, dan yang menunjukkan kepada jumlah yang banyak atau jamak, yaitu angka tiga lebih. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada uraian berikut ini:


Selengkapnya baca versi pdf-nya
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Tanda-tanda Isim


علامات الاسم
(Tanda- tanda Isim)


Bahagian ini merupakan lanjutan dari bahagian 2 (Pembahagian Kata) sebelumnya. Untuk mengidentifikasi apakah suatu kata (كلمة) dalam bahasa Arab itu termasuk isim (kata benda) fi’il (kaka kerja), atau huruf, perlu diperhatikan rambu-rambu  yang telah dikemukakan oleh ulama ahli tata bahasa Arab sebagaimana akan dikemukakan berikut ini:




Selengkapnya... baca versi pdf-nya
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Pembahagian Kata dalam Bahasa Arab


Kata atau الكلمةdi dalam bahasa sebagai unsur pembentukan kalimat atau جملة , secara umum terbagi tiga bahagian; yaitu isim (kata benda), fi’il (kata kerja), dan huruf atau kata depan dan semacamnya.
Isim atau kata benda dimaksud mencakup jenis manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda mati, maupun sesuatu yang dibendakan. Selain itu, dibahas pula tentang kata dilihat dari segi ‘adad atau bilangannya, dan yang dimaksud dengannya adalah pembagian isim dari segi mufrad (tunggal), mutsanna (ganda/double), dan jamak atau yang menunjukkan pada jumlah mulai dari tiga dan seterusnya.


تنقسم الكلمة في اللغة العربية إلى ثلاثة أقسام : اسم وفعل وحرف.
Artinya:

Kata dalam bahasa Arab terbagi tiga : yaitu isim (kata benda), fi’il (kata kerja) dan harf (huruf).
Untuk lebih jelasnya, ketiga pembahagian dimaksud akan dipaparkan satu persatu secara berturut-turut seperti berikut ini:


الاسم
(Kata Benda)

Isim (اسم) yang dalam bahasa Arab berarti nama/benda, bentuk jamak-nya adalah (اسماء ) nama-nama dan dimaksudkan sebagai kata benda dalam bahasa Indonesia. Isim dimaksud mencakup manusia, hewan-hewan, tumbuh-tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, dan makna yang tidak terikat dengan waktu. Bahagian yang terakhir ini oleh sebahagian ulama ahli Nahwu dinyatakan sebagai sesuatu yang dibendakan (أي شيئ آخر ) .

الاسم كل كلمة تدل على إنسان أو حيوان أو نبات أو جماد أو مكان أو زمان أو صفة أو معنى مجرد من الزمان.
Artinya:
setiap kata yang menunjukkan kepada manusia, hewam, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, atau makna yang tidak terikat (bebas) oleh waktu.
Berikut ini daftar klasifikasi isim berdasar defenisi sebagaimana telah disebutkan dalam pengertian di atas.

Lebih jelasnya silahkan baca versi pdf-nya.
Read More
Published Juni 17, 2014 by with 0 comment

Pengenalan Terhadap Huruf Hijaiyyah

Huruf dalam bahasa Arab dibagi kepada huruf al-mabaniy dan huruf al-ma’aniy, dan yang dibahas pada kesempatan ini adalah jenis yang pertama yang intinya adalah pengenalan terhadap huruf-huruf yang membentuk kata, untuk selanjutnya disusun dalam bentuk kalimat.

Pengenalan terhadap huruf Hijaiyyah ini siswa/mahasiswa diharapkan dapat membaca dengan seksama materi ini untuk kemudian menganalisis penulisan huruf-nya baik ketika tersendiri, maupun ketika bersambung dengan huruf-huruf lainnya. Selain itu, yang juga perlu untuk diperhatikan adalah bagaimana persambungan huruf-huruf hijaiyah itu dengan ال takrif, dan juga pengucapan huruf-hurufya sesuai makhraj dan intonasi yang baik dan benar.

Setelah mempelajari uraian materi ini, mahasiswa/siswa diharapkan dapat:

1. Menulis huruf-huruf hijaiyah, baik yang masuk dalam kategori al-huruf al-qamariyah, maupun al-huruf al-syamsiyah dengan tulisan yang baik dan benar.

2. Membaca huruf-huruf hijaiyah dengan makhraj yang baik dan benar, sesuai dengan makhraj dan sifat hurufnya.


Selengkapnya silahkan buka disini Versi pdf.

