05 Juni, 2025

Haji: Perjalanan Spiritual Menuju Allah

Haji adalah rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial. Bukan sekadar ritual tahunan, haji merupakan perjalanan spiritual yang mendalam, yang menghubungkan hamba dengan Tuhannya. Setiap langkah, setiap doa, dan setiap ibadah dalam haji menyimpan pelajaran, pengorbanan, dan penyucian jiwa.

 

Makna Spiritual Haji

Haji bukan hanya tentang berkumpulnya jutaan Muslim dari seluruh penjuru dunia, melainkan tentang kembali kepada fitrah, menyatu dalam kesetaraan, dan meninggalkan segala bentuk keduniaan. Pakaian ihram yang putih dan sederhana melambangkan kematian ego dan kesombongan, serta kesiapan untuk menghadapi akhirat.

Allah berfirman:

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus, mereka datang dari segenap penjuru yang jauh.”
— QS.
Al-Hajj: 27

 

Pelajaran dari Setiap Rukun Haji

  1. Ihram – Menandai niat dan memulai perjalanan dengan kesucian niat.
  2. Wukuf di Arafah – Puncak haji yang mengingatkan kita akan padang Mahsyar, tempat berkumpulnya manusia di akhirat.
  3. Mabit di Muzdalifah dan Mina – Melatih kesabaran, kesederhanaan, dan kebersamaan.
  4. Melontar Jumrah – Simbol penolakan terhadap godaan setan dan nafsu buruk.
  5. Thawaf dan Sa’i – Mengingat perjuangan Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan ketaatan mereka kepada Allah.
  6. Tahallul – Tanda kebebasan dari larangan ihram, simbol kemenangan atas hawa nafsu.

 

Haji dan Perubahan Diri

Haji adalah momentum muhasabah dan transformasi. Ia mendidik hati untuk menjadi lebih tunduk, bersih dari dosa, dan menguatkan komitmen hidup sebagai Muslim sejati. Rasulullah bersabda:

من حج لله فلم يرفث ولم يفسق رجع كيوم ولدته أمه

"Barangsiapa yang menunaikan haji karena Allah, dan tidak berkata kotor serta tidak berbuat fasik, maka ia akan kembali seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya."
— HR. Bukhari dan Muslim

 

Haji bukan sekadar perjalanan fisik, melainkan perjalanan spiritual menuju Allah. Ia adalah panggilan cinta dari Tuhan kepada hamba-Nya yang rindu akan ampunan dan keridaan-Nya. Semoga kita semua diberikan kesempatan oleh Allah untuk memenuhi panggilan suci ini dan kembali sebagai hamba yang lebih taat dan bersih jiwa.

 


04 Juni, 2025

Kepedulian Sosial dalam Islam

Islam adalah agama yang sempurna dan menyeluruh, tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dan Allah (habluminallah), tetapi juga hubungan antar manusia (habluminannas). Salah satu nilai utama dalam hubungan sosial yang sangat ditekankan dalam Islam adalah kepedulian sosial. Islam memerintahkan umatnya untuk peduli terhadap sesama, membantu yang lemah, menolong yang kesusahan, dan membangun solidaritas dalam masyarakat.

Makna Kepedulian Sosial dalam Islam

Kepedulian sosial adalah sikap empati dan tanggung jawab terhadap kondisi orang lain di sekitar kita, khususnya mereka yang sedang dalam kesulitan. Dalam Islam, kepedulian sosial tidak sekadar tindakan sosial biasa, tetapi merupakan ibadah dan bentuk nyata dari keimanan.

Rasulullah bersabda:

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

"Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Bentuk-Bentuk Kepedulian Sosial dalam Islam

1.    Memberi Sedekah dan Zakat
Zakat merupakan kewajiban, sedangkan sedekah adalah anjuran. Keduanya bertujuan membersihkan harta dan menolong yang membutuhkan.

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka...”
(QS. At-Taubah: 103)

2.    Menolong Orang yang Kesusahan
Rasulullah bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ...

"Barang siapa yang melepaskan satu kesulitan dari seorang mukmin di dunia, Allah akan melepaskan satu kesulitan darinya pada hari kiamat."
(HR. Muslim)

3.    Menjenguk Orang Sakit
Sebuah bentuk empati dan silaturahmi yang sangat dianjurkan dalam Islam.

4.    Membantu Tetangga dan Masyarakat Sekitar
Islam sangat menganjurkan kebaikan terhadap tetangga, bahkan Nabi menyebutkan bahwa Jibril terus-menerus berwasiat tentang tetangga, seakan-akan tetangga akan mendapatkan warisan.

 Dampak Kepedulian Sosial

  1. Meningkatkan solidaritas dan persatuan umat.
  2. Mengurangi kesenjangan sosial dan kemiskinan.
  3. Mendatangkan keberkahan dalam hidup dan harta.
  4. Menjadi jalan menuju surga.

Kepedulian sosial bukan sekadar kewajiban sosial, tetapi juga merupakan cerminan iman dan pengamalan ajaran Islam yang sejati. Seorang muslim yang baik bukan hanya rajin beribadah secara ritual, tetapi juga aktif dalam kehidupan sosial yang bermanfaat bagi orang lain. Mari kita jadikan kepedulian sosial sebagai gaya hidup islami dan wujud kasih sayang antar sesama.

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad)

 


03 Juni, 2025


Dalam Islam, pernikahan adalah ibadah yang sakral dan merupakan bagian dari sunnah Rasulullah . Pernikahan bukan hanya ikatan lahiriah, melainkan juga ikatan spiritual yang bertujuan untuk menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Dalam struktur keluarga Islami, suami memegang peranan penting sebagai pemimpin rumah tangga. Namun, kepemimpinan dalam Islam bukanlah dominasi, melainkan tanggung jawab dan amanah yang penuh kasih sayang.

1. Suami sebagai Qawwam (Pemimpin)

Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka."
(QS. An-Nisa: 34)

Ayat ini menunjukkan bahwa suami memiliki peran sebagai qawwam—pemimpin yang bertanggung jawab terhadap istri dan keluarganya. Kepemimpinan ini harus dilandasi keadilan, tanggung jawab, dan kasih sayang, bukan kekuasaan yang semena-mena.

2. Suami sebagai Penafkah dan Pelindung

Salah satu kewajiban utama suami dalam Islam adalah memberikan nafkah kepada istri dan anak-anaknya, baik berupa makanan, pakaian, tempat tinggal, maupun kebutuhan lainnya. Rasulullah bersabda:

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ

"Cukuplah seseorang itu berdosa jika ia menelantarkan orang yang menjadi tanggung jawabnya."
(HR. Abu Dawud)

Selain nafkah lahir, suami juga berkewajiban memberikan nafkah batin, termasuk perhatian, rasa aman, dan penghargaan kepada istri. Ia harus menjadi pelindung dari gangguan, tekanan, dan penderitaan, baik fisik maupun psikologis.

3. Suami sebagai Pendidik dan Penuntun Spiritualitas

Suami bukan hanya bertugas memenuhi kebutuhan materi, tetapi juga membimbing keluarga dalam urusan agama. Ia harus menjadi teladan dalam ibadah, akhlak, dan kehidupan sehari-hari. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka."
(QS. At-Tahrim: 6)

Hal ini berarti suami bertanggung jawab membina keluarganya dalam kebaikan, mengajarkan shalat, membaca Al-Qur’an, serta menjauhi kemungkaran.

4. Suami sebagai Mitra dalam Cinta dan Kasih Sayang

Pernikahan dalam Islam dibangun atas dasar cinta (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah). Rasulullah menunjukkan keteladanan dalam memperlakukan istrinya dengan penuh kelembutan dan cinta. Beliau bersabda:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي

"Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya, dan aku adalah yang paling baik kepada keluargaku."
(HR. Tirmidzi)

Seorang suami ideal adalah yang mendengarkan, menghargai pendapat istri, serta menciptakan suasana damai dalam rumah tangga.

Peran suami dalam Islam sangatlah mulia dan kompleks. Ia bukan hanya kepala rumah tangga, tetapi juga pelindung, pendidik, dan sahabat sejati bagi istrinya. Suami yang baik adalah yang menjalankan perannya dengan penuh tanggung jawab, cinta, dan takut kepada Allah. Dengan demikian, rumah tangga Islami yang diridhai Allah akan terwujud, menjadi surga dunia yang menuntun ke surga akhirat.


02 Juni, 2025

Pelepasan Siswa Kelas VI MIN 2 Bima

Bima – Senin, 2 Juni 2025 

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Bima menggelar acara pelepasan siswa kelas VI tahun pelajaran 2024/2025 dengan penuh khidmat dan kemeriahan. Acara yang berlangsung di halaman madrasah tersebut dihadiri oleh para orang tua siswa, tokoh masyarakat, serta tamu undangan dari pemerintah dan Kementerian Agama. 