Semoga pembelajaran pada bahagian 1 (satu) ini dapat bermanfaat, dan ikuti pelajaran/pembelajaran selanjutnya pada bahagian 2. Versi PDF dapat Klik disini

Read More
Published April 27, 2012 by with 2 comments

SMA Negeri 1 Sape Belajar Bahasa Arab

SMA Negeri 1 Sape  Belajar Bahasa Arab - Meskipun sekolah ini merupakan sekolah umum (bukan Madrasah Aliyah atau Pesantren), namun tak kalah hebatnya dengan sekolah "Madrasah" bahkan pesantren-pun bisa di-adu. Bagaimana tidak, SMA Negeri 1 Sape ini, mengadopsi sistem belajar/pembelajaran Pesantren Modern IMMIM di Makassar, dan Pesantren Modern Gontor Ponorogo. Karena sekolah umum, pastilah beda dari efisien waktu. maksudnya, pesantren memiliki waktu yang banyak untuk belajar dan praktek "bercakap/dialog" bahasa karena mereka tinggal dalam asrama.

Kondisi di SMA Negeri 1 Sape juga melakukan hal serupa, seperti praktek bercakap dengan bahasa Arab, harus ada tambahan setoran hapalan mufradat "kosa kata" dalam tiap harinya, belajar mengarang cerita "Insya' Kitabah", melakukan games bahasa Arab dan ada pula jasus (mata-mata). Jasus ini adalah siswa yang ditunjuk khusus oleh guru bahasa Arab untuk memata-matai temannya yang berbahasa selain bahasa Arab dan tidak boleh diketahui oleh temannya yang lain bahwa dia merupakan jusus.

Apa hukuman bagi yang melanggar bahasa ini? mereka akan di kenakan sanksi penambahan setoran hafalan 2 kali lipat dari yang ditentukan. misalnya, kalau yang ditentukan perharinya 10 mufradat, maka si pelanggar ini harus menghafal 20 Mufradat. adil bukan...?
SMA Negeri 1 Sape memiliki 3 orang guru bahasa Arab, yaitu : Jauhar, S.Ag (Fakultas Adab Jurusan Bahasa Arab, IAIN Alauddin Makassar), Firmansyah, S.Ag. (Fakultas Tarbiyah, Jawa Timur) dan Abdul Munir, S.Pd.I (Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, UIN Alauddin Makassar). dan mereka pernah mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren. 

Disamping seluruh siswa mengikuti proses pembelajaran dalam kelas, namun ada sebagian siswa yang dibina khusus yang dinamakan "An-Nadhwa" atau "Meetting Members" dalam bahasa Inggrisnya. Anggota "An-Nadhwa" ini lebih intensif dalam kegiatan pengembangan Bahasa Arab mereka, baik lingkungan sekolah, rumah siswa ataupun langsung pada guru bahasa Arabnya. Dalam pertemuan An-Nadhwa ini mereka belajar terjemahkan kitab-kitab, berpidato, cerita pendek, diskusi-diskusi semuanya dengan bahasa Arab.
Read More
Published Februari 08, 2011 by with 0 comment

Isim-isim Istifham

أَسْـمَاءُ اْلأِسْتِفْهَـامُ

A. Pengertian
Isim istifh±m secara umum kita pahami adalah suatu kata yang mengandung pertanyaan atau ketika isim istifh±m diletakkan pada awal kalimat maka itu memberikan pengertian terhadap lawan bicara bahwa dia menanyakan sesuatu.

B. Huruf-Huruf Istifham
Huruf-huruf istifh±m mempunyai beberapa macam, dan masing-masing memiliki perbedaan dengan huruf istifh±m yang lain dalam penggunaan dan fungsinya.

1. مَنْ، وَمَنْ ذَا
Digunakan untuk bertanya pada sesuatu yang berakal.
2. مَـا، وَمَـاذَا
Keduanya digunakan untuk bertanya pada sesuatu yang tidak berakal, seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, profesi, sifat, dan benda
3. مَنْ، وَمَـا
Sebagaimana yang di atas bisa mau£ul dan istifham
4. مَتَى
Adalah juga sebagai ªarf yang digunakan untuk bertanya tentang zaman atau waktu yang telah lalu atau yang akan datang
5. أَيْـنَ
Adalah juga sebagai ªarf yang digunakan untuk bertanya tentang tempat yang tertuju pada sesuatu
6. أَيَّانَ
Adalah juga ªarf yang digunakan untuk bertanya tentang keadaan dan waktu, hampir sama dengan makna متى, akan tetapi hanya digunakan pada waktu yang akan datang, tidak pada waktu yang telah lalu
7. كَيْفَ
Isim yang digunakan untuk menanyakan keadaan sesuatu
8. أَنَّى
Bermakna من أين
9. كَمْ
Digunakan untuk bertanya tentang bilangan yang ingin diperjelas
10. أَيُّ
Pertanyaan yang menuntut kejelasan sesuatu


C. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas mengenai isim-isim istifh±m, dapat memberikan pemahaman terhadap bentuk-bentuk kalimat yang mengandung pertanyaan, baik itu pertanyaan mengenai waktu, tempat, benda, pekerjaan, sifat, dan lain-lain bahwa setiap tersebut di atas mempunyai ciri tersendiri didalam penggunaan isim-isim istifh±mi sebagaimana contoh-contoh diuraikan.
Dengan demikian sesuatu yang ditanyakan dapat dibedakan dengan melihat isim-isim istifh±m yang digunakan di awal kalimat pertanyaan.

Catatan:
Makalah di atas belum lengkap, silahkan Download disini untuk lengkapnya
Read More
Published Juni 24, 2009 by with 0 comment

Belajar Bahasa Arab - keharusan

Bahasa Arab merupakan bahasa kitab suci dan tuntunan agama Islam se-dunia, maka tentu saja merupakan bahasa yang paling signifikan bagi ratusan juta muslim sedunia, baik yang berkebangsaan Arab maupun bukan. Maksudnya adalah selain sebagai bahasa al-Qur’an juga sebagai alat komunikasi baik antara manusia dan sesamanya maupun antara manusia dengan Tuhannya yang terwujud dalam bentuk Shalat, doa dan sebagainya. Bahasa ini juga digunakanan secara resmi oleh kurang lebih 20 negara.
Bukanlah suatu kebetulan bahwa al-Qur'an diturunkan dalam Bahasa Arab justru karena kekayaan dan kesaksamaanya. Amatlah sulit kalau suatu wahyu untuk nabi penghabisan diturunkan di dalam masyarakat yang bahasanya tidak memadai untuk merekam wahyu yang mencakup perbendaharaan kata filsafat, imam, hukum, kemasyarakatan, sejarah, politik, dan lain-lain. Kata-kata wahyu seyogyanya saksama tepat, tidak boleh ditukar, baik di dalam kekhasannya maupun di dalam keumumannya, dan bahasa Arab istimewa mengenai tepat, saksama, dan terbatasnya (pastinya) pengertian kata-kata tertentu, sehingga tidak dapat diartikan atau ditafsirkan lain, karena bahasa Arab merupakan sarana untuk mempelajari agama Islam secara mendalam, sebab pokok ajaran Islam adalah al-Qur'an yang berbahasa Arab

Dalam membicarakan tentang bahasa Arab, maka tidak lepas dari pengertian bahasa pada umumnya. Oleh karena itu sebelum penulis mengemukakan pengertian bahasa Arab secara terperinci, terlebih dahulu penulis akan memberikan pengertian bahasa itu sendiri.
Ada beberapa pendapat para pakar tentang pengertian bahasa, antara lain dapat penulis kemukakan sebagai berikut :
Dalam kamus bahasa Indonesia dikatakan sebagai berikut :
Bahasa Adalah sistem dari pada lambang (tanda yang berupa sembarang bunyi-bunyi bahasa) yang dipakai orang untuk melahirkan pikiran dan perasaan, misalnya memperluas pengetahuan dan perkataan. Perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa (suku bangsa, negara, daerah dan sebagainya) misalnya bahasa Indonesia, bahasa Batak, bahasa Jawa.

Syaikh Mustafa al-Gulayayniy memberikan pengertian bahasa sebagai berikut :
اللغةالفاظ يعبربهاكل قوم عن مقاصدهم
Artinya :
"Bahasa adalah kata lafal yang digunakan oleh setiap orang (kaum) dalam menyampaikan maksud mereka."
Senada dengan pendapat di atas, Ahmad Al-Hashimiy memberikan pengertian sebagai berikut :
اللغة فعل لسانىاوالفاظ يأتى بهاالمتكلم ليعرف غيره ما فى نفسه من المقاصد والمعانى
Artinya :
Bahasa adalah perbuatan ilmiah lidah (ucapan lisan) atau beberapa lafal yang diucapkan si pembicara untuk memberitahukan orang lain mengenai apa yang diucapkan si pembicara untuk memberitahukan orang lain mengenai apa yang terdapat pada dirinya dari beberapa maksud dan tujuan.

Selanjutnya dalam buku Problematika Bahasa Arab oleh Kusno Budi Santoso, dijelaskan bahwa bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi adalah merupakan rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap secara sadar dan diatur oleh suatu sistem.
Oleh karena itu dapat dipahami bahwa bahasa adalah merupakan alat tersendiri yang dipergunakan untuk berkomunikasi yang terdiri dari kata yang harus mengandung pengertian dan maksud tertentu.
Selanjutnya penulis akan mengemukakan pengertian bahasa Arab sebagai berikut :
Menurut Syaikh Mustafa al-Gulayayniy :

اللغة العربية هى الكلمات التى يعبربها العرب عن اغراضهم
Bahasa Arab adalah kalimat yang dipergunakan bangsa Arab dalam mengutarakan maksud/tujuan mereka.

Adapun Ahmad al-Hasyimiy mengemukakan bahwa:

ومن ذلك لغتناالعربية الاصوات محتوبة بعض علىالحروف الهجائية
Oleh sebab itu bahasa Arab adalah suara-suara yang mengandung sebahagian huruf hijayyah.

Defenisi bahasa Arab yang dikemukakan oleh dua orang pakar di atas, isi dan redaksinya saling berbeda tetapi maksud dan tujuannya sama. Oleh karena itu, penulis menarik kesimpulan bahwa bahasa Arab itu adalah alat yang berbentuk huruf hijaiyyah yang dipergunakan oleh orang Arab dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial baik secara lisan maupun tulisan.
Perlu dijelaskan di sini bahwa bahasa Arab dalam perkembangannya sudah banyak negara non Arab yang menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Sebagai contoh dapat kita lihat di negara kita sendiri pada beberapa pondok pesantren yang menggunakan bahasa Arab dalam percakapan sehari-hari. Disamping itu dapat pula kita lihat dari banyaknya kata-kata bahasa Arab yang diserap kedalam bahasa Indonesia. Bahkan bahasa Arab itu sudah menjadi bahasa resmi di Perserikan Bangsa-Bangsa (PBB).
Read More
Published April 25, 2009 by with 0 comment

Tashrif FI'il Amar

Sebelumnya telah di bahas sedikit Tashrif fi’il madhi dan Tashrif fi’il Mudhari'.
kali ini kita lanjutkan pada Tashrif fi’il Amar (perintah)

هو = (..........)Dia (lk)

هما = (..........) Mereka berdua (lk)

هم = (...............) Mereka semua (lk)

هي = (..........) Dia (pr)

هما = (..........) Mereka berdua (pr)

هن = (..........) Mereka semua (pr)

Orang Kedua (lawan bicara)

أنت = إفعل ( إ + ... ) Engkau (lk)

أنتما = إفعلا ( إ + ا ) Kamu berdua (lk)

أنتم = إفعلوا ( إ + وا ) Kalian semua (lk)

أنت = إفعلي ( إ + ي ) Engkau (pr)

أنتما = إفعلا ( إ + ا ) Kamu berdua (pr)

أنتن = إفعلن ( إ + ن ) Kalian semua (pr)

Orang pertama (pembicara)

أنا = (..........) Saya (lk)

نحن = (..........) Kami berdua (lk)

نحن = (..........) Kami/kita semua (lk)

أنا = (..........) Saya (pr)

نحن = (..........) Kami/kita berdua (pr)

نحن = (..........) Kami/kita semua (pr)

Read More
Published April 24, 2009 by with 0 comment

Tashrif Fi’il Mudhari’

Tashrif Fi'il Madhi - Kemarin telah di jelaskan dan di tulis bagaimana rumus dasarnya. maka kesempatan ini saya melanjutkan pada bentuk perubahan pada Fi'il Mudhari' pada Bahasa Arab itu:

Orang ketiga (dibicarakan)

هو = يفغل ( ي+...) Dia (lk)

هما = يفعلان (ي + ان) Mereka berdua (lk)

هم = يفعلون ( ي+ ون ) Mereka semua (lk)

هي = تفعل ( ت + ... ) Dia (pr)

هما = تفعلان ( ت + ان ) Mereka berdua (pr)

هن = يفعلن (ي + ن ) Mereka semua (pr)

Orang Kedua (lawan bicara)