Acara dibuka dengan pra-acara yang menampilkan tarian daerah dan lantunan sholawat yang dibawakan oleh siswa-siswi MIN 2 Bima. Nuansa religius dan budaya begitu kental terasa sejak awal kegiatan. 


Selanjutnya, pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan sari tilawah oleh dua siswa berbakat, Muhammad Rijal dan Bella Pertiwi, mengawali prosesi utama acara. Suasana menjadi semakin khidmat saat seluruh hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya, Himne Madrasah, dan lagu perpisahan “Selamat Tinggal Guru dan Kawan-Kawan”. 


Doa pelepasan dibawakan dengan penuh haru oleh Abdul Munir, S.Pd.I, yang juga merupakan tokoh pendidikan di Kecamatan Lambu. Kepala MIN 2 Bima, Juraidin, S.Pd.I., dalam pengantar sambutannya menyampaikan rasa bangga atas capaian dan perjuangan siswa-siswinya, serta mengapresiasi kerja sama semua pihak yang mendukung keberhasilan proses belajar mengajar di madrasah. 


Turut memberikan sambutan, Camat Lambu Muaidin, S.Pd., yang memberikan motivasi kepada para siswa untuk terus melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.


 Sambutan juga disampaikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bima, H. Muhammad Safii, S.Pd., yang menyampaikan dukungan penuh terhadap penguatan pendidikan madrasah serta menyerahkan penghargaan khusus kepada siswa yang tampil membawakan pidato dua bahasa (Arab-Inggris) dengan sangat membanggakan. 



Acara dilanjutkan dengan prosesi penyematan kepada 10 siswa terbaik sebagai bentuk apresiasi atas prestasi akademik dan non-akademik mereka. Kesan dan pesan dari orang tua siswa disampaikan oleh Mutraman, S.Ag., yang mengungkapkan rasa terima kasih kepada para guru dan pihak madrasah atas bimbingan dan perhatian selama enam tahun. 


Salah satu momen yang paling mengesankan adalah penampilan pidato dua bahasa oleh perwakilan siswa kelas VI MIN 2 Bima, yang mendapat sambutan meriah dari para hadirin. Selain itu, uji Tazmi’ Juz 1, 2, dan 30 oleh siswa kelas I, II, dan III turut mewarnai acara, menunjukkan keseriusan madrasah dalam penguatan literasi Al-Qur’an sejak dini. 


Sebagai penutup, siswa Nabil Fikri dari kelas VI menyampaikan ucapan terima kasih mewakili seluruh siswa kepada para guru dan orang tua yang telah menjadi bagian penting dari perjalanan pendidikan mereka. 

Acara pelepasan siswa MIN 2 Bima tahun ini tak hanya menjadi ajang perpisahan, tetapi juga momen apresiasi dan penguatan nilai-nilai keislaman dan kebangsaan yang menjadi karakter madrasah unggul. 

Galery: untuk Video ada di canal YouTube: DK-Dorokabuju TV















Kejujuran adalah salah satu akhlak mulia yang sangat dijunjung tinggi dalam Islam. Dalam segala aspek kehidupan — baik dalam urusan pribadi, sosial, maupun agama — jujur menjadi pondasi utama dalam membangun kepercayaan, ketenangan hati, dan keselamatan dunia akhirat. Islam menjadikan kejujuran sebagai ciri utama orang beriman dan akhlak yang melekat pada para nabi, khususnya Nabi Muhammad .

 Allah memerintahkan kaum Muslimin untuk senantiasa berkata benar:

يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًۭا سَدِيدًۭا

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar."
(QS. Al-Ahzab: 70)

Ayat ini menegaskan bahwa ucapan yang benar (jujur) adalah bagian dari ketakwaan kepada Allah dan akan membawa kepada perbaikan amal serta ampunan dari Allah.

Rasulullah bersabda:

إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ، حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا

"Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada surga. Dan seseorang akan senantiasa berkata jujur hingga dia dicatat di sisi Allah sebagai seorang yang jujur."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjelaskan bahwa kejujuran bukan hanya kebaikan moral, tetapi juga jalan menuju surga. Orang yang terus menjaga kejujuran akan mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah.

 

Jujur sebagai Cermin Iman

Kejujuran bukan hanya persoalan etika sosial, tetapi mencerminkan keimanan seseorang. Dalam kehidupan Rasulullah , kejujuran menjadi identitas yang melekat padanya sejak muda hingga mendapat gelar Al-Amin (yang terpercaya). Orang yang jujur menunjukkan keimanan yang kuat karena dia yakin bahwa Allah Maha Melihat segala ucapan dan perbuatan.

Dampak Kejujuran dalam Kehidupan :

Menumbuhkan Kepercayaan
Kejujuran membangun kepercayaan dalam hubungan keluarga, masyarakat, dan pekerjaan.

Mendatangkan Keberkahan
Rasulullah bersabda:

ٱلْبَائِعُ وَٱلْمُشْتَرِي فِي ٱلْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُ فِي بَيْعِهِ، وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَيْعَتُهُ

"Penjual dan pembeli memiliki hak memilih selama belum berpisah. Jika mereka jujur dan menjelaskan kondisi barang, maka akan diberkahi jual belinya."
(HR. Bukhari dan Muslim)

Membawa Ketenangan Hati
Orang yang jujur tidak perlu menyembunyikan kebohongan. Hatinya tenang karena apa yang dikatakan selaras dengan kenyataan.

Jujur adalah jalan menuju keberkahan hidup dan keridhaan Allah. Dalam dunia yang sering dipenuhi kepalsuan dan tipu daya, seorang Muslim harus menjadikan kejujuran sebagai prinsip hidup. Didiklah diri, keluarga, dan anak-anak dengan akhlak jujur sejak dini, karena dari kejujuran tumbuh karakter yang kuat dan kehidupan yang damai.


01 Juni, 2025


Kesucian adalah bagian penting dari kehidupan seorang Muslim. Islam sangat menekankan kebersihan lahir dan batin, bahkan menjadikannya syarat sah ibadah seperti shalat. Dua cara utama untuk menyucikan diri sebelum ibadah adalah wudhu dan tayamum. Keduanya merupakan bentuk thaharah (bersuci) yang diajarkan langsung dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah .

Wudhu: Bersuci dengan Air

Wudhu adalah membasuh anggota tubuh tertentu dengan air yang suci dan mensucikan. Ia diwajibkan sebelum shalat, menyentuh mushaf Al-Qur'an, dan beberapa ibadah lainnya.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى ٱلصَّلَاةِ فَٱغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ

"Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu, dan basuhlah kakimu sampai kedua mata kaki."
(QS. Al-Ma’idah: 6)

Rukun Wudhu:

1.      Niat

2.      Membasuh wajah

3.      Membasuh kedua tangan sampai siku

4.      Mengusap sebagian kepala

5.      Membasuh kedua kaki sampai mata kaki

6.      Tertib (berurutan)

Keutamaan Wudhu:

Rasulullah bersabda:

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ، خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ، حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ

"Barang siapa yang berwudhu dengan sempurna, maka keluarlah dosa-dosanya dari tubuhnya sampai keluar dari bawah kuku-kukunya."
(HR. Muslim)

Tayamum: Bersuci Tanpa Air

Tayamum adalah bersuci dengan debu suci sebagai pengganti wudhu atau mandi wajib, ketika tidak tersedia air atau tidak memungkinkan menggunakan air karena sakit, cuaca ekstrem, atau kondisi darurat lainnya.

فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَٱمْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ

"Jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (suci); sapulah wajahmu dan tanganmu dengan tanah itu."
(QS. Al-Ma’idah: 6)

Tata Cara Tayamum:

1.      Niat

2.      Menepukkan kedua tangan ke permukaan tanah yang suci

3.      Mengusap wajah

4.      Mengusap kedua tangan sampai pergelangan

Keutamaan Tayamum:

Tayamum adalah kemudahan dari Allah untuk umat Islam:

مَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَـٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

"Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur."
(QS. Al-Ma’idah: 6)

Wudhu dan tayamum merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Wudhu menjaga kebersihan dan kesehatan, sedangkan tayamum adalah bentuk kemudahan dalam keterbatasan. Kedua cara bersuci ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mudah dan penuh rahmat. Menyucikan diri adalah awal dari mendekatkan diri kepada Allah, maka jagalah thaharah sebagai bagian dari keimanan.


Popular

Popular Posts

Blog Archive