أنت = تفعل (ت + ... ) Engkau (lk)

أنتما = تفعلان ( ت + ان) Kamu berdua (lk)

أنتم = تفعلون (ت +ون ) Kalian semua (lk)

أنت = تفعلين (ت + ين ) Engkau (pr)

أنتما = تفعلتما ( ت + ان) Kamu berdua (pr)

أنتن = تفعلن (ت + ن) Kalian semua (pr)

Orang pertama (pembicara)

أنا = أفعل ( أ + ...) Saya (lk)

نحن = نفعل ( ن + ... ) Kami berdua (lk)

نحن = نفعل ( ن + ... ) Kami/kita semua (lk)

أنا = أفعل ( أ + ...) Saya (pr)

نحن = فعلنا ( + نا ) Kami/kita berdua (pr)

نحن = نفعل ( ن + ... ) Kami/kita semua (pr)

Read More
Published April 23, 2009 by with 0 comment

Tashrif Fi’il Madhi (Kata Kerja Lampau)

Al-qur'an - ditulis dalam bahasa Arab Fushoha. apakah semua orang arab menguasai bahasa arab Fushoha ini? tentu saja tidak seba mereka dalam kesehariannya menggunakan bahasa arab Ammiyah.
bagaimana agar menguasai atau minimal memahami bahasa al-qur'an?
pertama-tama orang itu harus menguasai ilmu Nahwu dan Sharaf.
Barulah kemudian ditambah dengan ilmu-ilmu lainnya seperti balagho, maani dan lain-lain.

Ilmu Nahwu adalah bapaknya semua ilmu, sedangkan ilmu Sharaf merupakan ibunya.
Ilmu Nahwu, ilmu tata bahasa Arab, sedangkan ilmu Sharaf mempelajari perubahan kata (dalam bahasa Arab disebut kalimat).
Kalimat, menunjukkan pengertian-pengertian yang berubah sesuai dengan maksud, tujuan, waktu serta pelaku kalimat tersebut.

Untuk mempelajari ilmu yang benar, mutlak harus dimulai dari ilmu Nahwu dan Sharaf.
Jika ada pertanyaan apakah ilmu yang dipelajari tanpa mempelajari ilmu Nahwu dan Sharaf itu tidak benar, jawabannya adalah, selama ilmu tersebut tidak bertentangan dengan Alquran, maka ilmu-ilmu tersebut adalah benar.

Apa itu Fi'il Madhi dalam Bahasa Arab?
Fi’il Madhi adalah kata kerja untuk masa lampau atau dalam istilah bahasa inggrisnya adalah past tense yang memiliki arti telah melakukan sesuatu. Contohnya: قَامَ (telah berdiri) atau جَلَسَ (telah duduk)

Berikut rumus dasar perubahan pada Fi'il Madhi:

Orang ketiga (dibicarakan)

هو = فعل ( ...) Dia (lk)

هما = فعلا (+ ا) Mereka berdua (lk)

هم = فعلوا ( + وا ) Mereka semua (lk)

هي = فعلت ( + ت ) Dia (pr)

هما = فعلتا ( + تا ) Mereka berdua (pr)

هن = فعلن ( + ن ) Mereka semua (pr)

Orang Kedua (lawan bicara)

أنت = فعلت ( + ت ) Engkau (lk)

أنتما = فعلتما ( + تما) Kamu berdua (lk)

أنتم = فعلتم ( + تم ) Kalian semua (lk)

أنت = فعلت ( + ت ) Engkau (pr)

أنتما = فعلتما ( + تما) Kamu berdua (pr)

أنتن = فعلتن ( + تن) Kalian semua (pr)

Orang pertama (pembicara)

أنا = فعلت ( + ت) Saya (lk)

نحن = فعلنا ( + نا ) Kami berdua (lk)

نحن = فعلنا ( + نا ) Kami/kita semua (lk)

أنا = فعلت ( ت ) Saya (pr)

نحن = فعلنا ( + نا ) Kami/kita berdua (pr)

نحن = فعلنا ( + نا ) Kami/kita semua (pr)



Bentuk asal dari semua kata adalah Fi'il Madhi (menunjukkan kejadian yang telah selesai dikerjakan), dapat diubah menjadi Fi'il Mudhorik (menunjukkan waktu kejadian sekarang atau yang akan datang), Fi'il Amr (kalimat yang bersifat perintah) dan Fi'il Nahi (kalimat yang bersifat menidakkan).
Read More